"Travel, before u run out of time."
—unknownTM #5
Pagi sekali, Rajendra sudah bangun dari tidurnya untuk menghubungi layanan sewa mobil yang tersedia di kawasan sekitar hotelnya. Ia melirik sesekali ke arah Aerilyn yang masih tertidur dengan pulas. Ia pun berniat akan membangunkan Aerilyn ketika mobil sewaannya itu sudah sampai dengan aman di depan hotel yang ia tinggali.
"Sawasdee, oh? Ok ok. Thank you! Kha pun na." Jawabnya saat sebuah sambungan telepon masuk ke ponsel miliknya. Ia pun segera melangkahkan kakinya untuk berjalan ke arah jendela kamar agar bisa melihat dengan jelas mobil sewaan yang kini telah terparkir jelas di parkiran hotel yang ia tempati.
Rajendra tersenyum ketika ia melihat mobil yang datang sesuai dengan ekspetasi dan harapannya. Ia pun bergegas untuk membangunkan Aerilyn agar perjalanannya menuju tempat dimana Aerilyn kecopetan berjalan dengan mulus tanpa terganggu oleh parahnya kemacetan Bangkok sedikitpun.
"Er! Bangun, biar cepet sampe." Sahutnya sembari mengguncangkan bahu perempuan di hadapannya.
Aerilyn bergumam sembari masih menutup matanya rapat-rapat, "Nanti dulu, Fadh! Kebiasaan ah lo." Gumamnya.
Rajendra mengerutkan keningnya lalu menarik selimut tebal yang menyelimuti tubuh mungil Aerilyn, "Lo mabuk ya, Er? Gue Rajendra woi! Cepetan bangun, lo emangnya mau gak bisa balik ke Indo?" Ujar Rajendra dengan nada sedikit berteriak.
Aerilyn langsung bangun dari tidurnya seketika, setelah mendengar ucapan dari Rajendra. "Eh? Astaga! Iya ya, gue kan tidur bareng lo tadi malem. Gue pikir gue lagi dibangunin sama si Rafadh." Jawabnya sembari menepuk keningnya.
Rajendra menautkan kedua alis tebalnya, "Bahasa lo gitu amat jir, Er! Udah kek gue abis ngapa-ngapain lo aja. Rafadh siapa sih emangnya?" Tanyanya.
Aerilyn terkekeh, "Hehe, bukan gitu elah, Ja! Rafadh itu, sahabat gue dari gue orok."
Rajendra tertawa terbahak-bahak, "Masih ada aja ya, manusia-manusia kayak kalian? Mana ada sih, persahabatan antara cewek sama cowok yang bakalan bertahan lama?" Kekehnya di akhir kalimatnya.
"Paling-paling ujungnya kalah tuh si embel-embel 'persahabatan' sama jatuh cinta." Sambung Rajendra.
Aerilyn langsung menepis ucapan Rajendra, "Ada lah! Buktinya gue sama Rafadh bertahan lama, gak cinta-citaan pula." Jawabnya bangga.
Rajendra kembali memamerkan tawanya, "Iya in biar cepet. Ayo buruan mandi!" Perintahnya.
Aerilyn mempoutkan bibirnya sebal, "Yaudah, iya! Lo jangan ngintip ya!" Ujarnya lalu meninggalkan Rajendra menuju kamar mandi.
Rajendra hanya menggelengkan kepala nya pelan, lalu diam di kasur sembari memainkan ponsel untuk menunggu Aerilyn menyelesaikan kegiatan mandinya.
Rajendra mengetuk pintu kamar mandi dengan cepat, ketika ia mendapat kabar dari salah satu temannya bahwa jalan yang akan mereka lalui ternyata akan mengalami kemacetan parah karena ada pengalihan arus lalu lintas.
"Er! Cepet! Bentar lagi jalan yang bakalan kita lewatin macet." Teriaknya.
Aerilyn membalas teriakan Rajendra, "Yaelah Ja! Sebentar lagi napa." Keluhnya.
Rajendra mendengus, "Jangan rendeman, Er! Cepetan elah." Protesnya disusul dengan Aerilyn yang tak lama kemudian keluar dari kamar mandinya dengan kaos berwarna putih, hotpants berwarna army, serta rambutnya yang masih berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelmate
Roman pour Adolescents#Travelmate --Kisah imajinatif yang berevolusi menjadi sebuah kenyataan. Aerilyn Akselia, gadis cantik yang sibuk mencari promo dan diskon dari aplikasi travel di ponselnya. Namun apa jadinya, ketika travelling ketiga--alias angka sialnya dan semua...