Apa ada diantara kalian yang pernah berada diposisiku? Ini sangatlah membingungkan. Bagaimana tidak jika saat ini aku bahkan tidak bisa menentukan apa yang sebenarnya hatiku rasakan. Terkadang aku merasa jika aku menyukainya, sangat menyukainya. Aku selalu suka diam-diam memperhatikan wajahnya. Dia tampak begitu manis dan lucu di mataku. Tidak akan ada hal yang membosankan darinya untuk kuperhatikan. Meski sebenarnya kami tidak terlalu dekat. Hatiku sulit untuk menentukan jawaban dari pertanyaanku yang sangat sederhana. Apa nama dari perasaan yang kumiliki pada Kim Seok Jin?
Aku menyukainyakah? Aku tertarik padanya? Aku mencintainya? Atau mungkin ini hanyalah sebuah perasaan kagum belaka karena dia adalah ketua kelas sekaligus pria tertampan yang pernah tertangkap mataku?
Aku satu kelas dengannya sejak lama dan perasaan aneh ini baru kurasakan di awal semester ini. Ya ampun, terkadang ketika guru menentukan nama-nama kelompok belajar aku harus berusaha sekeras mungkin untuk menahan debaran jantungku karena berharap bisa satu kelompok dengannya. Setelah do'aku terkabul, aku jadi bingung bagaimana aku harus bertingkah di hadapannya padahal sebelum ini semuanya normal dan baik-baik saja.
Hari ini Ms Han membuatku berada satu kelompok dengan Seok Jin untuk materi bernyanyi duet. Ya, aneh sekali! Dari sekian banyak siswa di kelas ini, Ms Han memilih aku dan Seok Jin untuk berada dalam satu kelompok dan kali ini ujianku bahkan lebih berat lagi. Aku dan dia harus bernyanyi bersama. Kami juga dituntut untuk membangun kemistri satu sama lain.
Haduh! Bisa-bisa jantungku rusak kalau harus berada dekat dengannya selama satu minggu penuh!
"Min Rin, apa idemu untuk tugas kita ini?"
Aku tersentak dari lamunanku dan menatap pria tampan yang duduk di hadapanku saat ini. Ya Tuhan, bagaimana bisa ada makhluk seperti dia? Bolehkan jika aku berandai-andai akan terjadi sesuatu yang romantis diantara kami?
"Eh mendadak aku jadi melupakan semua lagu-lagu bagus yang kutahu! Kau bisa memilih lagunya dan kita akan menyanyikannya setelah mengaransemennya."
"Bagaimana kalau kita menyanyikan lagu Perhaps Love? Itu lagu yang sangat bagus dan juga tidak asing ditelinga orang-orang?"
Tanpa memikirkan apa-apa lagi, aku langsung mengangguk mengiyakan usulnya. Dia tersenyum padaku. Aku tahu lagu itu dan itu adalah lagu yang bagus. Aku yakin kami akan mendapatkan nilai tertinggi untuk materi yang satu ini.
"Kalau begitu kita akan berlatih di rumahmu hari ini sepulang sekolah? Bagaimana?"
Lagi-lagi aku mengangguk saja dan setelah itu dia melimbai pergi dari hadapanku. Akhirnya aku bisa menghela napas dengan lega. Tanganku menyentuh tempat dimana jantungku berada dan merasakan debarannya yang kencang seakan aku baru saja selesai lari marathon.
Baiklah, sepulang sekolah aku akan mulai mengerjakan tugas ini dengannya dan aku berharap dia tidak merasa aneh dengan gerak-gerikku. Aku tidak mau dia tahu apapun tentang perasaanku yang aneh ini. Aku tidak ingin dia menjauhiku. Aku tidak bisa menciptakan jarak yang akan menyiksa diriku sendiri nantinya jika dia tahu. Aku tidak berani mengambil resiko. Bagiku berteman seperti ini saja dengannya sudah lebih dari cukup.
Benarkah?
Aku meringis kesal saat mendengar pertanyaan dari diriku itu. Dengan kesal aku menyeruput es jeruk yang sudah kupesan sejak tiga puluh menit yang lalu ini. Ya Tuhan, bantulah aku dan pilihkanlah jalan terbaik untuk semua ini!
Seperti yang telah dijanjikan, aku dan Seok Jin memulai latihan pertama kami hari ini. Jadi aku pulang bersamanya dengan motor besarnya. Ya jantungku kembali berdebar dengan kerasnya, lebih parah lagi keringat dingin keluar dari tubuhku. Ya Tuhan, ini reaksi yang normalkah jika seorang gadis dekat dengan pria yang disukainya? Atau mungkin ini sangat berlebihan?
YOU ARE READING
SHARE A DREAM ABOUT OUR BANGTAN BOYS
Fanfictionkisah cinta, persahabatan, dan mimpi~