Chapter 5

1.1K 152 145
                                    

WARNING! ⚠️️
welcome to the hell and yes you'll find smut here
so, read on your own risk and please be a wise reader. (sorry if it's cringe af)

〰〰

Author's POV

2 months earlier..

Suasana di dalam hotel bintang lima yang sedang dipersiapkan acara penyerahan jabatan dan pesta meriah yang dihadiri oleh beberapa pengusaha dari berbagai kota belum sepenuhnya siap. Masih banyak tamu maupun rekan bisnis yang belum datang mengingat jam baru menunjukkan pukul lima sore sedangkan acara berlangsung pukul tujuh malam.

Valerie duduk di pojok ruangan dengan soft drink di tangannya menunggu dengan bosan karena mereka datang dua jam sebelum acara dimulai. Ia sempat bertanya kepada Papanya seberapa banyak yang diundang oleh pemilik perusahaan yang sedang ia datangi acaranya karena Valerie melihat disini sudah lumayan banyak orang yang berlalu lalang tetapi dibilang ini belum seperempatnya.

Tepat setelah Valerie menaruh gelas kaca yang dipakainya untuk minum, seorang laki-laki berkulit putih menghampirinya dengan membawa dua opsi minuman. "Hai," ucapnya seraya mengulurkan tangan kanannya yang sedang menggenggam minuman. "Devan."

Valerie tersenyum. "Valerie."

"It's jungle juice." Ucap Devan meyakinkan. Dengan ramah, Valerie menerima minuman tersebut.

"So, lo rekan kerja yang adain acara ini?" Tanyanya sambil sesekali menyeruput minumannya. Dengan cepat, Valerie menggeleng. "Uhmenggak. Gue temenin Papa."

Lelaki yang diketahui bernama Devan tersebut mengangguk dan sesekali mencuri pandang ke arah Valerie.

Namun setelah ia meneguk habis minumannya, kepala Valerie mendadak pusing dan seluruh badannya terasa panas. Padahal acara ini berada di ruangan ber-AC dan pakaian Valerie bisa dikatakan tidak terlalu tertutup.

Devan yang menyadari ketidaknyamanan perempuan disampingnya langsung menoleh. "Logapapa?" Valerie menggeleng dan langsung mengikat rambutnya menjadi ponytail. "Lo ngerasa panas banget nggak, sih?" Tanyanya kepada Devan. Namun dibalas gelengan kepala Devan.

Valerie semakin menjadi-jadi. Ia terlihat tidak pantas mengusap-usap tengkuk dan seluruh badannya secara gusar di depan umum. "Lo butuh air mineral? Biar gue am"

Ucapan Devan terhenti ketika Valerie keluar dari ballroom. Dengan langkah cepat, Devan berlari menghampiri Valerie yang ternyata menjatuhkan pilihannya di tangga darurat.

"Panas." Ucapnya mengibas-ibas tubuhnya dan detik berikutnya, Valerie berbalik badan. "Tolong bukain dress gue, please. Ini panas banget."

"Guegue ada kamar di lantai 44. Mungkin lo bisa"

"Gue boleh pinjem kamar lo? Sebentar aja."

Setengah berlari, Valerie kini sudah berada di dalam elevator yang membawanya menuju lantai 44 bersama orang asing yang baru dua puluh menit yang lalumungkin ia temui di ballroom.

Setelah sampai di depan ruang kamar, Devan dengan sigap menempelkan kartu kepemilikannya di depan pintu dan pintu otomatis terbuka.

"Devan, please. Touch me," ucapnya seraya menurunkan tali dress nya.

Sejurus kemudian, Devan sudah berada di atas Valerie dan menciumnya ganas. Melumat bibir Valerie dan sesekali tangannya menjalar ke bagian sensitif tubuh Valerie.

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang