"Jadi setelah membacanya kurang lebih seminggu, apa yang kau dapatkan?"
Gamal tengah menghadapi Rista yang kali tumben membawakan secarik kertas ukuran A3 dan sebuah spidol permanen berwarna hitam. Gadis itu mengetuk-ketukan spidol dengan tidak sabar. Menunggu Gamal membuka mulut untuk bicara. Sementara Gamal yang baru kali ini dituntut membuat mapping map, setelah berbulan-bulan pekerjaan mereka hanya mengobrol, sedikit terkejut dengan perubahan Rista. Dia semakin bawel dan banyak akal setelah kedatangan Damar, terlebih setelah Rista tahu mengenai fobianya.
"Gamal..."
"Bisakah kita mengerjakan hal lain? Mengapa kau jadi menyusahkan sih akhir-akhir ini? Jangan bilang soal menjaga reputasimu di depan Damar sialan?"
"Namanya bukan Damar sialan ya!" Rista menjitak dahi Gamal dengan sisa kertas A3 yang dia gulung. "Bagaimana pun dia kakakmu. Seharusnya kau punya rasa hormat sedikit."
"Pikiranmu pasti sudah teracuni--"
"Diam deh, dan cepat selesaikan mapping map-nya!" sergah Rista galak.
Gamal mendengus. Mau tidak mau dia harus mengikuti permainan Rista. "Jadi novel ini menceritakan Sybil yang memiliki enam belas kepribadian."
"Terus?"
"Sudah. Selesai."
Rista menjitak jidat Gamal lagi. "Kalau begitu saja, mengapa aku harus repot-repot membawa kertas dan spidol!"
"Dasar cerewet!" Gamal jadi bersungut-sungut. Akhirnya dia menuruti Rista dengan sedikit ogah-ogahan. "Jadi, pertama kita tuliskan semua tokoh yang ada dalam novel. Pertama, Sybil yang jiwanya terpecah menjadi enam belas kepribadian," Gamal menulis nama Sybil di tengah-tengah kertas, dalam huruf besar. "Kemudian ada dokter Wilbur, Hattie Dorsett, William Dorsett, Nenek Mary, Kakek Dorsett, Teddy Reeves, Dokter ketika dia berumur 3 tahun, dan sisanya orang-orang tidak penting."
"Sekarang kau buat garis penghubung. Garis lurus untuk hubungan yang intim atau dekat, kemudian putus-putus untuk yang hubungannya renggang."
Gamal mengikuti perintah Rista menghubungkan garis-garis. Dia menghubungkan dokter Wilbur, Hattie Dorsett, dan Williard Dorsett dengan garis lurus, sisanya dengan garis putus-putus.
"Sekarang kau tuliskan siapa saja nama kepribadian-keribadian yang muncul."
Gamal membuat garis lain, menarik dari nama Sybil, dia membuat tiga titik utama yang terdiri dari Vicky, Peggy Lou-Ann Baldwin, dan Marjorie-Ruthie. Dari tiga nama utama tadi, Gamal membuat sub-sub; Marcia, Vanessa, Marry, Helen, Clara, Sybil Ann, dan The Blonde dari Vicky dan Mike, Sid, dan Nancy Lou Ann dari duo Peggy."
"Keren ya kau bisa mengingat nama mereka semua," puji Rista yang tak menyangka Gamal tak perlu menengok isi novel untuk menuliskan semua nama.
"Iyalah. Masa seperti otakmu yang payah."
Rista mendengus. Dia pura-pura tak mendengar. "Jadi kita uraikan sekarang. Mulai dari Marjorie-Ruthie. Bagaimana mereka muncul pertama kali?"
"Kau yakin mau mulai dari yang 'ekstrim'?"
"Kita sedang bicara yang ilmiah ya, dan dirunut dari usianya."
"Kalau dari usia kan, pertama kali muncul adalah Vicky dan Peggy."
"Tapi dari tingkah kekanak-kanakannya, umur Marjorie-Ruthie lebih muda," kekeuh Rista mempertahankan ucapannya.
Gamal menghembuskan napas. Akhirnya mengalah. "Mereka muncul karena, yah seperti yang kau baca, kejadian primer," Gamal memberikan penekanan pada dua kata terakhir. "Ruthie yang kira-kira berumur 3.5 tahun tidak suka ayah dan ibunya, Hattie dan Williard Dorsett, saling berdekatan. Apalagi kemunafikan mereka yang mengingkari seks namun menunjukkannya pada Sybil sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
phobia [completed]
Romance"Sounds like we are playing, not studying?" Itu pertanyaan Rista pada Mbak Anggra saat mendengar kriteria pengajar yang dibutuhkan oleh seorang wali murid. Didesak kebutuhan mengenyangkan perut, tanpa berpikir panjang Rista menerima tawaran mengajar...