"Felix? Kamu yakin?" tanya jisung. "Kamu yakin mau pergi ke sana? Aku beneran nggak keberatan lo kalo kamu tinggal disini seumur hidup."
Felix tertawa "bercanda ya kamu. Udah, nggak apa-apa. Aku cuma mau ke sana 6 bulan. Setelah urusan aku selesai, aku bakalan balik lagi." jawabnya.
Jisung mengernyit. "Changbin sudah tau? Ayah tiri kamu? Ibu kamu?" felix berdecak "ibu tau. Lagian aku kesana mau ketemu papa kok, kalo changbin ..."
"Kamu belum bilang sama dia?" tebak jisung, Felix mengangguk pelan.
Felix malu bertemu dengan Changbin. Semua ini karena ayahnya, kalau saja saat itu felix peka dengan keadaan, Changbin tidak akan dipenjara.
"Berhenti nyalahin diri kamu, Felix. Changbin juga salah, dia tetap aja balapan padahal akhir-akhir ini sering ada patroli."
jisung menepuk pundak sahabatnya. "Aku janji bakalan sering ngunjungin Changbin buat kamu." lanjut jisung.
Felix mendongak "kamu yakin, Han? Kalian bahkan belum pernah ketemu." cibir felix, jisung tampak memikirkan sesuatu dengan keras "nggak apa-apa. You'll never know when you never try."
Pemuda itu mengangguk, lantas mengeluarkan sebuah surat dengan amplop berwarna biru muda dari tas punggungnya, "Han, minta tolong buat ngasihin ini ke Changbin bisa? Aku tau sih ini udah mainstream. Tapi ya gimana- "
Jisung mengangguk saja lalu merebut amplop berisi surat itu secara tiba-tiba "yakin ini nanti bakalan sampai dengan selamat!" jawabnya
"Oh iya. Titip salam buat papa kamu ya! Lama banget nggak ketemu" seru nya. Felix tersenyum tipis tak menjawab, ia masih fokus melipati baju-bajunya untuk dibawa ke australia.
Cuma beberapa bulan. Dan dia akan bertemu lagi dengan changbin. Sosok paling dirindukannya 2 minggu terakhir ini.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
ENOUGH | CHANGLIX ✔
Fanfic(n.) definisi cinta itu pembodohan🌙 Highest rank : #9 in Changlix