Sepuluh tahun setelahnya.
"Seoul hebat kan, Tae?"
Taehyung diam, tidak merespon pertanyaan tersebut.
Memilih menatap keluar jendela dengan datar, melihat orang-orang yang berjalan di trotoar dan kendaraan yang berlalu-lalang.
"Ayah pastikan, kau akan betah berada disini. Semuanya lengkap dan pastinya sekolahmu yang baru akan terasa lebih menyenangkan daripada di Busan."
Nihil sahutan.
Pria paruh baya disebelahnya menghela nafas berat. "Maafkan ayah, Tae. Ayah berjanji ini yang terakhir."
"Tidak usah meminta maaf dan berjanji, ayah," suara Taehyung terdengar, sedikit dingin dan tajam. "Enam bulan yang lalu ayah juga mengatakan hal yang sama, tapi pada akhirnya kita berdua pindah dari Busan ke Seoul."
Taehyung melepas seatbeltnya segera saat mobil berhenti di halaman sebuah rumah bertingkat dua, dengan cat putih juga sedikit ungu.
"Ayah hanya tidak ingin kau mengingat bundamu dan kembali murung, Taehyung."
"Aku juga tidak akan murung ketika mengingat bunda jika saja ayah tidak membawa kita berpindah-pindah tempat tinggal. Aku masuk duluan."
Final.
Taehyung membuka pintu mobil, meninggalkan ayahnya yang menghela nafas pasrah melihat punggunh anak semata wayangnya yang menjauh.
****
Rumah itu besar.
Lebih besar dari rumah yang pernah ia tinggali sebelumnya, bahkan dari rumahnya yang dulu di Daegu.
Memiliki kolam renang dan taman belakang yang luas. Di sampingnya, terdapat sebuah rumah pohon yang terlihat sudah tua tetapi masih kokoh.
Di dalam rumah, ada sekitar empat kamar tidur yang tersedia dan masing-masing mempunyai kamar mandi sendiri.
Taehyung berjalan ke lantai atas, memperhatikan sekelilingnya dengan saksama, kemudian memutuskan berdiri di balkon.
Balkon tersebut mengarah ke taman perumahan, di sana Taehyunh dapat melihat kumpulan anak-anak yang bermain. Tampak bahagia dengan sebuah hal kecil yang sederhana.
Senyuman kecil terbit di wajah Taehyung.
"Hoi! Tetangga baru!"
Tersentak, senyumannya luntur seketika dan kepalanya menoleh ke arah suara dari balkon rumah lain.
Seorang pria yang sepertinya sebaya dengan Taehyung, tampak melambaikan tangan sambil memegang sebuah teropong.
"Hai tetangga baru. Aku Minjae. Kim Minjae. Apa aku boleh berkenalan?"
Taehyung mengerutkan kening.
Jarak di antara balkon rumahnya dan rumah pemuda itu tidak jauh, hanya beberapa meter.
"Kenapa kau diam? Ah, atau kau terpesona dengan wajahku ini, ya?"
Karena merasa aneh dan geli sendiri, Taehyung memilih untuk berlalu, membiarkan pemuda yang bernama Minjae tersebut bingung dengan masih menatap kepergian Taehyung.
"Barusan aku diabaikan?"
____________________
"Sekolahmu akan dimulai besok, Tae, jadi persiapkan semua yang kau butuhkan malam ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐍𝐃𝐈𝐆𝐎; 𝐒𝐎𝐔𝐋 𝐄𝐀𝐓𝐄𝐑. [KookV]
HorrorMereka menyebutku si istimewa Kim Taehyung. Saat kejadian itu, hidupku seolah seperti deretan mimpi buruk. ____________________ ◎ 28/07/2018 #33 horror ____________________ bts yaoi. baku. vottom area. indigo!au. © Nam, 2018