Sequel Kamil.

1.3K 93 5
                                    

#My_Lovely_Student

Jihan mematut diri di hadapan cermin, hendak mencoba gaun pesta yang baru saja ia beli melalui olshop. Sebuah gaun cantik tanpa lengan berwarna merah dengan belahan dada rendah semakin membuatnya terlihat cantik dan seksi.

Sayang beribu sayang, untuk ritsleting gaun ini, Jihan harus menarik napas sesaat.

'Sempit amat. Gue gendutan apa, ya?'

Merasa kesulitan, ia memanggil Kamil yang tengah menyuapini Zikra di halaman depan.

"Sayaaaang!"

"Yaaangg."

Sementara di halaman depan, Kamil masih fokus menyuapi anaknya yang tengah memasuki usia delapan bulan.

"Pesawat masuukk, ninuninuninu. Eh, ini mah bunyi ambulan ya, Nak. Jet jet jet siung."

Bayi tersebut hanya tertawa dan bertepuk memainkan kedua tangannya serta meracau bahasa bayi.

"Sayaaang ...."

Suara Jihan semakin kencang, dan Kamil masih tetap membiarkannya. Menurutnya, biar tidak jadi kebiasaan istrinya. Dia yang butuh, mengapa kita yang harus menghampiri.

Jihan yang semakin kesal karena suaminya tak kunjung datang. Akhirnya nekat ke depan hanya untuk minta tolong suaminya memasangkan ritsleting gaunnya.

"Kamu aku panggil sampai teriak-teriak juga. Tolongin dong, sletingin!"

Kamil terbelalak melihat penampilan istrinya bak wanita penghibur. Ditariknya tangan Jihan ke kamar dan dihadapkannya pada sebuah cermin.

"Sletingin, Yang. Sempit," ujar Jihan merajuk manja pada lelaki muda tersebut.

"Itu ngaca dulu! Baju kurang bahan kok dipake. Aku yang sepanjang hari ketemu aja liat kamu pake begituan gemes apalagi laki-laki di luar sana."

"Bagus dong," ujar Jihan dan disambut dengan tepukan kecil di bokongnya.

"Aduh, sakit tau!"

"Ganti!!!" ujar Kamil.

Jihan merajuk dan tetap tidak mau mengikuti perintah Kamil.

"Ini buat ke acara S2-nya Aiden, Sayang. Kita kan diundang."

"Nah, apalagi itu! Ke Aiden pake baju begitu. Udah mana kesempitan, mending kamu pakai gamis mama aja tuh."

"Gamis aku bisa kali, ga harus gamis mama juga!" Ujar Jihan.

Sebenarnya, dalam lubuk hati Kamil. Ia amat menyukai penampilan istrinya yang demikian, tapi dirinya tidak rela bila istrinya harus menjadi konsumsi publik.

Matanya memperhatikan sang istri dari ujung kepala sampai ujung kaki. 'Sempurna,' gumamnya.

"Jalan ke taman, yuk. Ajak Jimil. Mumpung aku weekend di rumah, nih."

"Jalan-jalan berdua aja, biar anak kalian mama pegang. Mumpung suamimu libur, Han." Kedatangan Bu Kasyifa mengagetkan mereka.

Jihan dan Kamil mengangguk, karena bisa dibilang mereka sangat jarang jalan berdua. Semenjak lulus sekolah, Kamil telah fokus pada dua aktivitas, yaitu kerja dan kuliah. Senin sampai jum'at Kamil bekerja, sedangkan sabtu dan minggu kuliah kelas karyawan.

***

Pasangan beda usia itu nampak saling bercengkrama di sebuah taman yang terletak di perumahan mereka. Penampilan Jihan yang fresh seakan membutakan mata orang di sekeliling untuk menyadari bahwa usia di antara mereka cukup tajam.

"Dulu, saat kamu memilih bersama Pak Aiden, aku seringkali menghabiskan waktu menyendiri di taman ini," ucap Kamil memulai pembicaraan.

"Dulu aku memilih Aiden karena tak yakin bisa bersamamu."

My Lovely Student (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang