Delapan Belas

3 0 0
                                    

Kaha, Tera dan Uda menuntun Sho ke area pemukiman orang-orang hutan yang tak jauh dari sungai. Di tengah padang rumput yang lebih lapang terdapat berbagai macam manusia yang sedang berkegiatan dan tenda-tenda yang terbuat dari kulit.

Kalau disebut manusia, orang-orang hutan ini lebih disebut orang jadi-jadian. Sho bisa melihat beberapa tanduk yang muncul di sebagian manusia. Di dekat pepohonan beberapa manusia dengan kaki kuda berdiri dan bercengkerama. Tertawa dengan suara keras. Ada makhluk yang berdiri dengan keempat tungkainya dan lebih mirip serigala berkejaran dengan sesosok kucing besar.

Orang-orang hutan ini berkumpul membentuk kelompok-kelompok kecil lagi. Mereka semua sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Beberapa di antaranya mengelilingi api unggun sambil mengerjakan kerajinan yang Sho tak pahami. Ada yang berkumpul dan sekedar duduk-duduk untuk berbincang dan tertawa. Ada yang berkumpul untuk memasak dengan pisau dan talenan di tangan mereka. Kuali berasap digantungkan di atas api. Ada juga yang sedang menggantung kulit-kulit binatang untuk dijemur. Sho bahkan tidak tahu binatang apa yang bentuknya seperti itu. Berbagai macam bau amis tercium di udara. Berbeda dengan hutan dingin yang biasa mereka lewati. Udara dsini begitu hangat dengan berbagai bebauan yang aneh. Suara-suara tawa dan teriakan-teriakan riuh rendah mengisi perkampungan orang hutan ini. Sho seakan-akan berada di sebuah desa terpencil.

Tiba-tiba seorang lelaki dengan kulit biru memanggil nama Kaha dan melambaikan tangan ke arahnya. Kaha balas melambai dan tersenyum bangga sambil menunjuk ke arah Sho. Mata dari lelaki biru itu melebar dan dia mendekat ke arah Kaha.

Tidak hanya lelaki biru itu, satu persatu orang-orang hutan itu memandang Sho dan teman-temannya. Mereka memberhentikan kegiatan mereka untuk mendekat dan melihat Sho. Makhluk-makhluk itu kini mengelilingi Sho, Shii dan Ikki. Bentuknya yang bermacam-macam dengan wajah-wajah yang aneh membuat Sho bergidik. Satu persamaan yang bisa Sho rasakan dari orang hutan ini. Perasaan benci mereka pada Sho, Shii dan Ikki.

Suara-suara caci maki keluar dari mulut mereka. Sama seperti Kaha, bahasa mereka aneh. Selain cacian ada juga yang menertawakan mereka. Tawa ejekan. Bahkan ada yang melempar barang-barang aneh ke arah Sho dan Shii. Seperti telur, isi perut binatang, makanan berlendir yang Sho tak tahu apa itu, bahkan kotoran. Sho berusaha menghindari semua lemparan itu. Shii sedari tadi hanya menunduk pasrah. Melihat wajah Shii yang sedih, Sho berteriak marah. Padahal Shii tadi sudah lebih percaya diri sejak obrolan dengan Sho dan Ikki. Sekarang Shii kembali menjadi wanita yang tak punya semangat hidup kembali.

Kaha, Tera dan Uda berusaha menahan segerombolan orang-orang hutan ini agar mereka tidak terlalu dekat dengan Sho, Shii dan Ikki. Tera yang menahan para warga hutan ini, mencoba berteriak memanggil seseorang bernama Andi.

Semua caci maki ini membuat Sho semakin kesal. Apalagi ketika Ikki yang ada di pundak Kaha menjadi bahan caci maki juga padahal dia sedang tak sadarkan diri. Sho mencoba melepaskan ikatannya. Saat itu yang dia pikirkan adalah membunuh semua orang-orang ini.

"Apa sih salah kami!" Sho berteriak marah. Para orang hutan ini membalas dengan berbagai alasan. Banyak diantaranya meminta mereka bertanggung jawab atas teman-temannya yang mati. Sho ingin berteriak dan membalas mereka bahwa mereka lah yang harus bertanggung jawab atas kematian orang tuanya.

Sebelum Sho berteriak lebih jauh, tiba-tiba ada sebuah ledakan terdengar. Semua orang langsung terdiam dan menoleh ke arah datangnya ledakan. Awalnya Sho tidak tahu apa yang terjadi sampaiorang-orang hutan di sekeliling Sho merenggang untuk memberi jalan pada seseorang. Dari balik keurumunan itu, seorang lelaki berumur sekitar 40 tahunan mendatangi Sho. Pakaian kulitnya sama seperti warga hutan yang lainnya. Ada kalung tulang belulang yang menggantung di lehernya. Meskipun terlihat sudah tua, tapi tubuhnya yang berotot memperlihatkan banyak luka. Kumis dan janggut menghiasi wajah lelaki ini.

1+1+1Where stories live. Discover now