Wette

11 3 0
                                    

Wette* Germany
#pertaruhan

-------------------------------••|

"Hei, Ar!" Zeff memanggil Ar saat menonton pertandingan yang diadakan tahun lalu di Etheranos.

Ar bergumam singkat. Saat ini pemuda dengan rambut berantakan tengah duduk santai menatap kota. Tangannya tak berhenti mengambil keripik dari bungkusan saat keripik di tangannya sudah habis.

"Apa di sini ada bangunan kuno?"

Tidak berniat menjawab, Ar kembali bergumam.

"Aku heran. Bukannya zaman saat ini bangunan-bangunan kuno sudah hampir tidak ada?"

"Hampir bukan berarti tidak ada. Kamu tahu, kan, betapa berharganya sejarah."

"Iya, tapi tetap saja. Kalau di zaman sekarang ini bangunan kuno sudah tidak digunakan sejak puluhan tahun yang lalu. Paling tidak hanya digunakan sebagai tempat wisata."

"Lalu?" Bunyi kriukan keripik di mulut Ar membuat Zeff merasa risih.

"Jangan makan saat bicara."

"Masa bodoh. Aku bukan pangeran."

Perkataan Ar menimbulkan perempatan di dahi Zeff. Ucapannya bertentangan dengan kenyataan. Zeff kehabisan kata-kata karena apapun caranya Ar susah untuk dibantah. Peringatan sejak kenal Ar adalah jangan sekali-kali mengajaknya berdebat. Perdebatan tidak akan berujung dan kalian sendiri bisa gila.

"Lalu...di sini ada acara televisi yang menayangkan pertarungan di Colosseum Etheranos. Sepertinya ini tayang ulang, satu tahun yang lalu mungkin?"

Ar menutup matanya sambil memakan keripik. Ia terlihat berpikir tentang sesuatu. Sesaat kemudian punggungnya menegak lalu terbatuk-batuk dengan mata melotot.

Zeff sendiri kaget karena gerakan Ar yang tiba-tiba. "Astaga! Kamu ini kenapa, sih?" Zeff membantu Ar dengan membawakan segelas air.

Pemuda yang tengah terbatuk itu menerima gelas dari Zeff dan meneguknya dengan cepat. Bukannya mereda justru ia kembali tersedak oleh air.

Zeff hanya bisa memukul jidatnya sendiri. Temannya itu sekarang terlihat bodoh.

Setelah acara tersedak Ar selesai, Zeff mencoba mengeluarkan isi pikirannya. "Kamu tahu sesuatu?"

Ar mendesah berat. Ia rasa ini adalah pilihan yang salah untuk datang ke Etheranos di waktu yang tidak tepat. Ar mengacak rambutnya menjadi semakin kacau. "Empat hari la..."

Suaranya terputus oleh bel kamar yang menggema berulang kali. Di luar, Erina sedang menekan bel tidak sabaran dengan wajah cemberut.

"Iya, iya yaampun! Siapa sih di siang bolong begini?!" Zeff berseru kesal karena gagal mendengar alasan Ar setelah bersusah payah menghilangkan acara tersedak Ar.

Pintu terbuka ke atas. Bunyi halus terdengar  dengan cepat dan tampak Erina di luar dengan senyum lebar.

"Halo para pangeran!"

"Pasti ada maunya!" Zeff dan Ar membatin bersamaan.

Erina masuk dengan girang. Aroma kamar yang dimasukinya seketika menguar bau Ar dan Zeff.  Beberapa detik setelah dia masuk, pintu kamar kembali tertutup dengan kecepatan satu kedipan mata.

"Apa?" Jawab Ar jutek. Suasana hatinya saat ini benar-benar buruk.

"Oh, apa ada sesuatu yang membuat mood mu jelek kali ini?" Tanya Erina sambil duduk di salah satu sofa.

"Jangan tanya." Anak laki-laki muda itu kembali menikmati keripiknya dengan wajah tidak senang.

Rencananya bisa kacau kalau ada yang tahu identitasnya sebelum dia berhasil menemukan buku 'itu'.

әлем•älem•earthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang