Elis

4K 187 0
                                    

Sesampainya di rumah susun, tepatnya di depan rumah Andra, yang berada di pojok kanan lantai 3, kondisi rumah susun agak kotor, dengan tembok-tembok berwarna kopi susu.

Bu Tutti segera menekan tombol bel Tante Elis tepat di sebelah rumah Andra.

Ting Tung!

Ada orang tidak ya? Bu Tutti berkata dalam hati, semoga ada, lalu di tekan kembali tombol bel warna putih itu.

Ting Tung!

Sambil menunggu beberapa saat Bu Tutti lanjut memberi salam, "Assalamualaikum."

Terdengar suara orang berjalan dari balik pintu itu, tidak lama terdapat bunyi dari gembok pintu, dan akhirnya pintu terbukalah dari dalam, terlihatlah Elis, wanita muda dengan rambut pirangnya, wajah cantik, dan tubuh langsing sedang menggunakan daster putih dengan cemek dan bertanya, "Ada apa ya?" Sambil melirik kan matanya ke seluruh penjuru arah, "Eh ada Andra, maaf tadi saya sedang masak, jadi agak lama."

Dengan segan Bu Tutti menjawab, "Maaf Bu Elis saya Tutti guru dari Andra, karenanya rumah Andra tidak ada orang dan juga sekarang sudah pukul 4 sore, saya meminta tolong untuk menitipkannya ke ibu."

Dengan perasaan yang sedikit tidak enak Elis menjawab, "Mmhh..." Elis merasa sedikit terbebani namun tidak punya pilihan lain, "Oh boleh, tapi mohon untuk masuk dulu Bu Guru."

Bu Tutti yang mendengar itu tak bisa berkata-kata, sebetulnya dia ingin lari dari situasi ini tetapi, mungkin ada yang bisa dia cari tau disini.

Masuk lah Bu Tutti ke ruang tamu, rumahnya bersih, lumayan tertata rapi dan tidak terlalu banyak barang-barang.

"Silahkan duduk Bu Tutti..." sambil pergi ke ruang keluarga Elis memanggil Andra, "Andra, nonton TV ke sini ya." seketika Andra berlari ke ruang keluarga.

Dengan senyum dan suara pelan Elis berkata, "Salam kenal Bu Tutti, saya Elis tetangga baru Ratna..." setelah beberapa saat tatapan Elis berubah jadi kosong, "Saya tidak masalah jika Andra main kesini, tetapi saya tidak ingin berurusan dengan Ratna, saya pindah kesini untuk memulai hidup baru, bukan untuk mencari masalah baru."

Mendengar perkataan itu Bu Tutti, bertambah khawatir akan ketenangan hidupnya tetapi juga sedikit tertantang akan masalah yang tertimpa Andra, terlebih dengan kesakitan yang Andra saat ini jalani.

Dengan alis yang berkerut Bu Tutti bertanya pada Elis, "memang nya ada apa Bu? mohon maaf sebelumnya karena membawa Andra ke sini, Andra itu anak murid saya dan sudah sering saya lihat dia sampai sore di sekolah, tidak ada yang jemput."

Sedikit jengkel Elis berkata agak tinggi, "Iya itukan tugas ibu sebagai guru, tapi yang seperti saya katakan saya tidak bisa terlibat lebih jauh, mohon dipahami..." kembali memandang kosong ke depan, "terkadang Andra itu ditinggal di luar rumah oleh ibunya, itu sudah menjadi hal yang lumrah di wilayah rumah susun ini, terkadang dia bermain sampai malam di taman ketika semua temannya sudah dicari orang tuanya."

Bu Tutti yang tadinya jengkel karena seakan-akan Andra adalah tanggung jawabnya seorang kini ikut merasakan kesedihan.

Air mata pun tak tertahankan, dengan mata berbinar Elis melanjutkan ceritanya, "Setiap malam saya mendengar Andra menangis kencang, dalam hati saya ingin sekali menolongnya, tetapi saya tak berani."

Tanpa sadar mata Bu Tutti pun sudah berkumpul awan hitam, hujan tak lagi bisa di tahan dan akhirnya jatuh juga, betapa pedih hidup yang harus diterima oleh anak yang tak berdaya melawan dunia, bagaimana tersiksanya harus hidup setiap hari seperti itu, jika Andra tau apa itu bunuh diri apakah dia akan melakukannya?

Tak terasa waktu menunjukkan pukul 6 sore dan matahari pun telah pulang ke peraduannya. Dengan sedikit canggung Bu Tutti pun pamit, "Terima kasih banyak Bu Elis, saya ijin pamit dahulu."

Sesampainya rumah saat itu telah pukul tujuh, betapa Tutti menyesal hanya sempat bicara saat pamit tanpa ada pertanyaan lain saat di rumah Elis, ingin sekali dia bertandang ke sana lagi.

Dibukanya handphone Tutti dan melihat pesan yang dia kirim ke Ratna, sudah dibaca ternyata, sambil merenung sepi, sedang apa Andra di sana, semoga kamu selamat sentosa, tapi tetap rasa khawatir selalu ada.

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang