05. decision

3.2K 662 25
                                    

Felix menggaruk kepala nya yang tidak gatal. Merasa sedikit bingung karena dia hanya sendirian, ditambah atmosfer kanton polisi yang mencekam dan menakutkanㅡ

ㅡoke, itu agak berlebihan.

Felix menggelengkan kepala. Ia hanya terlalu banyak menonton film bergenre action thriller, maka nya dia gampang berhayal.

"Ada yang bisa di bantu?"

Shit! Felix berjengit kaget saat seseorang dengan tiba-tiba menepuk bahu nya, ia berbalik dan menemukan seorang anggota kepolisian menatapnya dengan tanda tanya.

Dia pikir itu tadi zombie seperti di film-film barat. Ternyata bukan.

"Em- aku ingin bertanya- apakah- ada- seorang tahanan dengan nama Seo Changbin- disini?"

Anggota polisi itu menatap felix dari atas sampai ke bawah sebelum akhirnya mengangguk "saya antar anda ke dalam"

***

Anggota polisi tadi meninggalkan felix di sebuah ruangan berisi satu meja lebar dan dua kursi dengan sekat kaca ditengahnya, felix yakin changbin akan ditempatkan di seberang meja itu.

"Fe- felix?!"

Felix mendongak, menemukan changbin di ambang pintu dengan tangan yang diborgol dan muka yang penuh lebam.

"Siapa yang memberitahu mu kalau aku disini?" tanya changbin lirih. Felix menggeleng pelan, matanya memburam karena air mata yang tertahan "aku tau dari radarku," desisnya.

Changbin menatap felix.
"Hey, don't cry. I'm ok in here." changbin meyakinkan kekasihnya, tapi felix tidak percaya. Mana ada orang yang baik-baik saja saat terkurung di jeruji besi yang dingin dan kotor itu.

"Bohong. Kamu itu kangen sama aku. Kamu sedih setiap hari karena nggak ketemu aku!" felix memelankan kalimatnya kemudian menunduk sambil meremas ujung kemeja flanel nya.

Sejujurnya, changbin jauh lebih tersiksa. Biasanya saat ia sulit tidur, ia akan membangunkan felix untuk sekedar mengirimi pesan atau datang ke rumah felix. Tapi keadaan sudah berbeda.

"Jikseu? Jangan cengeng. Besok kamu ada kelas pagi, kalau teman mu bertanya tentang keadaan mu yang kacau seperti ini, kamu mau menjawab bagaimana?"

Changbin tau betul sifat felix, dari yang positif hingga yang negatif, changbin tahu semua, tak ada yang terlewat satu pun.

Felix itu mudah baper. Dia akan menangis semalaman kalau perasaannya sedang kalut dan mood nya sedang buruk. Itu sebabnya changbin memperingatkan felix sejak awal.

"Kalau kamu masih cengeng, lebih baik kamu lupain aku aja. Aku udah jadi beban buat kamu." tukas changbin membuat felix mendongak dengan wajah merah padam.

"Kenapa kamu bisa bilang kayak gitu?" tanya felix.

"Kamu nggak bisa terus-terusan bergantung sama cowok brengsek ini Felix. Kamu berhak bahagia, nggak ada yang melarang. Kamu mampu bahagia dengan cara kamu sendiri. Jangan nangis buat orang kayak aku. Nggak berguna"

[]

ENOUGH | CHANGLIX ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang