Hari ini hari senin dan Sery hampir saja terlambat. Ia menyetir mobilnya yang bermerk pajero berwarna hitam itu dengan kecepatan tinggi pada saat-saat akhir sebelum beberapa detik, Pak Diman menutup gerbang. Sehingga mobil Sery berhasil masuk gerbang meski tadinya ia tidak yakin apa ia bisa lolos begitu saja.
Sebenarnya, tidak segampang itu. Gerbang yang baru mau ditutup oleh Pak Diman itu, tiba-tiba reflek Pak Diman mendorongnya kembali hingga gerbangnya terbuka lebar melihat sebuah mobil berkecepatan tinggi masuk begitu saja. Pak Diman berkali-kali mengusap dadanya karena kalau saja ia tidak melihat pastilah ia sudah menjadi korban.
Sery membuka kaca jendela dan tersenyum lebar kepada Pak Diman yang masih mengerutkan keningnya dan mengusap dadanya.
"Hehehe ... Maaf ya, Pak. Saya nggak sengaja, Pak, beneran deh, Pak. Ini semua gara-gara mereka,"tunjuk Sery kepada mobil di belakangnya.
Pak Diman mengikuti arah tangan Sery dan mendapati sebuah mobil di belakang dengan penumpang yang segera turun dengan tergesa-gesa. Mereka terdiri dari empat orang dengan tubuh sebesar Hulk memakai baju seragam berwarna hitam. Mereka berempat adalah para pengawal Sery yang ditugaskan oleh papahnya untuk menjaga Sery. Salah seorang dari mereka yang terlihat sebagai pemimpinnya, maju mendekati Pak Diman.
"Maaf ya, Pak Diman. Tadi di jalan macet total, makanya telat sampainya. Non Sery juga kalau nyetir ngebut banget, nanti kalau ada apa-apa kan saya yang dimarahi tuan,"ucap laki-laki itu seraya mengusap kepalanya yang pelontos dengan sapu tangannya. Ia menyeka keringat yang mengalir deras di wajahnya.
"Aduh, saya jadi bingung. Katanya Non Sery kalian yang salah. Kata kalian, Non Sery yang salah. Terus sebenarnya siapa yang salah?"tanya Pak Diman bingung.
"Mereka dong yang salah. Iya kan, Pak."Sery mendelikkan matanya seraya tersenyum nakal. Sementara Pak Dito sebagai pimpinan pengawal tersebut, hanya bisa mengangguk pasrah mendengar ucapan Nona kecilnya yang sudah ia jaga semenjak Sery berusia dua tahun itu.
"Ya sudah, lain kali Bapak-bapak itu kalau mau mengawal yang bener dong. Biar tidak terlambat lagi Non Serynya,"ucap Pak Diman yang dianggukkan oleh keempat pengawal Sery. Sery hanya tertawa kecil lalu mengendarai mobilnya mencari tempat parkir.
...............
Sery memang semenjak masuk SMA kalau papahnya sedang tidak berada di rumah, sudah tidak mau lagi satu mobil dengan pengawal-pengawalnya tersebut. Ia bersikeras untuk mengendarai mobilnya sendiri, membuat para pengawalnya itu cemas sekaligus pasrah dengan keinginan Sery.
Mereka hanya pasrah membuntuti tepat di belakang Mobil Sery. Jadi kalau terjadi apa-apa, mereka bisa langsung bertindak. Dari tempat parkir khusus mobil, Sery langsung naik lift menuju lantai dua. Ya, kelasnya Sery berada di lantai dua dan memang sekolahnya yang elite ini memiliki beberapa lift, salah satunya adalah lift yang langsung terhubung dengan tempat parkir.
Begitu Sery berada di lorong, teman-teman laki-lakinya yang seangkatan dengannya seperti biasa menggoda dirinya.
"Ser, lo kok masih nolakin semua cowo termasuk gue sih? Lo normal kan?"tanya Adi yang tidak digubris sama sekali oleh Sery.
"Ser, gue udah nulis surat cinta terus gue masukin loker lo, lho. Tolonglah dilihat!" Kata Ryan.
Sery masih tidak peduli dan terus berjalan menuju kelasnya seraya memegang perlengkapan boxing. Ya, hari ini ia memang ada ekstrakulikuler boxing. Oleh karenanya ia membawa perlengkapannya diantaranya yaitu berupa sarung tinju dan pakaian ganti.
![](https://img.wattpad.com/cover/167363101-288-k77239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Teen Fiction[ O N G O I N G ] #17 in Teenlitindonesia 28/1/19 Ini hanyalah kisah lima orang sahabat perempuan yang mencoba saling memeluk dan menjaga dengan cara saling menjauh dan membuang. Dan ini adalah kisah para laki-laki yang tidak sadar, bahwa...