Ryakuzen

96 8 1
                                    

Warning!
Cerita ini hanya fiksi. Karya imajinasi seorang tanpa meniru karya lain. Unsur tempat dan wilayah tidak memiliki kaitan dengan realitas dunia.

Happy reading!

---


"Umur?"

"Tujuh belas."

"Nama?"

"Sera."

Wanita di depan Sera melonggarkan sedikit kacamatanya melirik Sera dengan sudut matanya. "Hanya itu?"

Penerimaan siswa dilakukan dengan menginterogasi identitas murid. Namun kasus yang satu ini dengan identitas tidak lengkap membingungkan karyawan di depan Sera.

Sera menggaruk tengkuknya pelan. "Iya?" Gumamnya.

Wanita itu menghela nafas. "Nona, kami tidak bisa menerima Anda jika data identitas Anda tidak diketahui dengan lengkap dan pihak pendaftar tidak jujur dengan latar belakangnya."

Sera ikut menghela nafas menaikkan satu alisnya. "Nyonya, bukannya saya tidak jujur. Tapi maaf, saya tidak pernah pernah merasa mendaftar ke sekolah elit ini."

Karyawan itu mengerutkan alisnya. Nama gadis di depannya Sera, benar hanya 'Sera' tidak ada nama lain di belakang nama 'Sera' terdaftar di daftar nama penerimaan murid milik wanita itu.

"Lalu, mengapa nama Nona tertera di daftar penerimaan murid?"

"Yang jelas saya tidak tahu."

Wanita itu memijat pelipisnya kemudian membetulkan letak kacamatanya. "Jadi?"

"Ya ampun. Kenapa malah bertanya pada saya? Salahkan siapa yang menyeret saya kemari." Ucap Sera frustasi.

"Anda pintar, kan? Melihat saya saja sudah cukup untuk menyimpulkan situasi sekarang."

Pagi ini gadis itu harus terpaksa diseret--setidaknya itu yang dirasakan Sera--oleh tiga pria berbadan kekar berpakaian hitam. Bahkan gadis itu belum mengganti baju yang layak untuk kemari.

"Nona, nama Anda tertera di daftar nama yang saat ini saya pegang," Wanita itu kemudian memberikan sebuah kapsul kecil pada Sera dan mengetuk ujungnya dua kali memunculkan hologram dengan deretan nama.

Benar nama Sera berada di urutan paling atas hingga tidak sulit dicari. Sera membuka sedikit mulutnya, namun tatapannya datar. "Bagaimana nama saya bisa ada di sana?" Datarnya.

Wanita berkacamata itu hampir ikut frustasi namun tetap sabar menghadapi Sera. "Saya juga tidak tahu, apa terjadi kesalahan..."

Tiba-tiba pintu dibuka, masuklah dua orang laki-laki dengan warna rambut yang sama, cokelat keemasan. Mata mereka memiliki warna yang berbeda. Hazel dan biru gelap. Mereka mirip dari segi warna rambut dan bentuk wajah. Orang-orang tidak akan heran kemiripan mereka berdua karena mereka bersaudara.

Sera tahu siapa mereka, mereka adalah kakak beradik dari keluarga Elphyre. Siapa yang tidak tahu keluarga Elphyre? Sera mendengus pelan.

"Apa lagi ini?"

"Ah, Nona Sera betul?" Sapa si sulung dengan mata berwarna biru gelap menyapa Sera. Pemuda itu tampan, namun bukan selera gadis itu.

"Anda tahu nama saya?" Tanya Sera tanpa mengubah raut wajah untuk lebih ramah. Suasana hatinya saat ini sungguh tidak baik.

"Tentu saja. Maaf kami menggunakan cara yang menurutmu sedikit kasar tadi pagi." Ryochio Elphyre namanya, membungkukkan sedikit badannya.

"Oh, jadi dia ada di balik semua yang terjadi tadi pagi?"

әлем•älem•earthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang