Chapter 25

1.1K 176 70
                                    

"Dan sekarang, lo minta gue buat tinggalin lo. Kenapa sekarang? Disaat gue udah jatuh cinta dan sesayang ini sama lo, Val?"

Valerie merenggangkan pelukan Calum dan seketika tangisannya mereda. Namun, Calum semakin mengeratkan pelukannya. "Nggak usah dijawab. Gue nggak butuh jawaban lo, gue cuma mau lo tau kalo gue sayang lo. Gue mau kita sama-sama."

Valerie menggeleng. "Gausah korbanin perasaan lo demi cewek kayak gue, Calum. Lo nggak pantes."

"Terus? Lo fikir, lo pantes dapet cowok kayak gue? Kalo mau, lo bisa dapetin cowok yang lebih dari gue, Val."

Calum melepaskan pelukannya dan kembali menatap mata Valerie yang masih menunduk. "Denger, Val. Lo perempuan terhebat yang pernah gue temuin. Jangan pernah sekalipun anggep kalo diri lo nggak berguna buat orang lain. Gue butuh lo. Gue butuh lo buat bisa hidup lebih baik lagi. Gue butuh lo, Val."

Hatinya luluh mendengar pernyataan Calum tentang dirinya. Isak tangisnya semakin dalam. Ia menutup wajahnya yang sembab menggunakan kedua tangannya. "Gue takut..," ujar Valerie.

"Sini," ucap Calum dengan menggeser kedua tangan Valerie dan menggenggamnya. Air matanya masih dapat lolos di pipinya. "Kita lewatin ini semua bareng-bareng, ya? Gue usahain, gue bakalan selalu ada buat lo kapanpun lo butuh gue."

Valerie berhambur ke dekapan Calum dan menangis disana. Calum merapikan tatanan rambut Valerie yang berantakan akibat air matanya. "Udah? Ada unek-unek atau cerita yang mau lo sampein? Gue punya lo, Val. Lo boleh sepuasnya cerita sama gue, gue bakalan siap buat jadi pendengar yang baik."

Valerie menggeleng.

"Yaudah, sekarang istirahat. Nanti sore kita jalan-jalan, ya."

Calum memposisikan badannya menjadi tiduran dan Valerie mengikutinya sehingga kini Valerie masih berada di dekapan Calum. Berkali-kali, Calum mengapus sisa-sisa air mata di wajah Valerie dan itu membuat jantungnya berdegup lebih cepat dari biasanya.

Sekitar sepuluh menit berada di posisi ini, Valerie merasa matanya memberat karena mengantuk. Lantas, ia menatap wajah damai Calum seraya berkata, "I love you too, Calum," dalam hati.

〰〰

Matahari siang menembus pintu kaca di kamar yang sedang Valerie dan Calum tempati saat ini. Sekitar pukul dua belas, Valerie terbangun dengan merasakan pening yang hebat di kepalanya. Entah, mungkin karena menangis.

Mata indah Calum masih terpejam didepan Valerie. Mencium wanginya yang khas menjadi kebiasaannya mulai saat ini. Tak lama berselang, Calum mengerjapkan mata dan membuka matanya.

Melihat Valerie yang kini tengah tersenyum dihadapannya membuat jantungnya berdegup kencang. Lantas, ia memajukan wajahnya sehingga sangat dekat dengan Valerie dan mengecup bibirnya pelan. "Pagi," ucapnya setelah mengecup bibir Valerie.

"Udah siang, tau."

"Anggap aja morning kiss." goda Calum yang membuat Valerie memutarkan kedua bola matanya.

Calum menatap wajah Valerie sambil tersenyum. "Kenapa, sih?" tanyanya risih dan Valerie langsung menutup kedua mata Calum menggunakan tangannya. "Ga boleh liat-liat."

Calum terkekeh. "Gue gapapa liat-liat lo. Orang lain ga boleh." ucapnya yang membuat Valerie terdiam.

Calum lalu melirik ke arah perutnya yang sudah membuncit. "Udah gede banget. Sehat terus, ya. Maaf gue nggak ikutin perkembangan mereka dari awal, Val." ucapnya seraya mengelus perut Valerie.

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang