Chapter 21: Forgive me

3.7K 470 9
                                    

Sesakit apapun perasaan mu, jika masih tersisa cinta untuknya barang sedikit saja , itu dapat dijadikan alasan untuk memaafkannya...

Hujan adalah sebuah fenomena alam yang paling Jian sukai, baginya saat hujan semua perasaannya mengalir bersama derasnya air. Suasana menjadi sejuk dan meskipun bisa membuat tubuhnya basah kuyub, Jian pikir itu bukanlah hal buruk melainkan termasuk sebuah kesenangan.

          Jian tak ingin setiap akhir pekannya jadi kelabu karena tak ada lagi Jungkook disisinya lantas akhir pekan kali ini ia habiskan untuk pergi mengunjungi makam ayahnya tapi siapa sangka akan turun hujan? Jian tak melihat prakiraan cuaca sebelum pergi sehingga dia tidak membawa payung.

Jian membiarkan tubuhnya basah kuyub diguyur air hujan karena ia belum selesai 'berbicara' dengan sang ayah, Jian sedang berkeluh kesah mencurahkan segela isi hatinya yang selama ini ia pendam seorang diri. Satu tangannya mengusap nisan yang tertera nama sang ayah disana,

       "Apa yang harus aku lakukan? Pria yang ku cintai meninggalkanku, Namjoon Oppa masih saja bersikap kasar padaku, aku merindukan Seokjin Oppa tapi aku tidak bisa berada didekatnya. Aku harus bagaimana, Ayah?"

           Beberapa saat berikutnya hening, hanya suara rintik air hujan yang terdengar serta menerpa tubuhnya. Selang beberapa menit kemudian Jian mendengar sebuah langkah kaki yang semakin mendekat kearahnya namun ia berusaha mengabaikan hal itu.

Jian merasakan kehadiran orang lain didekatnya kala tetesan air hujan tak lagi mengenai tubuhnya. Jian menengok keatas dan mendapati sebuah payung bening sudah bertengger disana, menghalangi air hujan membasahi tubuhnya.

                  Jian yang berjongkok didepan makam pun sedikit menoleh kesamping dan melihat seorang pria yang sangat ia kenali berdiri tegak dan memegangi payung itu untuk mereka berdua.

Pria itu memasang wajah datarnya, matanya menatap nisan yang sama dengan yang ia tatap.

             "Itu tidak benar paman, aku masih datang kemari menemani Jian dan akan selalu seperti itu. Aku tidak meninggalkannya"

Jian menatap pilu pada mantan kekasihnya yang kini berada didekatnya, rasa takut itu kembali datang. Jian kembali merasa tertekan atas kehadiran Jungkook, membuat tubuhnya bergeser dengan perlahan untuk membuat jarak.

Jungkook menyadari pergerakan Jian, gadis itu kembali menghindarinya. Kali ini Jungkook membiarkannya dan memilih tetap berbicara meskipun Jian kini memberikan banyak jarak diantara mereka,

                 "Aku mau mengadukan anakmu yang nakal ini, dia memutuskan ku secara sepihak lalu terlihat bersama pria lain saat aku masih begitu mengharapkan cintanya. Kejam sekali kan? Dia juga takut padaku sekarang, tapi semua itu adalah salahku karena aku memperlakukannya dengan begitu buruk" Jungkook tertunduk menyesali perbuatannya, ia menyadari Jian menatap kearahnya saat ia berbicara namun Jungkook berpura-pura tidak mengetahuinya agar Jian lebih leluasa melakukan itu.

"Aku sangat bodoh, sampai-sampai harus diberitau beberapa orang dulu baru aku menyadari kesalahanku pada Jian. Aku juga bodoh karena sangat terlambat menyadari bahwa Jian begitu berharga bagiku bahkan hingga detik ini ia masih begitu"

                       Jungkook tersenyum tipis dan setetes air mata mengalir dipipinya membuat Jian tersetak saat melihatnya, Jungkook bukan pria yang seperti itu. Apakah dia sudah benar-benar menyadari kesalahannya?

𝘢𝘳𝘳𝘩𝘦𝘯𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢 || 𝗣𝗝𝗠 (𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang