9# Marionette

15.1K 1.1K 38
                                    

#Holla dears... republish untuk hari ini

Jangan lupa untuk vote sebelum membaca, komentar sepanjang dan setelah membaca, dan menambahkan cerita ini ke reading list kalian supaya follower kalian juga pada tahu. I love you dears... so happy reading.#

***

Perawat membukakan pintu kamarnya dan Kaylita berdiri terpaku .

Laki laki itu benar-benar sudah gila....

"Saya akan membayar Anda enam ratus ribu rupiah per hari sebagai ibu susu putri saya. Tapi saya ingin dia disusui secara langsung, bukan lewat pompaan atau dari mangkuk dan sebangsanya. Itu tidak steril.

Saya akan sediakan kamar suit di rumah sakit yang dekat dengan NICU, sehingga Anda bisa tinggal di sini untuk menyusuinya setiap saat yang diperlukan. Akan ada pelayan dan ahli gizi untuk melayani Anda.

Saya tidak bisa memberi Anda alasan untuk melakukan pekerjaan lain selain merawat diri sendiri dan menyusui putri saya. Tidak ada libur, tidak ada cuti, kecuali sesuatu yang berkaitan dengan keselamatan nyawa, dan itupun Anda akan pergi dengan pengawalan sopir saya.

Kesepakatannya akan berjalan selama enam bulan dia mendapat ASI eksklusif, lalu diperbaharui setelahnya dengan melihat kondisi putri saya sampai dia berusia satu tahun, lalu kita lihat lagi nanti sampai dia berusia dua tahun. Bagaimana?"

Enam ratus ribu sehari.... Berarti delapan belas juta sebulan, yang berarti 108 juta dalam enam bulan. Tetapi dengan uang sebesar itu ia menggadaikan seluruh waktu dan kebebasannya... Lalu bagaimana dengan Niconya? Ia punya uang, tetapi tidak bisa mencari Nico? Lalu apa artinya?

"Itu masalah mudah....!" Dokter Terry tertawa lepas saat ia menyatakan kegundahannya itu. Mereka sedang berjalan menuju laboratorium untuk melakukan screening test.

"Ridan punya tim penyelidik yang menyelidiki perusahaan-perusahaan tertentu. Aku akan minta kontaknya. Mereka bisa membantu kita menemukan Nico." Dokter Terry mengamit lengannya seolah mereka sudah berteman sejak kecil. Dia menyapa setiap pekerja rumah sakit dan membuat mereka tersenyum padanya juga. Wanita ini benar-benar orang yang menyenangkan.

"Apa Pak Ridan akan mengijinkan?"

Terry mengangkat alisnya dan mencebik kecil. "Aku tahu cara berpikirnya. Aku bisa membujuknya menuruti keinginan kita," katanya penuh percaya diri.

Memangnya Pak Ridan itu semacam mobil, apa?! Atau mungkin memang ada sesuatu yang istimewa di antara mereka?

Dokter Terry memotong semua antrian yang harus mereka lewati dan membuat semua orang mendahulukannya hanya dengan mengatakan, "Dia akan menjadi ibu susu Eve..."

Lalu orang yang dihadapinya akan berkata, "Oohh..." dan menariknya untuk memberikan apapun yang dibutuhkan.

Dokter Ridan ini, atau putrinya jelas menjadi sosok yang istimewa untuk mereka semua.

"Penghasilan dokter ternyata benar-benar besar, ya..." Lita tidak bisa menahan diri untuk menyuarakan rasa penasarannya. Siapa yang mau membayar wanita penyusu sebesar itu di negara ini? Di daerah tempat tinggalnya saja seorang wanita yang mau menyusui anak orang lain paling hanya diberikan satu dua karung beras dan beberapa ratus ribu sebulan. Bayarannya hanya sedikit lebih banyak dari pada pengasuh, karena pada umumnya orang lebih memilih membelikan susu formula yang mmahal untuk bayi mereka

"Mungkin sebagian dokter memang berpenghasilan besar... tetapi Ridan tidak. Dia menjadi dokter hanya karena panggilan jiwa. Dan dia mencintai pekerjaan ini. Kau tidak akan percaya ini, tapi Ridan bisa menangis oleh rasa bersalah karena mengambil bayaran dari orang sakit yang minta tolong kepadanya. Dia tidak pernah mengambil gajinya..." Terry membulatkan mata. Bahkan dia sendiri tampak masih terheran-heran dengan kenyataan itu.

NURSING CONTRACT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang