Chapter 34

939 67 55
                                    

"Good morning, Mama."

Valerie tidak bisa menyembunyikan senyum dan tangis bahagianya ketika Calum menyapanya dengan sapaan manis seperti itu. Ia merasa sangat spesial.

"Udah puas tidurnya, hm?" tanya Calum santai, padahal sebenarnya ia sangat panik karena kondisi Valerie tadi. "Capek, ya? Tidurnya lama banget." lanjutnya lagi.

Lagi-lagi hanya senyum yang dapat Valerie tampilkan. "Lama, ya? Kalo tadi aku nggak bangun, gimana.." Calum mencubit hidungnya pelan.

"Kamu butuh apa?" tanyanya mengalihkan pembicaraan.

Valerie menggeleng. "Aku mauㅡmau ketemu sama mereka."

Calum tersenyum samar. Ia tahu Valerie akan langsung memintanya untuk ini. "Kondisi kamu belum stabil, Val. Nanti, ya?"

Valerie menggeleng. "Aku nggak boleh ketemu mereka?"

"Iya, iya." Calum mengambil kursi roda di pojok ruangan dan membantu Valerie untuk duduk di kursi rodanya. Persalinan normal yang dijalaninya membuatnya sudah bisa melakukan aktifitas ringan saat ini. Perutnya juga sudah kembali seperti normal walaupun tak seperti semula.

Tangan Calum masih digenggam erat oleh Valerie selama perjalanan ke ruangan bayi.

Sesampainya disana, Valerie melihat namanya di papan nama. Matanya berkaca-kaca melihat bayi berjenis kelamin laki-laki di dalam inkubator sedang tidur dengan damainya.

"Aku boleh gendong, nggak?"

Calum mengangguk. "Boleh. Tapi nanti, ya."

"Kenapa nanti-nanti terus, sih?"

"Liat, tuh, lagi tidur. Kamu tega banguninnya?"

Valerie menggeleng lagi. Lalu, kursi rodanya diarahkan Calum ke dalam ruangan dan menuju inkubator bayinya. Tangannya yang mungil, bibirnya yang merah, hidungnya yang mancung. Astaga, ini benar-benar mirip Calum.

Dari lingkaran besar disamping tangan mungilnya, Valerie menyentuh tangannya yang kecil tersebut dengan kasih sayang.

"Calum, yuk, pulang. Bilang dokter aku udah bisa pulang."

Calum terkekeh. "Iya. Tapi dedeknya nginep dulu seminggu di rumah sakit, ya? Boleh?"

"Emang harus, ya?"

"Kamu boleh jenguk setiap saat kata dokter."

Valerie menggeleng. "Yaudah, kenapa nggak dibawa ke apartemen aja, Calum?"

"Masih kotor, nanti baru mau dibersihin. Kamu mau dia kena bakteri-bakteri?" ucapnya. Sebenarnya, bukan hal tersebut yang menjadi masalah. Kandungan Valerie baru memasuki usia tujuh bulan ketika harus dipaksa untuk melakukan persalinan saat ini juga yang membuat bayi mereka harus dimasukkan ke dalam inkubator untuk sementara waktu.

Valerie menggeleng lagi. "Yaudah, aku minta tolong Mba Ira buat bersihin sekarang, ya, biar nanti sore bisa pulang?"

Bingung harus menjawab apa, Calum hanya dapat menganggukan kepalanya.

〰〰

"Kamu mau aku ambilin apa?" suara berat yang sedikit serak disebelah ranjang rumah sakit milik seorang lelaki yang dengan setia menemani Valerie untuk menjalani perawatan pasca melahirkan terdengar ditelinganya. Saat ini, Valerie masih sedikit tidak terima bahwa salah satu bayinya harus meninggalkannya secepat ini. Valerie bahkan tak bisa mengantarkan salah satu bayinya ke tempat peristirahatan terakhir dikarenakan kondisinya yang baru saja melakukan persalinan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang