"Kita lihat nanti... pada akhirnya aku atau kamu yang akan menjadi butiran debu."
**********
Nabila? Nabila mengambil uangnya dan tidak jadi liburan? Kenapa dia melakukannya? Padahal dahulu ia yang begitu bersemangat merencanakan liburan tersebut. Kenapa?
Sery terus bertanya-tanya di dalam hati. Sekilas ia langsung mengambil HPnya dan menekan tombol panggil untuk Nabila tapi ia urungkan. Bang Rico memberikan uang dua puluh juta tersebut dalam bentuk cash dan menaruhnya di amplop coklat.
"Ini uangnya, Sery. Kamu nggak papa kan?" tanya Bang Rico menatap wajah sendu Sery.
"Akh ... Aku nggak papa kok, Bang. Makasih banyak ya, Bang Rico." Sery mengambil uang tersebut dan menaruhnya di tas coklat selempang miliknya.
"Sekarang apa rencana kamu ke depannya, Ser?" tanya Bang Rico hati-hati. Ia tidak ingin membuat Sery tersinggung.
Namun kenyataannya Sery malah tersenyum menatap Bang Rico. Rencana? Ia memiliki segudang rencana.
*********
Sepulangnya dari "Indah Travel" Sery di telepon oleh Bi Ida bahwa ia kedatangan tamu. Tamu tersebut tidak lain ialah pengacara pribadi keluarga Sery sendiri, Om Raksa. Sebenarnya, kedatangan Om Raksa lah yang sudah Sery tunggu-tunggu. Ia ingin mendengar penjelasan tentang misteri semua ini.
Misteri mengapa papahnya begitu mempercayakan seluruh asetnya ke penipu tersebut hingga menyebabkan dirinya ditipu, sakit kronis dan akhirnya meninggal. Sumpah demi apapun, Sery tahu benar bahwa papahnya tidak pernah sebodoh itu. Dia bukan tipe pebisnis yang mudah ditipu. Bagaimana cara penipu tersebut mengambil semua kepercayaan papahnya hingga papahnya dengan mudah menyerahkan segalanya?
Akh.. Sery sudah tidak sabar untuk cepat-cepat sampai di rumah. Dari kejauhan ia melihat pagar rumahnya yang tinggi. Pagar rumahnya yang menyimpan sejuta kenangan antara dirinya, mamahnya dan papahnya. Tapi, entah kapan ia harus dipaksa keluar dari rumah itu. Terserah dengan semua itu, Sery hanya ingin segera berbincang dengan Om Raksa.
Sery keluar dari mobil dengan cepat tanpa memedulikan pengawalnya yang akan membukakan pintu untuk dirinya. Sery berjalan sedikit cepat sampai akhirnya ia tiba di ruang tamunya yang mewah itu. Ia melihat Om Raksa yang mencoba memaksakan diri tersenyum saat melihat Sery. Sejujurnya, ia tidak tega melihat putri dari bosnya tersebut akan menanggung semua masalah ini.
Sery segera duduk dengan cepat dengan ekspresi wajah yang ia buat sedatar mungkin. Meski jujur saat ini ia penasaran sekali, tapi ia coba untuk menutupinya agar tidak terlalu kentara.
"Apa kabar, Om Raksa? Maaf udah ngebuat, Om, lama menunggu. Tadi aku ada urusan sebentar." Sery menunggingkan senyum manisnya yang terbaik yang pernah ia miliki pada Om Raksa.
Pengacaranya itu reflek membuang muka. Ia tahu Sery hanya berpura-pura bahwa ia sedang baik-baik saja. Om Raksa mengatupkan bibirnya dan mengusap keningnya tanda ia sedang resah.
"Baik, Sery. Kamu bagaimana?" balas Om Raksa yang hanya dijawab anggukan kecil oleh Sery.
Sery menatap dokumen-dokumen yang dibawa oleh Om Raksa. Begitu banyak karena dokumen itu bertumpuk-tumpuk. Sery ingin cepat-cepat mendapatkan penjelasan dari semua dokumen yang pengacaranya bawa itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Serenity
Novela Juvenil[ O N G O I N G ] #17 in Teenlitindonesia 28/1/19 Ini hanyalah kisah lima orang sahabat perempuan yang mencoba saling memeluk dan menjaga dengan cara saling menjauh dan membuang. Dan ini adalah kisah para laki-laki yang tidak sadar, bahwa...