Y Me?

21 5 0
                                    

Putra Mahkota, Izanarka Ryles. Pangeran pertama alias anak tertua dari Raja Fawke Ryles dan Ratu Victoria Ryles.

Memiliki satu saudari dan dua saudara. Yaitu, Airarika Ryles dan Grerory Ryles, serta yang termuda Lexray Ryles.

Pangeran Izanarka Ryles dikabarkan menghilang sejak umurnya yang keempat belas. Putri Airarika, adiknya bersekolah di luar negeri pada saat itu. Pangeran Grerory masih berumur delapan tahun ketika Pangeran itu menghilang.

Tidak ada yang tahu kemana perginya Pangeran Izanarka Ryles. Meskipun sudah empat tahun lamanya, entah kenapa tidak ada pihak kerajaan yang mencari Pangeran pertama selain pihak dari luar. Beberapa tahun berlalu Pangeran dikabarkan sudah tiada.

Entahlah, Pangeran dari negri ini benar-benar misterius.

"Jadi, siapa kamu yang sebenarnya?" Sera menunda kepulangannya. Saat ini jam digital berbentuk hologram menunjukkan angka '18:17' di atas tiang tiap persimpangan trotoar.

Sera mendesah lelah. Sejak pemuda di sebelahnya menarik lengannya tanpa permisi, Ar begitu diam. Saking diamnya Sera merasa pemuda di sebelahnya adalah benda mati yang bisa berjalan dan bisu. Mereka berjalan tanpa arah dan langkah mereka semakin masuk ke tengah kota.

"Astaga, Ar! Sampai berapa lama lagi kamu akan mendiamkanku, hah?" Sera berhenti diikuti Ar yang berada satu langkah di depannya.

Ar hanya menoleh ke belakang sebentar, bergumam, lalu kembali berjalan. Kali ini Sera benar-benar merasa kesal. Gadis itu hanya bisa ikut berjalan di belakang pemuda itu. Jangan lupakan fakta bahwa dia adalah seorang pangeran. Darah bangsawan mengalir dalam darahnya. Tentu saja sikap egois dan arogan mendarah daging lalu kumat di saat seperti ini.

Sera hanya bisa kembali menghela nafas lalu tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya menatap punggung tegap di hadapannya. Percuma diajak untuk bicara, sama saja seperti dia sedang mengajak bicara tiang di pinggir jalan.

"Aku baru berkenalan denganmu satu minggu yang lalu, loh." Kali ini Sera memutuskan menjadi cerewet untuk beberapa saat kedepan bersama Ar.

"Boleh aku memperkenalkan diriku dengan benar?" Sera tidak menunggu reaksi Ar dan tetap melanjutkan berbicara.

"Waktu itu aku tidak berkenalan denganmu, kan? Dan ya, namaku Sera kau sudah tahu itu. Umurku mungkin tujuh atau delapan belas tahun, karena aku tidak tahu kapan tepatnya hari ulang tahunku. Sebelumnya aku mencari ilmu di sekolah biasa. Aku tinggal sendirian di apartemen sederhana dan bekerja paruh waktu.

"Pekerjaanku bisa dibilang tidak terlalu normal, aku terkadang jadi umpan untuk membantu pahlawan-pahlawan di luar sana. Menjadi umpan amatir dan menyulut api kemarahan para penjahat. Pekerjaan yang amat sulit karena aku harus benar-benar membagi waktuku, bekerja pada malam hari, hampir mati, untung saja aku mendapat uang setimpal." Sera terkekeh dan Ar hanya mendengarkan tanpa respon.

Gadis itu terus berceloteh tanpa membuat Ar jengah--lebih tepatnya tak diperhatikan. "Waktu itu aku pernah menjadi umpan yang sangat buruk. Aku pernah diambang maut karena tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri. Pahlawan yang 'meminta bantuan'ku meninggalkan aku karena tidak dapat melawan penjahat yang dihadapinya. Lalu orangtua kedua temanmu itu menolongku. Entah kenapa aku merasa seperti...pertama kalinya ada orang yang memperhatikanku layaknya orangtua kandung. Mereka merawatku sampai aku sembuh beberapa hari kemudian."

Kali ini Ar merespon walau sedikit. Dia memutuskan duduk di bangku taman di tengah kota. Kota terlihat begitu ramai. Orang-orang berlalu-lalang di sepanjang trotoar dan di depan mereka. Meski Ar tetap diam, Sera tahu Ar mempersilahkannya duduk.

"Kejadian dimana aku hampir mati membuatku ingin seperti mereka. Mereka bisa menyentuhku hatiku hanya dengan merawatku. Aku juga ingin seperti itu, aku tahu rasanya kesendirian dan hidup tanpa kenal masa lalu karena tidak bisa mengingatnya. Terbangun dalam keadaan ingatan yang hanya separuh dan tidak juga sebagian dari separuh itu aku ingat. Jadi aku ingin bisa membantu mereka yang hampir sama nasibnya denganku."

әлем•älem•earthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang