"I'm done trying, if you want me in your life, let me know. Bye."
—unknownTM #13
Perempuan yang sedang melangsungkan kumpulan ekstrakulikuler nya di lab kimia itu, bergidik ngeri ketika Rafadh memamerkan dada bidangnya sembari melempar seragam olahraga nya itu kesembarang arah, "Gol!" Teriaknya bangga.
"Menurut lo gimana, Lyn?" Tanya Isma, ketua FD113 (Forum Debat SMA 113) Aerilyn pun menoleh dengan kaget, "Hah? Apa, Ma?"
"Ih, Lyn! Gue capek ngebacot panjang tentang diklat, eh lo malah sibuk perhatiin Rafadh yang lagi sparing bola." Decak Isma sebal, "ye! Gue enggak merhatiin dia, Ma! Gak sengaja liat aja." Jawab Aerilyn memberikan pembelaan.
"Iya iya terserah dah, menurut lo gimana kalau diklat nya awal Januari?" Aerilyn memutar bola matanya—menimang perkataan Isma barusan, "Jangan Ma, kecepetan. Akhir Januari aja gimana?"
"Emang lo ada acara traveling awal januari?" Tanya Isma, Aerilyn pun menggeleng dengan ragu. "Enggak juga sih, Ma. Tapi kalau ada libur panjang sih kayaknya iya."
"Yaudah, nanti gue rundingin lagi sama ya--" Isma memotong ucapannya, "Astagfirullah!" Teriaknya kaget saat Rafadh menyelonong masuk ke lab kimia dengan bertelanjang dada.
Aerilyn menggelengkan kepala nya malas melihat tingkah Rafadh yang sudah kelewat ubnormal itu, benar-benar tidak tahu malu, bisik Aerilyn pelan.
Limabelas anggota FD113 yang tadinya sedang sibuk membahas diklat pun, kini memokuskan pandangan mata nya pada lelaki yang tengah santai duduk di kursi guru sembari meneguk air mineralnya.
"Lyn, ayo pulang." Sahut Rafadh polos pada Aerilyn yang masih tak habis pikir, "Lo gila ya, Fadh? Sana balik duluan! Gue belum selesai kumpulannya."
"Ma, Aerilyn pulang yaa, yaa yaa!" Bujuk Rafadh sembari menghampiri Isma dan memainkan tali kerudung rabbani miliknya, Isma menggelengkan kepala nya, "Fadh! Aerilyn masih kumpulan!" Protesnya sebal sembari mendorong Rafadh agar segera menjauh dari kerudungnya.
"Ih Ismaa, kalau Rafadh pulang sendiri nanti ada yang nyulik gimana? Jangan jahat dong, Ma." Ucap Rafadh merajuk, "Lo kenapa gak balik bareng genk lo aja sih?!" Jawab Isma risih.
"Mereka kan gak ikut sparing, Ma! Udah ah, Aerilyn balik ya-ya? Kalau enggak nanti gue bakala--" Isma memotong ucapan Rafadh sebal, "Iya iya! Yaudah Lyn lo boleh balik, nanti gue kabarin aja yang lainnya di grup."
Aerilyn melebarkan matanya sebal, "Ih Ma!" Protes Aerilyn yang kini mengerucutkan bibirnya sebal, "Gue masih pengen ikut kumpulan!" Protesnya, diikuti dengan desahan pasrah dari Isma.
"Udah, Lyn. Lo pulang aja," jeda Isma sembari memasukkan notes milik Aerilyn kedalam tas miliknya, "berabe gue kalau harus punya masalah sama Rafadh." Bisik Isma pelan namun masih terdengar jelas di telinga Aerilyn.
Aerilyn memasang wajah badmood nya, lalu keluar dari ruangan diikuti oleh Rafadh yang mulai memakai seragam olahraganya lagi.
"Lyn, selo dong!" Teriak Rafadh saat Aerilyn sudah mendahuluinya sampai di parkiran, "cepet, panas!" Singkat Aerilyn diikuti oleh Rafadh yang menekan tombol 'unlock' pada kunci mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Travelmate
Teen Fiction#Travelmate --Kisah imajinatif yang berevolusi menjadi sebuah kenyataan. Aerilyn Akselia, gadis cantik yang sibuk mencari promo dan diskon dari aplikasi travel di ponselnya. Namun apa jadinya, ketika travelling ketiga--alias angka sialnya dan semua...