FALL FOR U

9 1 0
                                    

"Aku senang akhirnya, temanku itu mendapatkan pria yang dia inginkan dan terima kasih untuk bantuanmu, Jin, juga terima kasih karena sudah mengantarku pulang."

Pria ini tersenyum padaku. "Senang bisa membantu, lagipula Jungkook itukan temanku juga. Sama-sama."

Aku melangkah keluar dari mobilnya dan melambaikan tangan saat dia melajukan mobilnya pergi meninggalkanku. Menghembuskan napas sebelum akhirnya kakiku melangkah masuk ke rumahku.

Dilahirkan di keluarga kaya bukanlah sebuah kebanggaan untukku. Ayah dan ibu, mereka tidak tahu jika aku bekerja menjadi seorang DJ cadangan disalah satu club besar di Seoul. Meski hanya DJ cadangan, tapi penggemarku cukup banyak. Aku tidak kalah nakalnya dengan Hani. Kami sudah menjadi teman baik sejak memulai karir bersama-sama menjadi seorang DJ. Hanya menjadi seorang DJ tidak lebih dari itu.

Ayah dan ibu tidak akan mempedulikanku, apapun yang kulakukan mereka tidak akan peduli. Mereka terlalu sibuk dan sekaligus terlalu lelah untuk memperhatikanku. Mereka membebaskanku melakukan apapun yang kuinginkan dan aku memanfaatkan kebebasan yang kumiliki sebaik mungkin.

Kebetulan sudah seminggu ini mereka tidak pulang ke Seoul dan mungkin mereka sudah berencana untuk menetap di Italy selama-lamanya. Ya, silakan saja pergi! Jangan pernah pulang dan anggap saja mereka sepasang suami istri tanpa anak, jadi tidak perlu repot-repot memperhatikan keberadaanku.

Kehidupanku ini sudah buruk sejak dulu dan aku sudah membiasakan diriku untuk menerima kenyataan. Aku mungkin lebih memilih untuk tidak pernah memiliki orangtua jika begini jadinya. Seorang wanita dewasa sepertiku yang tidak pernah sekalipun merasakan kasih sayang orangtuanya terdengar sangat menyedihkan. Sudah hidup selama 21 tahun dan selama hidupnya tidak pernah sekalipun orangtuanya menanyakan keadaannya padanya.

Pelayan-pelayan menyambutku dan membawakan barang-barangku termasuk tas kecilku.

Itulah alasan kenapa aku berani mengambil resiko untuk terjun ke dunia malam yang jelas-jelas sangat berbahaya karena mungkin sekalipun aku mati mereka tetap tidak akan peduli.

"Nona, makan malam sudah siap, apa Anda ingin makan sekarang?"

"Ya, aku akan turun nanti, kau siapkan saja semuanya," perintahku.

Hanya para pelayan saja yang tahu jika aku sering pulang pagi jika akhir pekan, mereka semua sudah kuperintahkan untuk tutup mulut dan semua rahasiaku aman sampai saat ini.

Tadi aku sempat bertukar nomor ponsel dengan temannya Jungkook, Seok Jin. Dia adalah kakak tingkatnya Jungkook di sekolah dan karena pria itu pintar jadi dia langsung dipekerjakan di perusahaan keluarganya Jungkook.

Sebenarnya aku baru saja putus dari pacarku minggu lalu, tapi ya jika pria yang satu ini mau mendekatiku aku tidak akan melarang. Lagipula aku tidak pernah melarang pria manapun untuk mendekatiku karena aku suka diperhatikan. Aku suka disayangi dan aku suka dicintai, tapi aku tidak pernah mencintai dan tidak pernah menyayangi.

Semua pacar-pacarku yang terdahulu itu hanyalah mainanku, mereka menyayangiku dan katanya mereka mencintaiku jadi aku menerima mereka sebagai kekasihku menikmati perhatian yang mereka berikan padaku lalu memutuskan hubungan dengan mereka jika sudah bosan.

Cinta itu omong kosong! Aku bingung saja pada Hani, gadis itu akhirnya takluk di bawah pesonanya Jungkook si bocah ingusan berumur tujuh belas tahun. Ya Tuhan, memang rencanaMu tidak bisa ditebak.

Semoga jika suatu saat nanti aku jatuh cinta, maka Tuhan membiarkan cinta itu jadi milikku dan cinta itu juga mencintaiku.

"Nona, ada pesan dari Tuan dan Nyonya, bisakah saya membacakannya untuk Anda."

SHARE A DREAM ABOUT OUR BANGTAN BOYSWhere stories live. Discover now