Chapter 19: His lover

3.8K 440 32
                                    

UPDATE AH BIAR CEPET TAMAT😂😂

Jangan lupa follow instagram @gumgumcow ya. Karena aku suka buat video-video gaje disana dan yah kalian bisa liat juga kegabutan aku atau spoiler buat chapter-chapter berikutnya.

Oke happy reading everybody!!!❤️
.
.
.
.
.
Eh bentar, jangan tahan napas ya dipart ini hahahahahahahahahaha

Eh bentar, jangan tahan napas ya dipart ini hahahahahahahahahaha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.
.
.
.
.

Hanya bermodalkan kesadaran yang sudah mulai menurun, Jimin memapah tubuh Jian menuju halte. Tak butuh waktu lama, Jimin segera menghentikan Taxi untuk menjadi tumpangan mereka malam ini.

Ia menyandarkan kepala Jian di kursi Taxi begitu juga dengan dirinya namun Jian malah memindahkan sendiri kepalanya ke bahu Jimin sembari tangannya melingkar erat ditubuh Jimin.

Pria itu hanya tersenyum saat Jian melakukannya, membiarkan gadis itu memeluknya seperti sebuah guling. Jimin sedikit terbawa suasana, ia mengelus pipi Jian terus menerus tanpa sadar dan tersenyum seolah yang ditatap adalah hal yang paling berharga untuknya

Sampai tak berapa lama kemudian, Taxi yang mereka tumpangi berhenti tepat didepan rumah yang alamatnya telah Jimin berikan diawal. Usai membayar jasa Taxi, ia kembali memapah tubuh Jian untuk masuk.

Jimin baru menyadari satu hal ketika berdiri didepan pintu utama, Ia membawa Jian ke kliniknya padahal seharusnya ia memulangkan Jian kerumah.

Merasa sudah tidak memiliki tenaga dan kesadaran yang cukup untuk kembali memulangkan Jian, Jimin akhirnya memutuskan untuk membawa Jian masuk dan menginap hanya untuk malam ini, lagi pula sudah terlalu malam jika gadis ini harus pulang.

Jimin membawa Jian keruangan yang menjadi kamar Jimin ditempat itu, melepar tubuhnya dan tubuh Jian keatas bantalan empuk secara bersamaan.

Jimin merapihkan posisi Jian, merebahkannya dengan sempurna disana dan tak lupa melepaskan alas kaki yang Jian gunakan lalu hendak bangkit dan menyelimuti gadis itu sementara nanti ia akan tidur disofa.

Alih-alih menarik selimut, tangan Jimin tertahan oleh tangan Jian yang secara tiba-tiba mencengkramnya. Gadis itu membuka iris nya dan terlihat begitu sayu,

"Mau kemana? Ku bilangkan jangan pergi lagi. Jangan tinggalkan aku sendiri" Jian bergumam sendiri sementara Jimin menelan tenguknya dengan sulit. Cobaan macam apa ini?

𝘢𝘳𝘳𝘩𝘦𝘯𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢 || 𝗣𝗝𝗠 (𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang