"Aku sedang berada di atas, maka aku tidak akan sendirian. Aku sekarang di bawah, maka aku benar-benar sendirian."
******
"Lihat nanti, sekarang belum apa-apa. Lihat nanti, gue pasti akan membalaskan dendam Sery ke lo, Bian!"
Nabila menggigit bibirnya seraya menggenggam barang-barang Sery. Tidak lama, pintu rooftop terbuka, Nabila, Ucup dan juga Yoyo reflek menoleh ke arah pintu. Daka, Gara dan Kula datang bersamaan menghampiri Nabila.
Belum habis rasa kaget Nabila melihat kedatangan Daka, ia langsung mengepalkan tangannya mendengar kata-kata yang dilontarkan Daka.
"Nabila, si Sery temen lo yang sekarang udah jatoh miskin mana? Kok nggak pernah kelihatan lagi? Bunuh diri ya dia karena nggak kuat jadi miskin? Hahaha ...." Daka tertawa kencang diikuti oleh Gara dan Kula.
Nabila menutup mulutnya tidak percaya dengan apa yang dikatakan laki-laki dihadapannya ini. Reflek, tangannya menampar pipi Daka yang membuatnya tercengang.
Tidak hanya Daka sebenarnya yang tercengang, melainkan Gara, Kula maupun Ucok dan Yoyo juga membelalakkan matanya melihat Nabila yang langsung menampar wajah Daka. Bahkan Ucok sampai memukul kening dengan tangannya sendiri sangking kagetnya.
"Lo? Lo apa-apaan?!" tunjuk Daka ke wajah Nabila seraya tangan satunya memegang pipinya yang panas akibat tamparan Nabila.
"Kalau udah ditakdirin jadi laki-laki sama Tuhan, ya terima aja. Jangan jadi cewe yang mulutnya ember, atau bahkan jadi iblis yang kerjaannya ngebuat sakit hati orang!" Seru Nabila dengan mata yang berkaca-kaca.
Nabila tidak percaya dengan apa yang Daka katakan. Oke, selama ini Daka memang terkenal sebagai siswa yang bermasalah. Baik bermasalah dengan guru-guru, maupun bermasalah dengan murid-murid yang lain. Berkali-kali ia hampir di Drop Out dari sekolah, tapi karena orang tuanya mempunyai koneksi yang kuat, ia masih bertahan di sekolah ini.
Tapi bukan berarti ia berhak menilai seseorang dari statusnya saja. Benar... Daka sama sekali tidak berhak!
"Lagian, bukannya dulu lo suka banget ya sama Sery. Aneh banget sekarang tiba-tiba jadi benci begini!" tanya Nabila sengit.
"Oh iya dulu gue suka, tapi sesuka-sukanya gue sama cewe cantik, bakalan jadi nggak level lagi kalau dia miskin. Gue sama Sery udah nggak setara lagi derajatnya!" Jelas Daka masih mengelus-elus pipinya.
"Gue janji, suatu saat lo bakalan bayar semua omongan lo buat Sery. Lihat aja nanti, lo, Bian, Audi, Irene dan semua yang jahat sama Sery bakal bayar semuanya!" Teriak Nabila tepat di wajah Daka, membuat Daka menahan emosinya mati-matian agar tidak mencaci perempuan yang ada di hadapannya ini.
"Ya, kita lihat aja nanti! Lo atau gue yang bakal bayar ini semua!" jawab Daka dingin.
"Pergi! Pergi lo semua! Gue nggak mau ngeliat muka lo semua lagi! Pergi!!" Teriak Nabila hingga membuat Daka, Gara dan Kula menutup telinganya dan beranjak pergi, tapi belum selangkah Daka pergi, ia malah mendengar tangisan Nabila yang meraung-raung.
"Huhuhu ... Gue benci sama kalian semua, gue benci. Huhuhu... Gue benci orang-orang jahat macam kalian. Huhuhu ... Orang jahat kayak kalian itu pantesnya migrasi sonoh ke laut mati! Huhuhu ..." Nabila berjongkok dengan wajah yang ditelungkupkan di lututnya.
"Eh, Bil, berdiri, Bil, cepet berdiri. Yaelah, lo yang gampar anak orang, kok, lo malah yang nangis sih. Malu, Bil, malu ...." Ucup mencoba mengangkat tangan Nabila, tapi tetap nihil. Nabila bersikeras melanjutkan tangisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Teen Fiction[ O N G O I N G ] #17 in Teenlitindonesia 28/1/19 Ini hanyalah kisah lima orang sahabat perempuan yang mencoba saling memeluk dan menjaga dengan cara saling menjauh dan membuang. Dan ini adalah kisah para laki-laki yang tidak sadar, bahwa...