sepuluh; Hanya Brokoli, Spike.

2.2K 296 3
                                    

"Tidak ingin makan?"

Sebenarnya Taehyung ingin sekali mengatakan iya, hanya saja rasa sungkannya terhadap Jeongguk yang kini terlihat lahap sekali memakan makanannya, membuat perkataan itu tertahan di diujung lidah.

"Hei," Taehyung menatapnya. "Kika kau masih merasa tidak enak, itu tidak apa. Tapi sebaiknya kau harus mengisi perutmu dahulu, kau pikir daritadi aku tidak mendengarnya terus menerus mengeluarkan suara?"

Memalukan.

Ternyata bukan hanya Taehyung yang sejak tadi menyadari cacing diperutnya yang terus mengeluarkan bunyi-bunyi memalukan.

Maka dengan perkataan Jeongguk tadi, juga sedikit perasaan malu; Taehyung akhirnya mengambil sendok, berusaha memakan makanan di hadapannya. Menunya tidak istimewa sekali, namun juga tidak sederhana.

Ada telur goreng, brokoli tumis dan sup daging.

"Tidak suka brokoli?"

Jeongguk bertanya saat melihat Taehyung melewati bagian untuk mengambil sayuran tersebut, pertanyaan tersebut dihadiahkan gelengan.

"Rasanya aneh,"

"Sudah pernah mencobanya?"

Lagi, Taehyung menggeleng.

"Bagaimana bisa kau mengatakan rasanya aneh tapi belum pernah memakannya?"

"Terlihatnya seperti itu. Lagipun, aku hanya memakan wortel dan irisan seledri, tidak pernah selain keduanya."

Hening sesaat. Jeongguk terlihat meletakkan dua buah brokoli pada piring Taehyung. Sang pemuda manis hendak protes namun Jeongguk segera menyela, "Ini bagus untukmu, mulailah untuk mencobanya."

Taehyung tidak tau harus bersyukur atau malah mengumpat sekarang.

Disisi lain, ia sangat berterima kasih pada Jeongguk yang sukarela menyelamatkan dirinya dan memberinya makan yang sangat layak. Namun, disisi lain lagi ia benar-benar membenci brokoli walaupun seumur hidup belum pernah benar-benar mencoba sayuran tersebur. Taehyung pernah memakannya sekilas dan kembali memuntahkannya, karna rasanya yang begitu tidak bersahabat dengan lidah.

Taehyung melirik Jeongguk yang tampak menunggu di hadapannya, memastikan Taehyung benar-benar memasukkan sayuran itu ke dalan mulutnya. Mau tak mau, Taehyung mengalah.

Kunyahan pertama sukses membuat Taehyung menahan mual, berusaha untuk tidak memuntahkannya di hadapan Jeongguk.

Hargai Taehyung. Hargai. Pikirannya menyemangati dirinya.

Dan ketika sudah tertelan seutuhnya, Taehyung sedikit bergidik dan matanya tanpa sengaja menangkap senyuman kecil yang terbit di wajah Jeongguk yang kemudian melanjutkan sesi makannya yang tertunda.

____________________

"Tadinya aku ingin meninggalkanmu di halte tapi berhubung rasa kemanusiaanku sangat tinggi, yasudah."

Taehyung mendengus kecil. "Bilang saja kau tidak ikhlas menolong, diriku ini pasti sangat merepotkan bagimu."

"Tidak sepenuhnya salah, tapi juga tidak benar seutuhnya," Jeongguk bersandar pada punggung sofa. "Namun sebelum ini, aku tidak pernah melihatmu, kau murid baru?"

"Ya, baru dua hari."

"Kelas?"

"XI-1."

"hUH?" Taehyung sedikit terlonjak mendengar intonasi suara Jeongguk yang terdengar kaget. "Kau sekelas denganku rupanya."

"hAh? Kau juga di XI-1? Kenapa seperti kebetulan seperti ini."

Jeongguk meringis. Kendati masih terkejut akan informasi yang baru diketahuinya.

"Tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu sejak aku masuk?"

Jeongguk terdiam sesaat. "Dua hari yang lalu aku terkena masalah, jadi terpaksa tidak hadir."

"Ada apa?"

"Keluarga, bukan masalah besar tapi begitulah," Jeongguk menatap Taehyung. "Ngomong-ngomong namamu siapa? Dari semenjak kau belum sadarkan diri hingga menumpang makan disini, kau belum sama sekali menyebutkan namamu."

Taehyung merengut, kadang Jeongguk bisa sangat perhatian dan tampak kalem, namun perkataanya bisa sangat tajam hingga Taehyung kalang kabut sendirim

"Taehyung, Kim Taehyung. Terserah kau ingin memanggilku apa."

"Apa saja ya? Kalau begitu, spike bagaimana?"

Spontan Taehyung menjitak kening Jeongguk.

"hEI! Kau pikir aku ini anjing?"

"Tapi kau bilang aku bisa memanggilmu apa saja— iya iya baiklah Taehyung jangan lakukan itu lagi. Kau baru saja melakukan tindakan anarkis pada orang yang sudah menolongmu."

"Aku mulai menyesal sekarang, lebih baik aku ditinggalkan di halte jika pada akhirnya bertemu dengan orang sepertimu."

"Tapi kenyataannya tidak begitu, jadi terima saja. Lagipula kau beruntung bertemu dengan orang tampan yang baik hati seperti diriku ini," Jeongguk menaikkan-naikkan alisnya, membuat Taehyung tidak bisa menahan untuk memukulnya dengan bantal sofa.

____________________

Biarkan malam ini jadi malam pembuka bagi mereka berdua untuk pendekatan yang lebih akrab lagi, setannya di istirahatkan dulu, kasian diajak nakut-nakutin terus.

Btw, maaf baru update, lagi berusaha mati-matian buat naklukin soal-soal dan materi pelajaran untuk UAS nanti.

Terima kasih sudah membaca!
Tetap setia sama indigo ya!

—Nam.

𝐈𝐍𝐃𝐈𝐆𝐎; 𝐒𝐎𝐔𝐋 𝐄𝐀𝐓𝐄𝐑. [KookV] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang