Sudah beberapa bulan sejak kejadian 'cemburu' itu. Yerin sudah tidak dekat dengan Mingyu walau terkadang masih berbalas pesan, Hanbin pula sudah menjadi pribadi yang lebih baik—walau tidak seidaman Song Joong Ki di Descendants Of The Sun.
Keduanya sudah satu kamar sekarang walau kadang masih malu untuk tidur berhadapan, sama-sama kekanakan sih.
Di sudut kamar ada guci yang cukup besar dengan beberapa bunga yang sudah mengering, tiga buah bunga layu dan dua buah bunga segar. Itu menandakan Hanbin menepati janjinya.
Hanbin belum pulang dari kantornya padahal ini sudah jam sepuluh malam, telepon Yerin juga tidak diangkat.
Suara mobil dari luar sudah Yerin hafal, itu milik Hanbin. Yerin berlari ke luar rumah lalu membukakan gerbang, maklum tidak ada satpam. Hanbin bukan tidak mampu membayar gaji satpam—mempekerjakan Paspampres saja Hanbin mampu. Hanya saja dia ingin privasinya dengan Yerin terjaga.
"Mas mau aku buatin kopi?" tanya Yerin sambil membukakan dasi Hanbin.
"Nggak usah, kamu udah makan?"
"Udah tadi."
"Kapan?"
"Tadi."
"Tadinya itu kapan? Kamu belum makan, ya?"
Yerin menundukkan kepalanya, tadi dia mau pesan makanan tapi dia memilih menunggu Hanbin.
Hanbin mengambil kunci mobil yang baru ia simpan lalu mengambilkan jaket Yerin, "Kita makan dulu, ya?"
"Iya," Yerin tersenyum saat Hanbin memakaikan jaket kepadanya.
-Imagination-
Daging beserta alat panggangnya sudah tersedia di atas meja, anak jaman sekarang akan kurang rasanya jika tidak mengabadikan moment terlebih dahulu.
"Harus ya di foto kaya gitu?" tanya Hanbin.
"Iya, ini tuh moment."
"Jangan main hp aja dong, ada orang ganteng butuh perhatian disini." ucap Hanbin sambil merekam Yerin.
"Bentar ya ganteng."
Hanbin tersenyum sedikit geli saat Yerin mengedipkan mata kepadanya. Ternyata memang benar apa kata Taehyung, Yerin itu orangnya manja-manja bawel imut lucu ngangenin. Sebenarnya dua minggu lalu Hanbin menemui Taehyung untuk sekedar membicarakan kesalahpahaman waktu itu.
Ujung-ujungnya Taehyung menceritakan bagaimana sosok seorang Yerin. Dimulai dari masa kecilnya yang pernah jatuh dari pohon mangga tetangga sampai masa dimana Yerin menangis karena Hanbin, Iya Hanbin sendiri kaget ketika tau Yerin pernah menangis karenanya.
"Udah ya, kita makan dulu." Hanbin mengambil ponsel Yerin lalu meletakannya di meja.
Mereka makan berdua, awalnya tak ada suara.
"Mas, mas itu tipe orang yang romantis atau humoris?"
"Kamu maunya saya romantis atau humoris?"
"Mmm, romantis karena kehumorisannya mungkin," Yerin menyiapkan daging ke mulut Hanbin, "Tapi kayanya mas itu humoris karena mencoba untuk romantis, hahaha!" sambungnya.
Sejak awal Yerin itu geli kalau Hanbin bersikap romantis, jatuhnya seperti pelawak.
Setelah selesai dengan makanan, Hanbin dan Yerin memasuki mobil. "Mau beli bunga lagi gak?" tanya Hanbin.
"Kan kemarin mas udah beli,"
"Cinta saya lagi mekar, kamu cantik banget soalnya."
"Lihat deh mas, bulu kuduk aku berdiri semua," Yerin menunjukkan lengannya.
"Kamu ya!" Hanbin mendekat lalu mencium pipi Yerin.
——
Sengaja part ini saya kasih Hanrinnya banyak karena mungkin di part selanjutnya Yerin akan sedikit menghilang(?)
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagination - Hanbin Yerin✔
FanfictionIt's about those who live between imagination. Fanart pada cover by: @yow_ooo (instagram) Rank: #68 di Gfriend 20/10 #75 di fiksipenggemar 20/10