(13) Kesalahan

873 191 21
                                    

Beberapa hari sebelum Yerin meminta perceraian.

Berulangkali Hanbin membalikkan lembaran kertas dari buku berjudul hadiah, matanya dibuat kebingungan dengan banyak sekali pilihan.

Jam kantornya sudah selesai, lagi pun Hanbin sudah menjadi seorang Presiden Direktur sekarang yang mana sebelumnya jabatan itu di pegang oleh ayahnya sendiri.

Tugasnya hanya mengawasi dan memberikan pendapat, jam kantornya tidak terlalu padat dibandingkan menjadi seorang CEO.

Dibukanya pesan dari Yerin, berisi tentang pengaduan bunga mawar yang sudah layu namun belum Hanbin ganti. Hanbin tidak lupa, dia sengaja melakukannya untuk menarik perhatian Yerin yang belakangan ini sangat sibuk dengan kepenulisannya.

"Gi, saya duluan ya," ucap Hanbin kepada sang sekertaris.

"Iya Pak, hati-hati."

Seulgi, sekertaris yang baru bekerja selama dua bulan bersama Hanbin. Pengalamannya tidak usah diragukan lagi, sebelumnya Seulgi merupakan sekertaris dari Presiden Direktur perusahaan ternama—Rowoon Group.

Hanbin selesai memarkirkan mobilnya di garasi kemudian mendatangi Kang Diyo yang tadi telah membukakan gerbang. Dilihat Hanbin, Kang Diyo segera beranjak dari tempatnya.

"Apa apa, A?" tanya Kang Diyo.

"Gini Kang, besok pas Yerin mau pergi tolong bilangin kalo saya nyuruh Kang Diyo beli bunga mawar tapi Kang Diyo gak tau harus beli berapa," ucap Hanbin panjang.

Kang Diyo jelas saja kebingungan dengan ucapan Hanbin, "Maksudnya gimana, A?"

Pria berjas itu mendekatkan bibirnya ke telinga Kang Diyo lalu menjelaskan ulang apa yang dimaksudnya.

Setelah selesai dengan urusan Kang Diyo, Hanbin segera memasuki rumah. Ekspresi datar ia pasang di wajahnya ketika membuka pintu kamar, ditaruhnya sebuah kotak kecil yang dibalut kertas merah.

"Sudah tidur ternyata," ucap Hanbin dalam hatinya ketika melihat Yerin sudah tertutupi selimut.

Bibirnya mulai mendekati wajah Yerin tapi dia urungkan mengingat rencananya yang akan hancur jika dia kebablasan. Memasuki kamar mandi lalu membersihkan tubuh yang sudah beberapakali berkeringat hari ini.

Piyama sudah Hanbin pakai, dirinya merebahkan tubuh di kasur lalu memunggungi punggung Yerin. Tak lama dering telepon berbunyi dari ponselnya,

Karena tidak ingin menganggu sang istri yang sedang tidur, Hanbin pergi.

"Bapak sudah sampai rumah?"

"Sudah, baru sampai."

"Klien dari Swedia sampai besok pagi, bapak yakin mau menjemput di Bandara?"

"Iya, besok saya jemput. Saya kan sudah janji,"

"Untuk penyambutan saya sudah memesan bunga, tinggal mengambilnya saja besok."

"Bunga? Oh boleh, besok kita beli bunga."

"Terimakasih Pak, maaf sudah mengganggu waktunya. Selamat malam."

"Selamat malam juga."

Hanbin kembali ke tempat tidur kemudian memejamkan matanya.

Pukul empat lewat Hanbin sudah mandi bahkan sudah mengenakan setelan jas hitam yang dipadupadankan dengan dasi abu-abu. Kotak yang ia simpan semalam sudah berada di tangannya.

Hanbin berangkat jam lima setelah mengingatkan Kang Diyo untuk berbicara perihal bunga dengan Yerin.

Seperti biasanya, macet menjadi masalah bagi setiap orang di ibu kota. Padahal Hanbin sudah berangkat pagi buta.

Imagination - Hanbin Yerin✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang