Duapuluh Enam

5 0 0
                                    

"Apa yang akan kita lakukan jika bertemu monster api itu lagi?" Shii mengutarakan kekhawatirannya.

"Aku dengar dari Andi bahwa mereka hanya bisa mati jika di jatuhkan ke dalam sungai," Sho mencoba menjawab, "Aku berpikir, kita harus mendorong semua mayat-mayat itu ke dalam sungai."

"Tapi itu takkan bisa melenyapkan mereka untuk selamanya," Ikki ikut berbicara,"Aku merasa mayat-mayat itu bukanlah monster yang sebenarnya. Monster yang sebenarnya mengendalikan mayat-mayat itu dari jauh. Aku bisa merasakannya."

"Jadi, kalau monster utama ini mati, semua ini akan selesai?" Tanya Sho. Ikki membalas dengan anggukan. Nafasnya semakin jelas terdengar. Mereka bertiga sedang berjalan di atas tanah yang tidak rata. Melewati akar-akar pohon dan daun-daun kering. Semakin lama semakin naik menuju ke arah mereka datang kemarin.

"Tidak bisakah kita kabur dan pergi saja meninggalkan makhluk itu?" Tanya Shii.

"Awalnya aku pun berpikir demikian. Tapi aku merasa hanya kita bertiga yang bisa mengalahkan monster itu. Dengan kekuatan yang kalian miliki, kita bisa mendorong makhluk itu ke dasar sungai. Shii, kau bisa memperlambat makhluk-makhluk terbakar itu. Ikki kau bisa menyapu mereka sekaligus dengan akar-akar pepohonan," Sho menggerakkan tangannya seperti sedang mendorong sesuatu.

"Lagipula kalau kita tak menghentikan monster ini, bisa-bisa semua pemburu mati terbakar. Tak ada yang bisa menjamin monster itu takkan bisa melewati tembok," Sho melanjutkan.

Ikki mengangguk-angguk setuju. Shii pun akhirnya menduduk dengan wajah khawatir. Ikki menepuk-nepuk punggung Shii sambil tersenyum. Shii membalas dengan seyuman lemah.

Mereka tetap berjalan melewati pepohonan mahoni, menuju bunyi-bunyi tembakan dan teriakan tak jauh di depan mereka.

1+1+1Where stories live. Discover now