Seceret

5 2 0
                                    

Seperti malam yang biasanya angin berembus. Tak satupun awan menutupi langit. Di saat semuanya sudah tertidur, Sera masih berdiri di pembatas balkon hotel. Menikmati angin dan langit malam.

"Huh?! Duduklah dengan benar, Sera! Tori tidak suka kamu duduk begitu. Kalu kamu jatuh nanti bagaimana?"

"Jahat! Aku suka duduk seperti ini! Lagipula kamu memang aneh, kenapa kudanya dikasi nama Tori? Dia kan jantan."

"Tori juga bisa untuk jantan, Ra. Kamu saja yang tidak tahu. Ayo jalan, Tori!"

Sera mengembuskan nafasnya pelan. Percakapannya dengan seseorang di masa lalu tiba-tiba terdengar saat mereka membahas menunggang kuda. Sera tahu percakpan itu adalah sebagian dari ingatannya. Hanya saja yang mengganggu pikirannya kali ini adalah tentang siapa lawan bicaranya itu, Tori itu kuda milik siapa, dan mereka ada di mana.

"Setelah itu aku jatuh dari kuda dan menangis, anak itu berkata padaku 'Kan, makanya jangan mengabaikan ucapanku!', begitulah." Gumam Sera pada dirinya sendiri tanpa sadar.

"Tapi yang lebih mengejutkanku—

"Maaf...huhhh sakit! Kenapa kamu tidak membantuku? Dasar angkuh!"

"Merepotkan. Mana tanganmu?"

"Hehe...begitu, dong! Thankyou...My Prince."

"Entah kenapa membayangkannya terasa agak...My Prince? Astaga memalukan." Ucap Sera sembari membuang mukanya ke atas menatap ke angkasa.

•°•°•°•

"Ayah."

Seorang anak berumur tiga belas tahun mendekati pria yang sedang duduk santai di sofa ruang kerjanya. Anak itu menggunakan baju yang rapi berwarna hitam, kontras dengan warna rambutnya.

"Ada apa sampai kamu datang kemari, Pangeran Geor?" Tanya pria itu dengan lembut pada anaknya. Nada halus itu tidak mengurangi wibawa yang dimiliki seorang raja sepertinya.

"Ah, apa saya mengganggu?"

Fawke terdiam sebentar. "Tidak."

"Saya ingin—"

"Jangan formal seperti itu dengan Ayah, Nak. Lagipula kita hanya berdua di sini. Ayah tahu kamu hanya ingin bicara dengan Ayah sebagai anak dan ayah, kan?" Fawke tersenyum memandangi Putranya.

Grerory Ryles, Pangeran kedua, dan anak ketiga dari Raja yang saat ini menduduki tahta Kerajaan Seilyros. Dikarenakan menghilangnya Pangeran pertama, Pangeran Grerory yang lebih sering dipanggil dengan Geor akan menjadi kandidat pengganti Putra Mahkota saat ini. Dirinya akan dilantik resmi sebagai Putra Mahkota di umurnya yang ke lima belas, itu pun kalau Pangeran Izana belum juga ditemukan.

"A-apa Ayah melihat pertarunganku tadi?" Matanya bergerak-gerak tanpa berani menatap balik sepasang mata lain yang sedang menatapnya.

"Tatap mata Ayah kalau kamu ingin diperhatikan, Pangeran Grerory."

Sekujur tubuh Geor menegang. Sontak matanya langsung menatap Fawke. "Maafkan aku, Ayah...Dan, soal pertanyaanku?"

Fawke mendesah panjang. "Duduk di samping Ayah, Geor. Baru setelah itu Ayah akan bercerita."

Wajah Geor yang awalnya sedikit tegang menjadi sumringah. Dengan sedikit terburu-buru, Pangeran itu duduk di samping Ayahnya.

Fawke tertawa melihat tingkah anaknya. Sejak Pangeran Izana memutuskan pergi karena ulahnya, Geor lah yang berlatih keras mengejar apa yang sudah dicapai kakaknya. Ia berusaha bersikap menjadi lebih dewasa dari anak-anak seusianya. Meski begitu, anak-anak tetaplah anak-anak.

әлем•älem•earthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang