Part 2

871 47 11
                                    

Selang beberapa hari kasus ini berlanjut di media masa, sambil menunggu sidang Bu Tutti sebagai tersangka atas tidak pidana pembunuhan.

Publik terbagi oleh dua opini, pertama tindakan keji Bu Tutti yang membunuh seorang single mother karena cemburu atas laki-laki yaitu mantan suami Ratna. opini kedua yang berpikir Bu Tutti hanyalah guru honorer seorang pahlwan tanpa tanda jasa mencoba menolong seorang anak yang mengalami penyiksaan.

semua opini yang ada di pikiran netizen itu menyebar begitu cepat bagi api di ladang rumput.

Bu Tutti seorang anak dari inspektur polisi membunuh Ratna rakyat sipil biasa yang tidak memiliki siapa-siapa dia hanya seorang ibu yang tumbuh dari seorang anak yatim yang tidak memiliki kasih sayang orang tua.

dan jelas publik lebih condong berpihak pada Ratna.

Sampai akhirnya persidangan pertama-pun dimulai, saksi-saksi dimintai pendapatnya, semua orang yang terlibat datang kecuali Andra, karena saat ini Andra telah menjadi tuna wicara(bisu), trauma atas kejadian yang menimpanya.

bukti video penyiksaan Andra dan fisum pada tubuh Andra pun di tampilkan ke hakim, namun hasil akhir hakim tetap teguh, apakah dengan semua ini Ratna pantas untuk kehilangan nyawanya.

beberapa minggu kemudian dimalam hari sebelum sidang terakhir, Bu Tutti sangatlah stress karena tak sangka ia terseret sejauh ini, terlebih ia telah mengecewakan ibundanya yang akhirnya harus tinggal sendiri jikalau anak semata wayangnya ini harus mendekam di penjara.

semua tenaga telah dikerahkan, sampai menghubungi kawan almarhum ayahnya seorang AKP polisi, pengacara yang saat ini membantunya dalam persidangan juga adalah bantuan dari kawan-kawan ayahnya.

namun tetap saja masih belum menenangkan hati dan pikiran Bu Tutti, terlebih jika ia buka berita-berita yang ada di handphonenya, bagaikan pupus harapan untuk bisa menang dipengadilan, mengingat mayoritas publik memilih Ratna, "bukankah biasanya suara publik lebih kuat dari pada suara hakim?".

dan besok adalah sidang terakhir, sekarang sudah pukul 12 malam Bu Tutti masih saja di kasurnya menangisi yang sudah terjadi dan yang akan terjadi, tak lama sekitar 30 menit Bu Tutti terlelap dengan air mata yang masih basah di pipinya. dan ketika saat pukul 1 malam, Bu Tutti terbangun ia mengganti bajunya dengan baju tidur yang indah berwarna putih, bersolek cantik di depan cermin sambil tersenyum dan ber-syiul.

Alaram berbunyi, Bu Tutti segan sekali untuk meladenin alaram nya itu,  ia berharap bisa tidur lebih lama mungkin satu tahun dan bangun ketika semua telah selesai, namun ketika dilihat waktu menandakan pukul 9 lewat, ia segera bangun dan tanpa mandi ia menggunakan baju formal untuk mendatangi persidangan yang jatuh pada pukul 10.

ketika baju selesai dipakai ia melihat ke cermin, Bu Tutti kaget dan terdiam ia terheran-heran kenapa wajahnya sudah menjadi cantik, namun ia hanya tersenyum dan langsung bergegas untuk menghadiri sidangnya yang terakhir itu.

FIN.

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang