Joni

2.9K 129 5
                                    

Karena perasaan lemas yang tiba-tiba
Bu Tutti mencoba beristirahat sejenak, ia teguk teh yang disediakan di atas meja, tak perlu waktu lama untuk menghabiskan teh hangat itu.

"Terkadang di tengah malam handphone itu bergetar, cuma karena Ibu gaptek jadinya Ibu biarin aja," Marni mencoba memulai pembicaraan.

Namun Bu Tutti hanya diam, ia tidak ingin fokusnya hilang, lantaran cerita mistis ataupun cerita yang tidak berkaitan dengan Andra, berapa gelas teh yang harus ia minum, jika Mbah Murni terus berbicara hal-hal aneh tentang Elis, lagi pula bisa jadi Mbah Murni ini berbohong ataupun Elis memang kabur dari Mbah Murni dan hidup sendiri dengan berbagai alasannya.

Bu Tutti mencoba untuk melihat lagi ke dalam handphone yang ada di depannya, setelah diambil dan dibuka kembali terlihat wallpaper Elis dengan senyumnya, hanya saja kini bukan kesan manis yang didapat dari senyum itu, tetapi berisi suatu yang menakutkan, sesuatu yang akan membawa berita buruk, walau demikian ia tidak ingin mengakui kalau pikirannya sudah mulai percaya kepada hal-hal tahayul.

Langsung Bu Tutti membuka galeri dan video, ada beberapa video dengan sosok Elis di tampilannya, Lalu ia menggeser ke bawah dan terlihat video Ratna.

PLAY !

Dengan latar belakang dapur, di depan meja makan terdapat Ratna dengan rambut yang berantakan, mata merah sedang duduk memangku Andra di paha kiri, dengan asik tangan satunya  menegang rokok yang masih membara, Ratna menghisap rokok itu dengan nikmat, setelah beberapa saat dari mulutnya keluar asap rokok lalu di tiupkan ke kepala Andra, asap putih itu berhembus mengelus lembut wajah Andra lalu menyatu dengan udara.

Bu Tutti kaget, sebagai guru ia merasa geram dengan apa yang dilakukan Ratna, namun emosinya tidak bisa mengalahkan rasa penasaran tentang ancaman yang Ratna ucapkan, kini ia mencoba memutar video yang kedua.

PLAY!

Masih dengan situasi yang sama.

Ratna berteriak dengan rokok di tangan kanannya, mengacung keras ke arah camera, "Heh, Joni BRENGSEK, balikin uang gw, BANGSAT kamu, PERAMPOK."

"Balikin atau anak loe gw siksa sampai mati," dengan suaranya yang kini serak, lalu Ratna menyudutkan rokok ke tangan Andra, seketika itu Andra menangis sangat kencang, meronta-ronta memegang tangan yang kesakitan itu.

Dengan airmata yang jatuh ke layar handphone, Bu Tutti menghentikan video itu padahal masih tersisa beberapa detik lagi, tubuhnya sudah tak mampu untuk melanjutkan videonya.

Betapa malang Andra, hidup hanya untuk menjadi sandera bagi Ibunya sendiri, mungkin sampai saat ini Andra masih mendapatkan perlakuan yang sama, sampai Ratna terpenuhi keinginannya.

"Silahkan diminum neng," suara Mbah Murni sendu sambil menaruh teh hangat ke atas meja.

Bu Tutti yang saat itu terbengong menjadi kaget dengan suara gelas yang beradu dengan meja kayu, segelas teh hangat memang obat untuk menenangkan diri, Bu Tutti sangat berterima kasih atas pengertian dari Mbah Murni.

Bu Tutti meneguk kembali teh hangat itu, dan ketika diangkat sangat terasa bahwa tehnya masih dalam keadaan panas, namun mengingat hati Bu Tutti sedang penuh dengan emosi, ia tanpa ragu minum teh panas itu sehingga melepuh lidahnya.

Mbah Murni hanya diam, terlihat Mbah Murni ingin melanjutkan percakapan, namun mengingat tadi ia diacuhkan kini mencoba mengambil waktu yang tepat untuk memulai obrolan.

Bu Tutti langsung mengirim video Ratna itu ke handphonenya, lumayan besar ternyata, sehingga memiliki estimasi waktu 10 menit.

"Setelah kematian Elis, Ibu pindah dari rumah susun ke sini, Ibu ingin pisah dari semua kenangan yang ada di rumah itu..." dengan suara yang getir dan mata yang basah Mbah Murni melanjutkan, "...Ibu sedih dan marah jika mengingat kembali semua, masalah yang Ratna dan suaminya punya, akhirnya membawa dampak buruk ke kami, sampai puncaknya anak saya kecelakaan dan meninggal, Ibu tidak tahan lagi, akhirnya mencoba hidup baru disini dengan suami."

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang