THE END

5.3K 458 123
                                    

Semua kisah pasti memiliki akhir, tapi akhir yang sebenarnya untuk manusia adalah kematian...

           Jian menatap kepergian Jimin diambang pintu, ia tak beranjak sampai pria itu melajukan kendaraan roda empatnya meninggalkan pekarangan rumah. Suasana diluar sangat dingin karena hujan deras ditambah lokasi rumah Seokjin yang sedikit jauh dari rumah-rumah lain dan banyak pohon rindang disekitarnya membuat nya sedikit merinding saat melihat pohon yang bergoyang kencang terkenal angin.

Jian segera menurup rapat pintunya, menguncinya kemudian mencari dimana lampu darurat sebelum lampu padam. Biasanya saat badai listrik akan dimatikan sampai hujan dan petirnya mereda, dan biasanya juga Jian akan selalu tidur dikamar Seokjin karena ia tidak terlalu nyaman dalam gelap.

Suara ketukan pintu yang keras mengejutkan Jian, ia berjalan ragu kearah pintu untuk memastikan apakah benar pintunya diketuk. Ternyata setelah mendengarkan beberapa kali, pintunya benar-benar diketuk oleh seseorang. Dengan hati yang was-was ia berdiri tepat dibelakang pintu, "Siapa disana?"

"Ini aku, Songjun! Apa kakak mu ada dirumah?" seseorang diluar sana berteriak menjawab Jian, perasaannya sedikit lega karena itu adalah orang yang ia kenal. Songjun adalah salah satu teman Seokjin yang suka berkunjung kemarin, pria itu ramah dan baik hati.

Jian tanpa ragu membukakan pintu, hingga dilihatnya pria itu cukup kebasahan. "Ada apa? Kenapa Oppa basah kuyub begini?" tanya Jian heran

"Aku tadi sedang menuju kemari tapi tidak bawa kendaraan, aku turun dihalte depan dan berjalan kemari karena aku ada urusan yang sangat penting dengan kakak mu" pria itu terlihat beberapa kali menghela nafas seperti habis berlari. Jian pun dengan sigap membukakan pintu lebih lebar agar pria itu bisa masuk kedalam.

"Masuk saja dulu, sebentar lagi Seokjin Oppa akan kembali. Akan ku ambilkan handuk" tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun Jian berjalan kedalam rumah dan mencarikan handuk didalam lemari pakaian Seokjin.

Tanpa Jian sadar pria yang dibiarkan masuk begitu saja mengunci pintunya dari dalam, dengan mata sayu dan seringainya ia mendatangi Jian yang sedang berjalan kearahnya sembari membawakan handuk.

"Mungkin Oppa mu akan lebih lama kembali, biarkan saja dia mengurus ban mobilnya itu. Kita bersenang-senang saja disini"

Kalimat itu membuat Jian merinding, seketika ia menjatuhkan handuknya kelantai dan mundur perlahan. "Da-dari mana kau tau kalau ban mobil Seokjin Oppa bermasalah?"

"Bagaimana mungkin aku tidak tahu, aku kan yang membuat hal itu bisa terjadi. Kalau ku bilang ingin meniduri adiknya, pria itu pasti tidak akan mengizinkan ku. Itu sebabnya ku rasa aku perlu menyingkirkan nya sebentar untuk bisa bersenang-senang denganmu, Kim Jian"

Tubuh Jian mulai gemetaran, ia terus menurus mundur hingga terpojok dimeja makan. Sial sekali, kenapa ia semudah itu percaya pada orang lain? Dengan sekali serangan, Songjun sudah bisa menggapai Jian dan membanting tubuh gadis itu kelantai, menarik paksa t-shirt yang Jian kenakan sampai robek karena gadis itu terus memberontak.

"Diamlah!! Ini tidak akan menyakitkan jika kau menuruti perkataanku! Atau akan ku beri kau pelajaran kalau terus berontak!" Songjun yang mulai kewalahan menghadapi Jian akhirnya mengancam, namun gadis itu tetap tak gentar untuk memukul dan mendongnya hingga menabrak kursi. Songjun menoleh kearah meja makan, ia meraih pisau roti yang ada di sebuah tempat alat makan, tanpa ragu mengayunkan pisau itu kearah Jian namun tiba-tiba saja lampu padam dan ia kehilangan cahaya untuk dapat melihat lawan nya.

Tapi ia tahu pisau itu sudah mengenai tubuh Jian karena gadis itu menjerit kesakitan, karena tidak bisa melihat apapun itu membuat Songjun lengah dan Jian punya kesempatan untuk melarikan diri.

𝘢𝘳𝘳𝘩𝘦𝘯𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢 || 𝗣𝗝𝗠 (𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang