"Travel makes one modest. U see what a tiny place, u occupy in this world."
—unknownTM #17
Hari ini, Aerilyn baru saja beranjak dari bangku menuju kantin bersama Zetta. Semenjak kejadian hari itu, Aerilyn dan Rafadh tak lagi saling bertegur sapa. Mereka sama-sama memilih untuk menghindar dan diam tanpa penjelasan apapun. Untungnya, Zetta tak begitu banyak bertanya mengenai hubungan mereka hari ini. Mungkin, Zetta juga mengerti bahwa mereka berdua sama-sama butuh beristirahat.
"Duduk di depan saluyu aja, Lyn." Sahut Zetta saat dirinya dan Aerilyn sudah mulai memasuki pelataran kantin. "Oke." Ucap Aerilyn setuju dengan usul Zetta barusan.
Tak lama, mereka pun menempati tempat duduk dan dengan bodohnya kedua bola mata milik perempuan cantik itu bertemu dengan kedua bola mata coklat milik Rafadh yang kini sedang duduk tak jauh dari tempat Zetta dan dirinya duduk. Setelah itu, mereka sama-sama mengalihkan pandangan dan beranggapan seolah tidak terjadi apa-apa.
Perempuan dengan rambut yang dibiarkan tergerai itu menghela nafasnya berat lalu berkata, "Ayo pesen, gue lapar." Ucapnya pelan pada Zetta yang masih tampak bingung memilih makanan yang akan ia pesan.
"Sini gue yang pesen. Lo mau apa?"
"Ayam geprek saluyu." Jawab Aerilyn sembari menyodorkan dua lembar uang kertas bernominal sepuluh ribu.
Zetta pun mengangguk, lalu pergi ke kedai saluyu dan menghilang bersama kerumunan siswa-siswi yang tengah menahan lapar.
Ting.
Rdave: dimana lyn?
Melihat ada sebuah pesan masuk, Aerilyn pun membalasnya dengan segera,
Aerilynaaksl: kantin, knp dave?
Rdave: td gue cari lo dikls gada. Yaudah gue otw kantin ya.
Aerilynaaksl: ok gue tunggu
Setelah membalas pesan singkat dari Dave, Zetta pun muncul seraya membawa dua buah piring berisi ayam geprek.
"Thanks Zet." Ujar Aerilyn pada Zetta yang mengedipkan sebelah matanya pertanda 'ok'
"Lyn, lo yakin gabakal nyapa Rafadh?" Tanya Zetta tiba-tiba. Aerilyn pun berhenti dari kegiatan makannya, "Uhm." Dehemnya singkat sebagai jawaban.
"Ada apa sih sebenernya? Bingung gue liat lo berdua." Tanya Zetta santai.
Aerilyn pun mengedikkan bahunya pertanda tak tahu, "Gue juga gaktau kenapa." Jawabnya polos diikuti oleh Zetta yang mendesah dengan gusar.
"Ya masa kalian marahan tapi gaada sebabnya."
"Ya gitu, dia mendadak marah dan ngatain gue segala macem." Jawab Aerilyn jujur, Zetta pun memijat keningnya bingung, "Contohnya?"
"Lo jahat. Lo pantes di neraka. Gitu, Zet." Balas Aerilyn sembari terus memasukkan mulutnya dengan sesuap ayam geprek.
"Ya tap--"

KAMU SEDANG MEMBACA
Travelmate
Jugendliteratur#Travelmate --Kisah imajinatif yang berevolusi menjadi sebuah kenyataan. Aerilyn Akselia, gadis cantik yang sibuk mencari promo dan diskon dari aplikasi travel di ponselnya. Namun apa jadinya, ketika travelling ketiga--alias angka sialnya dan semua...