15# Meet EBO

11.5K 1K 104
                                    

#INi para pembaca baru masih ngarep ceritanya dilanjut di watpad nggak yaa?  Kok nggak pada komen?😭😭😭 apa dilanjut baca di playstore aja biar nggak usah vote dan komen. Masa' cuma di add di reading list aja kakak.... sungguh thegha dhirrriiiiimmmhhhuuuuu....😭😭😭😭😭

~*~

"Kucing.... Kucing... Kuciiiingngng!!!!

Wanita itu mengepalkan kedua tangan menutupi matanya dan melompat-lompat histeris di atas sofa.

Ridan sampai terhenyak berdiri, bolak-balik melihat Kaylita dan apa yang menjadi penyebab kehebohannya.

Sebuah benda berbentuk setengah bola meluncur dengan mulus melewati pintu dan bergerak ke sudut terdekat untuk memulai pekerjaannya. Permukaannya yang seperti dome memang berpenutup bulu-bulu panjang berwarna coklat muda dan lebat. Tetapi benda itu tidak memiliki kepala, atau mata, atau ekor, atau telinga.... Bagaimana mungkin Kaylita bisa mengira benda itu kucing?!

Antara geram dan ingin tertawa, wajah Ridan memanas sejadi-jadinya melihat pelayannya itu jalan di tempat sambil histeris dengan sepatu hak runcing di atas sofa.

"Kucing! Kucing!! Singkirkan kucing itu!!"

"Itu bukan kucing, Bu Kaylita....! Ya ampun...! Perhatikan sebentar!... Lihat baik-baik...! Itu bukan kucing!"

Ridan terpaksa menghampiri wanita itu dan menarik tangannya dari depan wajah agar bisa melihat.

"Lihat baik-baik!... Nah, kan?! Itu robot....!! Dia tidak punya kepala dan tidak punya ekor... dan dia tidak mengeong....!" Ridan terbeliak melihat wajah Kaylita yang ketakutan, penasaran, tetapi juga bingung dengan penjelasannya. Pipinya heboh merona dengan mata yang sedikit berkaca-kaca, bulat melebar memperhatikan benda yang kini bergerak mondar-mandir dari sudut ke sudut dengan teratur. Tangannya yang masih mengepal menutup mulut yang mungkin masih ingin berteriak.

Sangat menggem... DAMNED IT!!

"Robot?"

Ridan menghela nafas, sambil mengusap wajahnya yang panas. "Itu EBO, Bu Kaylita.... Robot pembersih yang mem-vacuum dan me-wax seluruh lantai di rumah ini. Salah satu pelayan yang saya banggakan, paling bisa diandalkan dan tidak banyak membuat keributan!" Ridan harus mengatupkan rahang agar tidak tertawa.

"Oh.... Maafkan saya, Pak.... Saya tidak pernah melihat robot seperti itu.... saya kira tadi kucing karena bulunya lebat sekali.... Saya ... takut pada kucing..." Lita mencengkeram bagian dada dressnya, dan sedikit menekuk lutut bermaksud untuk turun dari sofa.

"Baiklah... saya akan ingat baik-baik hal itu.... Tapi tolong ingat baik-baik juga kalau bulu lebat ini...." Ridan menghadang laju robotnya dengan kaki, dan memencet sebuah tombol pada benda itu. Bulu lebatnya terangkat ke atas oleh sebuah tiang panjang dan berputar sambil bergerak membelai kaki Ridan, "...adalah kepala vacuum cleaner.... Seperti kemoceng yang menjadi alat kerjanya. Anda mungkin akan sering melihat EBO berkeliaran di seluruh penjuru rumah, Bu Kaylita, karena itu adalah tugasnya. Dan jika kebetulan dia membunyikan alarm seperti ini...."

Ridan menginjak benda itu, yang tampaknya kemudian berusaha membebaskan diri. Tetapi karena gagal, sebuah bunyi "tiiit... tiiit... " terdengar, dan pria itu melepaskan kakinya, "Anda bisa menolongnya, karena biasanya ia terjebak atau terjepit perabotan."

Ebo meluncur kembali di atas lantai dalam gerakan yang mulus dan lambat, sekali waktu menjulurkan kemocengnya yang berputar di permukaan kursi dan meja serta rak-rak buku.

Kaylita masih terperangah saja memperhatikan benda itu, membuat hidung Ridan terasa sangat gatal. Tetapi tangannya justru menggosok sudut mata di bawah kacamatanya dan rahangnya mengatup lebih keras.

NURSING CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang