Chapter 30

1.1K 162 124
                                    

Tentu saja Harris dengan cepat bisa mengetahui keadaannya, ia mempunyai banyak relasi dokter. Salah satunya adalah dokter yang menangani Valerie, dan dokter Rea dengan aktif memberi info setiap bulannya tentang keadaan Valerie kepada Harris.

Setelah mengetahui kabar tentang Valerie dari dokter Rea, Harris langsung melesat ke rumahnya dan sangat kebetulan ada seseorang yang ia benci, Calum.

Plakk

Nyaring.

"Papa!"

Valerie menghampiri Calum yang hampir jatuh dari sofa saking kerasnya tamparanㅡlebih tepatnya tonjokan Harris.

Sudut bibirnya mengeluarkan darah.

"Yaampun! Calum..," Valerie reflek memegang bekas tamparan Harris.

Melisa dan Thalia tidak berani berkutik jika Harris sudah meluapkan emosinya.

"Papa kenapa, sih? Aku dateng bukan langsung sapa atau apa, kek, malah disambut kayak gini."

Harris melempar tatapan tajam ke arah Valerie. "Emang apa istimewanya kamu sampai harus disambut?"

Ia seperti terjun bebas dari ketinggian beratus-ratus meter mendengar jawaban dari sang Ayah seperti itu.

"Pa!" bentak Melisa.

"Stop! Aku nggak suka kalian bentak-bentak pake nada tinggi kayak gini, tau, nggak! Diselesaiin pake cara halus, kan, bisa."

Harris mengambil tas kerjanya di lantai. "Saya tunggu kalian semua di ruangan saya." ucap Harris ke seluruh anggota keluarganya.

Valerie yang melihat luka di bekas tamparan Harris langsung mengambil satu mangkuk berisi es batu dan washlap untuk dikompres ke Calum.

"Gapapa." ucapnya menenangkan Valerie.

Mereka berjalan mengikuti Harris ke ruang kerjanyaㅡlebih tepatnya ruang membaca, karena banyak buku tebal tentang kedokteran dan lainnya karangan penulis dari seluruh dunia tertata di rak buku kayu yang menjulang tinggi.

Valerie mengambil posisi diantara Calum dan Melisa.

"Langsung saja, apa yang harus saya dengar dari Anda, Tuan Calum?" tegas Harris.

Calum menghela nafas. "Maaf sebelumnya, Om dan Tante. Saya sadar, saya bukan kepala keluarga yangㅡ"

"Langsung ke intinya saja. Saya tidak suka basa-basi."

"Maaf, Om, Tante. Saya harus memberi kabar buruk ini. Salah satu bayi yang dikandung Valerie tidak berkembang di usia enam bulan," ucap Calum.

Melisa menoleh ke arah Valerie dan memeluknya dengan raut wajah kasihan. "Kakak.."

"Anda kasih makan anak saya apa sampai Valerie kurang nutrisi seperti ini? Anda main-main dengan anak saya?"

"Papa, ini takdir. Nggak ada yang harus disalahin." Valerie angkat bicara.

"Ya jelas salah dia. Anda tidak mampu memberikan anak saya makanan yang bergizi tinggi?"

"Maaf, Om, Tante. Saya janji akan lebih memperhatikan kondisi Valerie mulai saat ini,"

Harris mendecih. "Permintaan maaf Anda tidak ada gunanya. Apa bisa mengembalikan nyawa seseorang dengan hanya permintaan maaf? Sudah gila." ucapnya sarkas. "Ya ini, lah, risiko kalau hamil di usia muda." tambah Harris yang membuat Valerie langsung menoleh ke Harris.

unintended ✖️ 5sosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang