Lima Belas

5 0 0
                                    

Mereka bertiga menoleh ke arah sumber teriakan. Dari antara pepohonan, terlihat cahaya kemerahan. Teriakan itu semakin mendekat. Sho, Shii, dan Ikki mulai waspada.

Dari kejauhan, mereka melihat seseorang sedang berlari ke arah mereka. Tubuhnya dilapisi api kemerahan. Bayangan tubuhnya yang berada di balik kobaran api, berlari tak karuan. Mengeluarkan teriakan tak jelas. Dia berlari diantara cabang-cabang pohon. Sampai akhirnya terjatuh di atas dedaunan kering yang juga ikut terbaakar.

Ikki langsung berlari ke arah orang tersebut. Tubuh yang tergeletak itu masih berkobar. Sho menahan nafasnya dan perutnya melilit. Sho melihat Shii yang mukanya berubah tegang. Shii menutup mulut dan hidungnya sambil menegrnyit. Tangannya terkepal.

"Bisakah kalian ambilkan air dari sungai?" Ikki berteriak dari kejauhan. Seperti biasa, Ikki terlihat begitu tenang. Sho berbalik ke arah sungai dan membawa botol minumnya. Dia meminta Shii untuk menyerahkan botolnya juga.

Tapi Shii terdiam disana dan menjulurkan tangannya ke depan.

"Ikki menjauhlah!" Ujarnya.

Udara dingin tiba-tiba terasa pekat di udara. Sho langsung merinding. Bunga-bunga es merambat di at as tanah, dari bawah kaki Shii Terus merambat menuju Ikki. 


Ikki menyingkir,

Bunga es itu Terus merambat di at as dedaunaab kering. Mengubah dedaunan yang kecokelaatn kini menjadi putih dan berbunga es.

Api yang melahap tubuh manusia itu perlahan mengecil. Bunga-bunga es semakin padat mengelilingi tubuh itu. Kepulan asap putih yang membawa aura dingin berputar di sekitar tubuh tersebut. Ikki menggigil dan menjauh.

Hingga akhirnya api padam dan menyisakan sesosok tubuh hitam yang tergeletak.

Ikki menoleh ke arah Shii, mengacungkan jempol dan tersenyum lebar.

Shii tersenyum kecil. Sho menepuk punggung Shii dan berjalan ke arah tubuh yg hangus. Shii saja bisa memberanikan diri untuk menghadapi mayat. Sho merasa tidak boleh kalah oleh keberanian Shii.

Sho dan Ikki melihat korban yang hangus. yang tersisa hanyalah daging yang terbakar. Wajahnya pun sudah tak dapat dikenali. Sho hampir sjaa muntah.

"Kalau tidak kuat, menjauhlah" Ujar Ikki. Baru pertama kali ini Sho merasakan kepedulian Ikki dari kemarin. Sho pun mundur ke belakang. Bau hangus terus tercium dan membuat Sho mual.

Ikki pun berjongkok untuk melihat mayat itu lebih jelas. Sho masih belum mengerti kenapa Ikki bisa setenang itu melihat monster dan mayat-mayat ini. Seakan-akan Ikki sudah terbiasa melihat semua kejadian ini.

Tapi meskipun dia bisa merasakan keberadaan makhluk-makhluk itu, Ikki selalu ragu ketika harus membunuh mereka. Sepertinya dia harus meyakinkan dirinya dulu untuk bisa menarik pelatuk.

Ikki tiba-tiba melompat ke belakang dan mundur. Sho emnjadi waspada dan melihat bahwa Ikki kini mengacungkan pistol nya ke arah kedalaman hutan persis dari tempat datangnya mayat yang terbakar.

Tiba-tiba garis kemerahan menyala di antara akar-akar pohon. Kobaran api merambat seperti mengikuti sebuah jalur yang sudah dibuat. Merambat di antara rerumputan dan tanah menuju ke arah Ikki.

Ikki semakin mundur hingga menabrak Sho. Sho menyiapkan senapannya.

Kobaran api itu merambat ke arah mayat yang terbakar dan membakar mayat hangus itu. Seonggok tubuh hitam itu kini terbakar kembali. Berkobar dalam api.

Dari balik kobaran api, Sho bisa melihat bayangan menghitam dari tubuh yang terbakar itu kini bergerak. Seperti dalam gerakan lambat, tubuh itu bangkit. Dimulai dari punggungnya yang terangkat dari tanah. Seakan-akan ada yang menarik dadanya. Kedua tangannya baru bergerak kemudian, menyangga tubuhnya untuk berdiri. Tubuh itupun berdiri seutuhnya, dalam kobaran api yang semakin lama semakin besar. 



1+1+1Where stories live. Discover now