Chapter 34: First day

3.8K 423 44
                                    

Pagi ini Jian bangun lebih awal dari biasanya. Jika biasanya Seokjin yang akan bangun lebih dulu karena akan pergi bekerja, hal itu tidak terjadi dihari minggu ini.

Tak terasa sudah satu bulan dirinya menetap di Busan bersama kakak yang paling dicintainya. Jian baru mengetahui kesibukan kakaknya, selama mereka berjauhan Jian sering menelfon Seokjin dan sekarang ia merasa bersalah akan hal itu sebab terkadang Seokjin baru pulang larut malam dan masih harus menyelesaikan pekerjaannya begitu sampai dirumah.

Untuk itulah Jian bangun pagi hari dan berjalan menuju pasar tradisional, rencananya ia akan membuatkan makanan pagi ini. Udara disini sangat bagus, Jian menyukainya. Ia menghirup nafas dalam-dalam sampai puas kemudian menghembuskannya dengan perasaan senang dan lega.

Ini menyenangkan sekali, pikirnya.

Setelah hari dimana ia tahu bahwa Jimin tidak bersalah dan Seokjin telah melamar Seulbin, Jian merasa segala bebannya terangkat hingga ia merasa jauh lebih baik.

Tapi untuk sebuah alasan ia belum menghubungi Jimin, Jian pikir ia harus sedikit menguji perasaan Jimin padanya. Apa yang akan terjadi jika Jimin sudah tau dirinya kini tinggal diBusan?

Jian masih memikirkan hal itu. Namun tak lagi ia jadikan sebagai beban melaikan kini baginya hal itu hanya sebuah misteri yang akan terkuak seiring berjalannya waktu.

Jian membeli beberapa jenis sayur, serta ikan sebagai menu utama. Mungkin ia akan membuat sushi, Seokjin sangat menyukai menu itu.

Tidak ingin menghabiskan waktunya terlalu lama, Jian segera kembali kerumahnya. Sepertinya Seokjin sangat kelelahan karena semalam ia pulang pukul 1 dini hari, dan sekarang Seokjin belum juga bangun. Ini kesempatan yang bagus untuk Jian, ia akan menyiapkan makanan selagi Seokjin tertidur lelap.

Selagi ia memasak, ponselnya berdering. Ada sebuah pesan masuk disana dan itu pesan masuk dari Seulbin. Jian tersenyum tipis seraya membaca pesan itu,

(09:03) Seulbin Eonnie
Adik ipar, Apa kakakmu belum bangun? Aku menelfonnya tapi tidak bisa, sepertinya ponselnya mati.

Begitulah semua ini berjalan sekarang. Hubungannya dengan Seulbin kini lebih akrab karena Seokjin sudah menceritakan semuanya. Jian bahagia kini kakaknya punya seorang wanita yang memperhatikannya dengan begitu baik.

(09:05)
Oppa masih tertidur karena lelah. Jangan khawatir dia baik-baik saja~ eonnie jangan lupa sarapan pagi ini^^

Jian mengirimkan balasan itu kemudian kembali melektakan ponselnya. Satu hal yang juga Jian sadari saat ini, sikap Seulbin sangat berbeda. Ia ingat sekali bagaimana dulu Seulbin terlihat begitu anggun dan penuh wibawa saat bersama Jimin, Jian bahkan melihat Seulbin seperti seorang wanita yang sangat dewasa.

Namun sekarang semuanya berbeda, Jian melihat sisi baru dari seorang Seulbin yang ternyata sama seperti wanita pada umumnya. Manja dan cerewet kepada pria yang mereka cintai. Ia lega, itu berarti Seulbin betul-betul mencintai kakaknya.

Ternyata ponselnya kembali berdering, itu pasti balasan dari Seulbin, pikirnya.

(09:10) Seulbin Eonnie
Ah ternyata dia masih tidur ya? Aigoo, dia pasti sangat lelah. Jian-a, aku juga ingin menyampaikan kalau adikku meminta nomermu, apa boleh ku berikan?

Jian diam, bukan berpikir boleh atau tidak tapi untuk apa? Untuk apa Jungkook ingin menghubunginya lagi? Apa ia ingin mencoba menggodanya lagi lalu meninggalkannya seperti saat itu? Tidak!

𝘢𝘳𝘳𝘩𝘦𝘯𝘱𝘩𝘰𝘣𝘪𝘢 || 𝗣𝗝𝗠 (𝗦𝗨𝗗𝗔𝗛 𝗧𝗔𝗠𝗔𝗧)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang