Kali ini aku akan menulis cerita tentang cinta guru dan siswa. Kalau biasanya hubungan murid dan guru itu kan Gurunya si laki-laki dan muridnya si perempuan. Kalau ini dibalik. Mungkin sepintas temanya akan sama, ala-ala berondong, tapi alur, pasti tidak akan sama. Yakin 100%.
Yang pasti ini 100% fiksi ya, bukan nyata. Okee.
Kasih krisan ya, jujur saya lebih seneng dikomentarin sepedes-pedesnya daripada sekedar kata next.
Banyak orang berkata, 'Jika belum mendapatkan jodoh. Bersabarlah! Mungkin jodohmu belum lahir.'
Begitulah denganku, ketika merasa lama menanti jodoh. Ternyata jodohnya belum lulus sekolah. Bagaimana ini? Apakah lazim percintaan seperti ini, akankah bertahan dan benar-benar berjodoh?
Hah ... ada-ada saja. Rupanya nasib memang tidak sebaik rupa dan isi otakku. Buktinya aku, si guru cantik (katanya) sudah dua puluh enam tahun melajang. Jangankan suami atau pacar, gebetan saja ... ssstt, tidak ada.
Dengan angkuhnya, aku melangkah menuju kelas XII IPS 1. Suara stiletto yang bertabrakan dengan lantai sekolah, menambah kesan horor pada para siswa.
"Ada guru galaak! Masuuuukkk!" teriak salah seorang siswa.
Krik ... krik ... krik.
Kedatanganku sukses membuat mereka semua duduk rapi, dengan tangan dilipat di atas meja, dan pastinya ... tanpa suara. Ah, karena aku membenci kelas yang ribut. Melangkah dengan anggun, mengelilingi tempat duduk siswa satu per satu, kuamati mereka mulai dari rambut, pakaian, dan sepatunya.
Lengan seorang siswa kutarik cukup keras, siswa tersebut tidak melawan sedikit pun, pasrah terhadap hal yang mungkin akan menimpanya.
"Tahu di mana salahnya?" tanyaku.
"Tidak, Bu."
Kembali kuberjalan mendekati meja guru. Kemudian meraih tas mewah dan mengambil sebilah gunting di dalam sana.
Kres kres.
Suara khas dari rambut yang dipangkas pun terdengar. Beberapa helai rambut siswa tersebut jatuh ke bawah. Sekarang giliran bagian celananya, kusobek bagian bawahnya, ah puasnya. Siapa suruh hobi melanggar peraturan.
"Kalian semua, paham apa kesalahannya?!"
"Paham, Bu," jawab siswa serentak.
Namaku Jihan Pramesti, usia dua puluh enam tahun, aku guru yang berstatus jomlo. Berkali-kali melakukan pendekatan tapi selalu berakhir dengan kegagalan.
Pernah suatu hari, aku berkenalan dengan seorang Teknisi yang kukenal melalui jejaring sosial. Kami sudah cukup dekat melalui pesan chat, giliran ketemuan, semuanya mundur. Apa salahku?
"Bu."
"Ya."
"Boleh saya duduk sekarang?"
Aku mengangguk. Kalian sudah paham 'kan peraturan di sini? Tidak boleh ada siswa yang rambutnya melebihi telinga, dan memakai celana sempit. Untuk wanita, tidak ada yang menggunakan make up. Sekali lagi kalian melanggar, maka kasus akan saya teruskan di BK. Sampai mendapat SP 2, maka kalian akan mendapatkan hukuman skors dari saya.
"Bu Jihan, ada PR," kata salah seorang siswa.
"Sabar, ibu belum absen!" kataku sok tegas.
"Oke anak-anak, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
"Saya absen dulu, ya. Anjungan, Bokir, Cuplis, Dekil, Eko ... Zoro. Oke semua hadir. Silakan keluarkan pekerjaan rumah yang saya berikan minggu lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Student (Sudah Terbit)
Teen FictionTerkadang cinta memang tidak memandang usia dan status. Seperti cinta antara seorang guru dan siswa yaitu, Jihan dan Kamil. Sosok Kamil yang muda dan dewasa berhasil menggait hati Jihan, seorang guru sekaligus wali kelasnya, yang usianya terpaut del...