The Gate Opened

1 0 0
                                    

"Apa? Festival Colosseum sudah dihentikan? Kenap cepat sekali?"

Zeff mengangguk. "Alasannya karena terlalu berisiko dan tidak mendapat perizinan dari Yang Mulia Raja. Kesibukannya membuat Yang Mulia tidak sempat mengawasi jalan pertandingan. Saat ia tahu kalau pertandingan sudah terlalu berbahaya, Yang Mulia menghentikan festival itu."

"Lalu apa yang akan kita lakukan setelahnya?" Tanya Sera.

Pengumuman mengejutkan di pagi hari ini melanda seluruh negeri. Festival Colosseum yang sudah dilaksanakan hingga akhir bertahun-tahun, pada tahun ini dihentikan di hari pertama.

Raja mengutarakan kekecewaannya pada lewat siaran hologram yang ada di setiap tempat. Ia juga mengutarakan maaf sebesar-besarnya karena tidak mengawasi pertandingan yang sudah merenggut nyawa teman atau keluarga dari beberapa orang di seluruh negeri. Peserta festival yang tidak berasal dari Ibu Kota Ryles dipulangkan dan dibekali sejumlah uang. Ia bertanggung jawab, sebagai Raja sebuah negeri, ia sungguh mengesankan.

"Mengenai itu, mungkin kita akan mengunjungi Istana lebih awal dari yang dijadwalkan." Ar menggosok dagunya. "Kalau aku tidak salah, dulu Raja Fawke pernah menghentikan Festival Colosseum. Hal ini pernah terjadi sekali." Ar menjelaskan.

Ar ingat, waktu itu dia masih berumur tujuh tahun. Istana penuh dikunjungi orang-orang. Ia tertawa kecil saat mengingat dirinya yang dulu bertanya pada Sang Ibu.

"Bu, kenapa rumah kita banyak sekali orangnya?"

Kalimat tanya yang ditujukannya kepada Ibunya tanpa mendapat balasan. Mendadak Ar merindukan Sang Ibu. Tapi setelah melihat wajah cantik wanita paruh baya itu kemarin, hatinya jadi lebih tenang dari biasanya.

"Ada yang lucu, Ar?" Tanya Erina.

Ar menggeleng kecil. "Hanya kenangan lama."

"Jadi kita akan pergi ke Istana?" Tanya Erina

"Tapi..." Sera menjeda sejenak lalu menatap Ar dengan ragu.

"Kenapa?" Ar mengerutkan alisnya menatap gadis itu.

"Memangnya tidak apa kalau kita pergi ke istana?"

"Jangan terlalu dipikirkan. Aku akan berhati-hati supaya tidak ada yang mengenaliku." Ucap Ar mengerti kekhawatiran Sera.

Zeff tersenyum miring. "Bagaimana dengan Pangeran? Anak itu sudah mengenalimu, kan?"

"Pangeran yang mana?" Erina bertanya.

"Tentu saja yang kecil, Pangeran Lexy. Karena kebodohan orang satu ini, Pangeran itu jadi mengenalnya." Zeff mendengus kesal sambil menatap Ar jengkel. Akhirnya penyamarannya juga terbongkar hanya untuk melindungi identitas Ar, tentu saja Zeff menjadi kesal.

"Tenang saja, Lexy sudah aku suruh tutup mulut. Yah, aku hanya bisa berharap mulutnya tidak bocor."

"Apa Ryo dan Asra sudah mengetahui hal ini?" Tanya Sera.

Mereka belum mendapat kabar dari dua bersaudara itu sejak kemarin. Maka dari itu mereka menyimpulkan kalau dua orang tersebut sudah memulai aksi mereka. Tapi situasi tidak mendukung. Zeff dan Ar saling lirik kemudian tersenyum kikuk.

"Sepertinya...mereka sedang sial."

•°•°•°•

Suara pedang yang saling bergesekan menimbulkan bunyi bising. Meskipun zaman sudah sangat modern, seni berpedang masih wajib diajarkan kepada calon Putra Mahkota.

Geor bertarung sengit melawan panglima Rox di halaman Istana. Mumpung Rox ada, Pangeran itu mengambil kesempatan untuk berlatih bersama Rox.

"Kurang cepat!"

Geor menggertakkan giginya. Tidak bisakah Rox sedikit lembut melawan bocah sepertinya?

"Jangan lengah! Pangeran, kalau ada yang menyerang Anda seperti ini...bagaimana Anda akan melawannya?" Seru Rox di sela-sela serangannya.

Geor menangkis, menusuk, dan menghindar. Berkali-kali ia hanpir tertusuk, ia selamat karena Rox masih bersikap lembut padanya. Pangeran itu meringis, membayangkan kalau Rox benar-benar serius melawannya, mengerikan.

"Jangan biarkan titik buta Anda melemahkan Anda, Pangeran! Ayo, lebih cepat lagi!" Rox dengan mudahnya menghindar dari serangan Geor.

"Aduh, Panglima Rox! Bisakah...mengerti keadaan Saya saat ini?" Geor berlari menghindari tusukan Rox.

"Tentu saja. Apa yang Anda pikirkan dengan semua serangan Saya? Kalau Anda masih bisa mengeluh, Anda harus bisa mengalahkan Saya, Pangeran."

Dengan berakhirnya kalimat Rox, pedang Geor terlempar dan menancap di tanah yang ditumbuhi rumput hijau.

Geor mengusap rambutnya ke atas, membiarkan keringatnya turun. "Hebat sekali Panglima Rox! Saya bisa dikalahkan dengan mudah."

"Huh?" Rox memandang Geor dengan tatapan meremehkan. Kalau soal seperti ini, Rox tidak akan melihat derajat. "Bagi Saya, Anda hanya seorang bocah, Pangeran."

Geor terkekeh, sama sekali tidak tersinggung dengan ucapan Rox. "Begitu kah?"

"Anda memang lebih dewasa dibanding dulu. Apa Anda tumbuh cepat disebabkan oleh tanggung jawab Anda?"

"Hm? Mungkin seperti itu...entahlah."

"Bagaimana menurut Anda?"

"Tentang?"

"Anak laki-laki yang kemarin."

"Anak?"

Rox mengangguk. "Meski penampilannya begitu, dan juga merupakan pengawal pribadi Pangeran Zeff, dia masih muda."

Geor terbelalak. "Sungguh? Saya penasaran kenapa dia sangat kuat."

Rox kembali mengangguk. "Saya juga."

"Apa Panglima Rox bisa mengalahkannya?"

Rox diam sejenak, mencari jawaban yang tepat. Lalu ia tersenyum miring sambil menatap rumput. "Saya tidak yakin. Mungkin kalau pengalaman, Saya lebih unggul. Tapi kekuatan Saya tidak setara dengannya. Saya memberi usulan, Pangeran, jangan sampai Anda mencari masalah dengan anak itu. Masih bagus kalau dia adalah pengawal pribadi Pangeran Zeff yang bersahabat dengan negeri ini. Kalau dia berada di kubu lawan...Saya tidak bisa membayangkannya."

"Bahkan denganmu, prajurit terkuat di Kerajaan ini?" Tanya Geor.

Rox hanya tersenyum sambil mengangkat bahunya. "Saya hanya berfikir kalau Pangeran Zeff memilikinya, sekuat apakah daya tempur negeri tetangga."

"Apa kalian benar-benar tidak akan melaporkan Pangeran Zeff pada Raja Reiss?"

"Lebih baik mencari teman daripada lawan, kan?"

Geor tertawa kecil. "Panglima Rox, Saya penasaran dari mana kalimat itu berasal?"

Rox balas tertawa mendengar balasan Geor terhadap kata-kata bijaknya. "Jangan sampai Anda berfikir untuk menjadikan Saya penasihat Raja."

"Raja masih terlalu bijak untuk mendapat penasihatnya."

Dan mereka saling melempar candaan ringan hingga latihan Geor selesai. Tidak lama lagi gerbang istana akan dibuka, saat itu lah festival hari kedua dimulai.


•^•^•^•

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

әлем•älem•earthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang