Delapan

8 3 1
                                    

Sho dan Ikki berjalan di tanah yang agak landai dan memeriksa keadaan di sekitar sungai besar. Di kiri kanan mereka semak-semak yang cukup tinggi dengan pepohonan rendah. Jejak-jejak terbakar terdapat di beberapa sisi hutan. di ujung-ujung dedaunan, di batang pohon, di rerumputan yang mereka pijak dan membentuk sebuah alur.

Jika benar-benar terjadi kebakaran, mestinya semua hutan sudah habis. Tapi jejak-jejak hangus ini hanya membakar sebagian hutan saja. Ketika ditelusuri, jejak-jejak hangus ini selalu berakhir pada sesosok tubuh yang hangus, lalu berpindah ke tubuh lainnya. Hingga ada sekitar 10 mayat habis terbakar. Seakan-akan api itu mengejar para pemburu ini.

Ikki yang berada tepat di sisi sungai tiba-tiba memanggil Sho. Sho pun berlari pelan untuk mencapai Ikki. Ikki berada di tanah yang paling rendah dan berbatasan langsung dengan air sungai. Sho harus turun melewati bukit kecil untuk mencapai Ikki.

"Bantu aku!" Ikki berteriak dan membuat Sho semakin memperlebar langkah kakinya. Ketiak sampai, dia melihat Ikki sedang tertelungkup di sisi sungai. Bagian atas tubuhnya condong ke arah sungai dan tangannya menjulur ke arah sungai. Dia terlihat seperti seseorang yang sedang menggapai sesuatu di badan sungai.

Ketika Sho semakin mendekat, ia melihatss sesosok tubuh berada di bagian mulut sungai. Lengannya terasngkut di salah satu cabang pohon yang muncul di mulut sungai. Sedangkan kakinya sudah menyentuh air sungai dan bergerak-gerak terkena aliran sungai. Bajunya robek sana sini dan beberapa bagian berwarna hitam karena hangus terbakar.

"Sepertinya dia masih hidup" Teriak Ikki.

Sho pun menangkap tubuh Ikki dan menjaga Ikki agar tetap stabil dan bisa menggapai tubuh itu dengan aman. Ikki meraih tangan si pemburu tersebut dan mulai menariknya. Sho menjaga tubuh Ikki agar kuat menarik tubuh itu. Akhirnya mereka berdua berhasil mengangkt tubuh sang pemburu tresebut dan membaringkannya di tanah.

Meskipun tubuhnya tak sehangus mayat-mayat yang mereka lihat, tapi warna darah yang merah kehitaman menutupi seluruh perutnya. Lelaki itu terbatuk-batuk sambil mengeluarkan darah dari mulutnya. Nafas Sho tertahan, dia menutup hidungnya ketika bau darah menyeruak dari tubuh tersebut. Ternyata melihat secara nyata sesosok tubuh yang terluka seperti ini berbeda dengan yang ada di film-film. Rasanya nafas sang korban begitu menyakitkan. Darah yang keluar begitu banyak. Rintihan sang korban pun membuat perut Sho melilit. Sho tidak menyangka bahwa dia tidak terbiasa melihat tubuh dengan luka yang begitu parah seperti ini.

Sho tidak yakin pertolongan pertamanya dapat membantu lelaki ini. Tapi Ikki memerikas luka lelaki tersebut dan menyadari bahwa lukanya dalam ditambah tubuhnya yang hangus terbakar. Ikki mencoba mengeluarkan peralatan p3k nya dan menyuruh Sho untuk membantunya. Sho mengangkat tubuh lelaki itu agar duduk dengan benar. Ikki mengeluarkan botol airnya dan siap membasuh luka sang lelaki. Sebelum Ikki membanjur luka lelaki tersebut. Tangan sang pemburu menggenggam lengan Ikki dan membuat Ikki berteriak kaget.

Sang lelaki menggerakkan bibirnya yang pucat. Sho mendekatkan telinganya ke samping mulut sang korban.

"Lari"

"Bahaya"

Sang pemburu itu terbatuk-batuk kembali dan semakin menjadi-jadi. Dia menarik nafasnya kembali dan melanjutkan kata-katanya.

"Monster... Api..."

1+1+1Where stories live. Discover now