Sejak pertemuan pertamanya dengan Eunbin, Felix menjadi dekat dengan gadis itu.
Menurut Felix, Eunbin adalah gadis unik yang gampang berbaur dan sangat Bersahabat, apalagi saat mereka berdua membahas tentang Band rock seperti; Day6, the East Light, etc.
Mereka juga punya banyak kesamaan, seperti; takut gelap, tidak suka makanan pedas, dan benci serangga. Dan itu membuat mereka nyaman satu sama lain.
"Oppa sudah memiliki pacar?" tanya Eunbin sambil meminum Matcha Latte nya, suatu sore di sebuah cafe.
Felix terdiam, ingin sekali dia mengatakan 'tidak punya' namun di dalam lubuk hati nya dia ingin mengatakan kebenaran.
"Orientasi seksual ku berbeda, jadi- "
"Ah, aku paham" ujar Eunbin lalu tertawa, seperti biasanya.
Gadis itu memeriksa jam tangannya lalu memekik "aku harus ke kampus sekarang!"
Felix menyadari raut panik Eunbin lantas berdiri dari duduknya "mau ku antar?"
***
Changbin mengusap wajahnya secara kasar, seharusnya dia senang karena sebentar lagi ia telah terbebas dari penjara sialan ini, Namun tidak demikian.
Kemarin jisung mengunjungi Minho, dia berkata genap sebulan Felix tidak menghubungi nya. Changbin khawatir, karena bisa jadi perkataan Chan tempo hari menjadi kenyataan.
"Bean! Nggak baik loh melamun" ujar Minho sambil menatap lekat wajah Changbin yang murung. "Lo kenapa?"
"Gimana kalo omongan si Chan ada benernya?"
Minho terdiam sesaat, lagi pula Felix jauh dari korea dan tidak ada yang tahu tempat tinggal Felix selama di Australia jadi kalaupun menyewa mata-mata, akan percuma.
"Takdir orang itu gaada yang tau, bro. Kalo emang dia nemu yang lebih baik daripada lo, iklasin aja dan mulai Fokus lagi sama kuliah lo yang terbengkalai itu" jawab Minho, mencoba memberi pencerahan.
Changbin hanya mengangguk. Memang ada benarnya perkataan Minho, kalau Felix sudah nyaman disana, dia harus kembali menata hidupnya sendirian disini, kan?
"Saran gue, lo ambil aja Beasiswa ke Jepang yang pernah ditawarin Universitas, lo harus nata hidup lo mulai dari nol, jadi orang baik dan minta maaf ke kedua orangtua lo" ucap Woojin.
"Gue sih setuju sama Woojin, maksud gue, lo tuh mahasiswa Hubungan internasional yang lumayan pinter. Gegara lo ikutan balapan, kuliah lo mandet-mandet, sayang banget bro" jawab Chan yang sedang tiduran tak jauh dari tempat Changbin duduk.
Changbin terdiam lagi kali ini cukup lama. "Btw, gue kangen ortu, mereka ga ada niat buat ngunjungi gue disini gitu?" gumam Changbin.
Tiba-tiba chan mengubah posisi nya "eh denger-dengen, lo itu berubah semenjak bunda lo meninggal, bener?" tanya Chan spotan, Changbin mengangguk.
"Kenapa?"
"Mama tiri gue itu penuntut. Dia emang sayang sama gue, tapi dia nuntut gue buat jadi orang sempurna dan dia cuma peduli sama pencapaian gue, maksudnya mama gue maupun papa gue gapernah perhatian sama gue meskipun cuma nanya 'apa kamu bahagia?' nggak sama sekaliㅡ
ㅡdisitu sifat pembangkang gue mulai muncul,"
.
.
.
ㅡtbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOUGH | CHANGLIX ✔
Fanfiction(n.) definisi cinta itu pembodohan🌙 Highest rank : #9 in Changlix