04. honestly

3.3K 672 4
                                    

"Itu kan nggak mungkin.." jawab felix dengan yakin.

"Memang nya aku terlihat sedang bercanda?" hyunjin melemparkan pandangan menusuk pada felix, membuat pemuda dengan rambut sewarna madu itu membuang muka.

"Mereka ada disana, mendekam di balik jeruji besi- " hyunjin tidak melanjutkan kalimatnya. Dia benar-benar ingin menyalahkan dirinya sendiri setelah kejadian itu.

" -seminggu lalu, mereka balapan. aku nggak ikut karena harus menemani jeongin ke toko buku, saat aku ingin menyusul mereka, seseorang memberitahuku bahwa mereka semua, yang terlibat balap liar, ditangkap polisi dan dibawa ke kantor polisi untuk ditahan beserta motor mereka"

"Tapi kenapa aku nggak diberitahu sama sekali." felix berucap lirih, sungguh dia menyesal.

"Memang nya siapa yang berani memberitahu mu. Changbin sudah berkata sejak awal, kalau sampai mereka dipenjara siapapun tidak boleh diberitahu. Termasuk dirimu, orang yang paling dia sayang."

Felix mencengkeram stang sepeda nya dengan kuat. Matanya berkaca-kaca, felix tau ini semua perbuatan siapa. Tapi felix tidak terlalu berani untuk mengatakan yang sebenarnya.

"Aku ingin menjenguk Changbin." seru felix pada hyunjin.

Seketika ekspresi hyunjin berubah panik.
"Jangan- aku akan dihabisi kalau tau aku yang memberitahumu. Aku masih sayang dengan nyawaku, tau!"

Felix mengerlingkan mata, mencari-cari alasan agar hyunjin memperbolehkannya untuk menjenguk Changbin dan Mau mengantarnya.

"Pizza World cheese dua porsi, bagaimana?"

Hyunjin terlihat menimbang tawaran felix. Sejujurnya dia tadi kelaparan diapartemen changbin karena tidak ada apapun yang bisa dimakan sedangkan dia sendiri tak memiliki uang sepeserpun, untung nya tadi ada beberapa lembar uang di saku celana changbin jadi dia bisa membeli beberapa snack pengganjal lapar.

"Oke oke, tapi kau bisa jaga rahasia kan?" tanya Hyunjin lagi yang dibalas anggukan oleh felix.

Dalam hati hyunjin mengumpat. Tidak apa-apa lah kalau ia jadi babak belur saat changbin keluar dari penjara nanti. Yang penting hari ini dia tidak akan kelaparan.

"Aku mau tanya .." ucap felix lalu berbalik tiba-tiba membuat hyunjin spontan bergerak mundur. "Apa?" jawab hyunjin dengan sengit.

Felix mensejajarkan langkahnya disamping hyunjin menuntun sepeda nya agar tetap berada di atas trotoar sementar dia dan hyunjin berjalan berdampingan di jalan aspal.

"kapan dia keluar dari sana?" tanya nya sambil menunjuk Kantor polisi yang masih jauh, hyunjin mengusap tengkuknya "mungkin- sekitar- 4 bulan? Itu sih yang ku tau."

Ekspresi felix berubah murung dia ingin menangis. Eh, tidak. dengan cepat ia menggelengkan kepala. Dia tidak boleh menangis disini, dia tidak boleh menangis dipinggir jalan seperti ini apalagi di depan pemuda seperti hyunjin. Tidak boleh.

"Sudah sampai. Masuklah, aku tidak bisa mengantarmu sampai ke dalam. Dan, jangan menangis, oke?" hyunjin mengacak pelan rambut felix lalu berjalan lurus sementara felix masih diam di depan kantor polisi yang nampak sepi itu.

'Ini semua demi changbin!'

[]

ENOUGH | CHANGLIX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang