-BAB 1-
[Buku Sejarah]----------------
"Kalau jalan bisa pake mata nggak sih?"-Alfan Atmaja.-----------------
Dari ujung koridor seorang cowok berjaket navi datang mengejar gadis semampai yang ada di depannya. Berlari kepayahan sebelum mengucap, "Oliver, tunggu!" pada gadis itu.
"Kakak." Ya, gadis yang dipanggil Oliver itu menoleh menjawabnya.
Sampai cowok berjaket navi keheranan.
Kakak?
Alfan, cowok berjaket navi itu mengulangnya dalam hati.
Sekarang baru ia ingat mengapa dirinya dipanggil kakak. Tentulah karena minggu lalu Papa menikahi ibu kekasihnya itu. Ya, padahal jelas-jelas Oliver adalah pacarnya.
"A-ada apa?" Jawab Oliver terbata-bata. Jujur ia takut kalau harus berdekatan begini dengan Alfan, maaf maksudnya kakak sambungnya.
"Liv, aku bisa usahain buat mereka pisah!"
"Keterlaluan ya, kamu, Kak! Mereka bahagia atas pernikahan itu! Lagipula ini jalan terbaik buat kita. Tapi sebagai saudara bukan sebagai pacar lagi," tukas Oliver dengan rasa patah hati yang ia simpan.
Awalnya Alfan bersahabat baik dengan Oliver. Kedekatan orangtua memancing hubungan mereka semakin erat. Cowok keren semacam Alfan tidak ingin kalah dengan teman-temannya yang lain. Mereka berpacaran. Ia juga tertarik menjadikan Oliver tambatan hatinya. Sampai pada kejadiaan nahas itu datang, Alfan harus rela menanggalkan statusnya menjadi terikat dan resmi sebagai kakak tiri.
"Kamu nggak mau jadi saudara aku?" Oliver melempar pertanyaan ini kembali.
Mungkin sudah lebih dari tiga kali. Saat keduanya di rumah. Sebelum berangkat sekolah tadi pagi. Di perjalanan. Bahkan sekarang tepat di depan wajah cowok kharismatik itu.
"Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu, Oliver. Aku yang dulu atau sekarang masih jadi pacar kamu," kata Alfan sambil merebut paksa buku cokelat yang ada di genggaman Oliver.
Buku itu digenggam kuat sampai terlipat.
"Nggak, Kak. Kita udah putus semenjak ijab kabul keduanya sah di mata hukum dan agama."
"Jangan naif, Oliver. Aku tahu kamu masih cinta sama aku, kan?"
Pertanyaan pemuda itu berhasil menahan Oliver yang sempat akan berbalik badan. Kaki dan hatinya membeku seperti terjebak di kutub utara.
🌻🌻🌻
Bunyi benturan keras mengejutkan Oliver yang menangkis tangan Alfan.Alfan hanya terdiam. Lalu berbalik dari hadapan Oliver. Cih, berani-beraninya ada cewek yang menentangnya begini.
Alfan ikut berjongkok untuk mengambil buku Oliver yang terkapar. O, yang jelas ia tak akan sudi membantu orang yang tak tahu diri ini.
"Kalo jalan bisa pake mata nggak, sih?"
Alfan berdecak di hadapan cewek bernama Fanya yang sedang membersihkan roknya itu. Jujur baru kali ini ia melihat cewek jalan seperti dikejar gorila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biang Onar
Teen Fiction"Kamu nggak mau jadi saudara aku?" Oliver melempar pertanyaan ini kembali. "Jangan panggil aku dengan sebutan menjijikan itu, Oliver. Aku yang dulu atau sekarang masih jadi pacar kamu," kata Alfan sambil merebut paksa buku cokelat yang ada di gengg...