Sesaat bel istirahat pertama dibunyikan, Taehyung segera melarikan diri ke perpustakaan.
Tidak mempedulikan panggilan Jeongguk yang meneriakkan "Spike! spike!" dari tempat duduknya, ataupun Jimin yang juga ikut memanggil dirinya, maksud untuk mengakak ke kantin bersama. Taehyung hanya ingin segera menjauh sebentar dari dua manusia yang sejak daritadi pagi sudah membuatnya pusing, terutama Jeon Jeongguk itu—yang sialnya ternyata memiliki bangku tepat berada dibelakangnya— yang selalu berisik memanggilnya berkali-kali, serta Jimin yang juga tidak menyerah menanyai hal ini dan itu.
"Murid baru XI-1?"
Taehyung yang akan melangkah masuk ke perpustakaan menoleh, dapati seorang pemuda berwajah ramah yang mendekap buku ditangan. "Kau bicara padaku?"
"Tentu saja. Hanya kau murid baru yang masuk bulan ini." Pemuda itu tersenyum begitu manis, ia mengulurkan tangan yang disambut Taehyung. "Jihoon, XI-2."
"Kim Taehyung."
"Ingin masuk bersama? Kau ingin mencari buku apa?"
Apa? Taehyung menyadari bahwa dirinya juga tidak tau akan mencari buku apa atau membaca apa di sini, niat awal yang ingin dilakukannya hanya menenangkan dirinya.
"Itu, apa di sini terdapat novel atau semacam buku fiksi lainnya?"
Jihoon tersenyum lagi. "Tentu ada. Mari, kutunjukkan."
____________________
"Karenamu, Taehyung menjauh dariku."
"Jangan terlalu mendramatisir suasana, bung, lagipula dia masih berada di sekitaran lingkungan sekolah ini, kau masih bisa mencarinya."
"Kau pikir sekolah ini hanya selebar sebuah daun salam?"
"Tidak juga, kupikir lebarnya bisa saja selebar daun seledri."
Jimin menghembuskan nafas kesalnya.
Terjebak dengan Jeon Jeongguk adalah alat pancingan emosinya. Jimin sebenarnya tau alasan Taehyung melarikan diri dari mereka, namun jimin tetap penasaran, kenapa Taehyung bisa mengenal si wajah angkuh Jeon padahal pemuda tersebur belum ada ketika Taehyung baru masuk.
"—Hyung, Jimin Hyung!"
Jikin berbalik, mendapati Minjae yang berlari kecil kearahnya sembari mendekap dua buku paket fisika dan biologi ditangan.
"Ada apa kau? Tumben sekali memanggilku."
"Penting, Taetae hyung meninggalkan buku pelajarannya di rumah. Ini ku berikan padamu karena kau dengannya sekelas, tadi inginnya aku mengembalikannya langsung ke Taetae Hyung tapi aku tidak menemukannya di mana pun."
"Tunggu sebentar, Taetae Hyung? Apa maksudnya panggilannya itu?" Jimin bertanya bingung.
"Panggilan kesayanganku pada Taehyung Hyung, apakah itu terdengar salah bagimu?"
"Idiot. Kau bahkan baru mengenalnya tiga hari yang lalu bocah, sama sepertiku. Apa-apaan dengan nama panggilanmu itu?" Jimin berdecih, sedikit kesal tanpa sebab.
"Wah Jimin Hyung, asal kau tau, aku sudah mengenalnya lebih dulu sebelum kau. Aku ini tetangga kesayangannya, ralat tapi sekarang aku satu atap dengannya."
"KAU BICARA APA?"
____________________
"Kau punya alasan kenapa pindah ke sini, Taehyung?"
"Ya punya. Alasan yang klasik, ayahku dipindahkan bekerja ke Seoul setelah sebelumnya bekerja di Busan dan Daegu."
Taehyung menarik sebuah buku, sampulnya terlihat sedikit lecek namun judulnya terlihat menarik bagi taehyung. Ia lalu mengembalikan buku tersebut ketempatnya saat Jihoon bertanya lagi. "Lalu kenapa kau memilih sekolah ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐍𝐃𝐈𝐆𝐎; 𝐒𝐎𝐔𝐋 𝐄𝐀𝐓𝐄𝐑. [KookV]
HorrorMereka menyebutku si istimewa Kim Taehyung. Saat kejadian itu, hidupku seolah seperti deretan mimpi buruk. ____________________ ◎ 28/07/2018 #33 horror ____________________ bts yaoi. baku. vottom area. indigo!au. © Nam, 2018