Chapter 24

1.2K 196 148
                                    

"Masuk aja, barang-barangnya gue yang atur."

Suara dingin Calum memasuki gendang telinga Valerie yang kini sedang memasukkan tasnya ke dalam bagasi bus berukuran sedang yang akan membawanya ke Jogja.

Calum mengambil alih tas hitam yang Valerie bawa. "Ambil tempat samping gue aja, sana."

Valerie memberi tas hitamnya dan Calum mulai menata di bagasi bus. Namun, Calum melihat dari ekor matanya, Valerie masih tetap berdiri di sampingnya sembari melihatnya menata tas.

Melihat Valerie diam, Calum mengambil pergelangan tangan Valerie dan mengantarnya memasuki bus.

"Pojok, Val," ucapnya ketika sudah memasuki bus dan menaruh tas kecil Valerie di tempat duduk.

"Nggak apa-apa?"

"Kenapa gaboleh?"

Akhirnya, Valerie mengangguk pasrah dan menduduki tempat duduknya dan mengatur peralatan kecil yang dibawanya sehingga rapi dilihat.

"Kamu duduk sama mama, kan, Calum?"

Suara sedikit serak dari arah belakang sukses membuat Valerie menoleh. Disana terlihat Joy dengan sweternya berjalan ke arah tempat duduk yang Valerie tempati.

"Mama sama Kak Mali, ya?"

"Loh? Kemarin, kan, mama sudah bilang mau duduk disini sama kamu."

Calum menggaruh tengkuknya. "Nih, disini. Samping Calum." ucapnya seraya merapikan tempat duduk di sebrang tempat duduknya bersama Valerie.

"Mama mau disini," ucap Joy memaksa.

"Yaudah, mama disini sama Valerie. Calum di sebrang."

"Mama sama kamu, Calum."

Tiba-tiba, suara Mali muncul dari belakang mereka bertiga. "Mama katanya mau duduk bareng Aqilla? Ayo."

Ada jeda yang cukup lama ketika Mali mengajak Joy untuk duduk bersama dan semakin ada rasa tak enak pula di dalam diri Valerie. Akhirnya, Joy mengangkat tas selempang kecil miliknya dan duduk bersama Mali dan Aqilla di belakang.

Seraya melirik ke belakang, Valerie beringsut berdiri. "Calum, lo duduk sama Tante Joy aja. Gue mau duduk sama Aqilla."

"Gapapa."

Sejurus kemudian, beberapa orang dari keluarga besar Calum mulai memasuki bus dan mesin sudah dinyalakan pertanda bus akan segera jalan. Valerie dengan segera duduk di tempatnya untuk menghindari kontak mata dengan keluarga besar Calum. Se-pesimis itu dirinya.

〰〰

Membuka matanya, Calum merasakan sesuatu yang berat di pundak sebelah kiri nya dan menemukan Valerie sedang tidur dengan mengapit lengan kiri Calum untuk dijadikan bantalan dan meringkuk disana seraya memakai jaket untuk dijadikan selimutnya.

Namun, tak disengaja Calum menggerakkan tangannya yang membuat Valerie terbangun.

"Plastik.."

Calum tidak menggubris permintaan Valerie yang terdengar samar. "Plastik," ucapnya lagi sambil menutup mulutnya.

Merasa tahu apa yang akan terjadi selanjutnya pada Valerie, Calum membuka jalan untuk Valerie keluar dan menuju toilet kecil yang berada di bus tersebut. Semua pasang mata yang berada di dalam bus tersebut terfokus kepada pasangan yang berjalan ke arah toilet.

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang