Andra

824 43 3
                                    

Dimalam ini, di rumah Andra berbaring dikasur, karena ia belum mengantuk biasanya ia bermain dengan mainan yang ia sembunyikan di ranjangnya.

tak lama kemudian ia mendengar suara ketawa meringis :

"Hihihi..."

dalam benak Andra berkata, "Mamah"

dengan  penasaran ia beranjak dari kasurnya dan coba mengintip ke luar, kebetulan pintu kamar Andra memang tidak bisa tertutup, ia berdiri lalu dilihat ke arah kamar Ratna.

dengan suara yang sedikit berbisik Andra berkata, "Mamah"

Namun Ratna diam saja tanpa geming, dan dilihatnya Ratna sedang duduk di depan cermin sambil membawa pisau besar yang diarahkan ke cermin sambil bermonolog :

"Mati kamu Joni, kemana kau ambil uangku BANGSAT", dengan suara penuh dendam.

"Hihihi...", dilanjutkan oleh suara ketawa yang meringis.

"Kamu mau Andra ya Joni? bagaimana kalau ku berikan untukmu mayatnya, haha..."

"Ayo kita bunuh Andra... hihi"

"Setelah itu kita mati bersama... haha"

"Tapi..."

"Tapi aku mau kalau aku nanti mati tetap terlihat cantik.", sambil terdengar suara memelas Ratna.

"haha.. iya-iya kita pasang make-up yang paling cantik sekarang", dengan suara puasnya.

lalu Ratna hanya terdiam di depan cermin tanpa berbicara apa-apa, hanya menatap kosong dengan piasaunya di tangan.

melihat itu membuat Andra ketakutan, dan duduk dengan badan gemetar, mengingat Andra memiliki trauma beberapa penyiksaan yang dilakukan Ratna, dalam pikirannya sesaat lagi ia akan memiliki rasa sakit yang tak bisa ia bayangkan.

lalu terdengar suara nyanyian dari dalam kamar Ratna,

dilihatnya Ratna dengan lihai mengoleskan lipstik di bibirnya yang pucat.

Andra segera keluar kamar dan berjalan ke arah pintu luar dengan pelan.

beberapa saat ketika dipintu, ia mencoba meraih gagang pintu dan membukanya, ia mencoba untuk meraihnya, namun hanya ujung jari saja yang terjangkau, ia masih mencoba sekarang dengan mengangkat ujung jari kaki, agar ia bisa lebih tinggi, ia berhasil menggengam gagang pintu itu, namun ketika ia mencoba membukanya, pintunya gagal untuk terdorong.

lalu terdengar suara kaki dari kamar Ratna,

terdengar suara pintu kamar Andra dan Ratna berkata dengan lembut

"Andra bangung nak", Ratna menggunakan gaun putih kesayangannya itu, dengan menggengam pisau yang ia coba sembunyikan di belakang punggungnya.

melihat Andra yang tidak dikamarnya, membuat Ratna panik dan mencoba memutar kepalanya ke segala arah untuk mencari Andra, sampai pada pandangannya tertuju pada pintu keluar, dan disana ia melihat Andra sedang mencoba keluar dari rumah.

Ratna segera berlari untuk mengagalkna Andra sambil ber-teriak "Mau kemana kamu BANGSAT!"

dalam hitungan detik pintu Andra berhasil membuka pintu itu dan berlari kelorong luar rumah, dikarenakan terlalu kecil celah pintu yang terbuka itu, kaki Andra terhimpit daun pintu, dan berguling kedepan.

Andra mengangis memeluk kakinya kirinya menahan sakit luka yang berdarah segar diakibatkan terbentur dengan lantai, dari belakang pintu terdengar suara Ratna yang tertawa dengan puas.

Ratna membuka pintu, dan matanya tertuju pada Andra, kini Andra dan Ratna saling tatap menatap, Andra dengan tatapan memelasnya dan Ratna dengan tatapan penuh dendam itu.

Semakin Ratna melihat Andra semakin pula teringat dengan Joni, dan semakin membara nafsunya untuk menghabisi Andra.

Setelah tatapan itu, Andra langsung bergerak lari, tanpa ia sadari andrenalin dan rasa takut yang dihasilkan dari tatapan mata Ratna itu, menghilangkan rasa sakit di kakinya.

dengan seluruh kekuatanya ia lari menyusuri lorong rumah rusun, entah saat ini pukul berapa sepertinya tetangga-tetangga tidak ada yang peduli, atau memang suara mereka tidak begitu terdengar dikarenakan pekaknya suara televisi, dilanjutkan dengan Ratna berjalan santai ditemani tertawanya yang ia sembunyikan walaupun begitu suaranya masih bisa lolos dicelah antara bibir atas dan bibir bawah.

setelah lari beberapa saat Andra berhenti dan melihat kebelakang, ia melihat Ratna berjalan menurut langkah kakinya, jarak Ratna masihlah jauh, ketika ia ingin melanjutkan untuk lari ia merasakan sakit di pergelangan kakinya, ternyata tak hanya dengkulnya yang berdarah tetapi kakinya jg terkilir.

dengan langkah kecilnya ia berjalan terseok-seok sambil menyeka air mata yang tergenang dimatanya, tak seberapa jauh melangkah Andra terjatuh dan merengek keras menunggu bantuan dan perhatian entah kepada siapa, ia kembali menjadi Andra anak kecil biasa seperti yang lainya.





Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang