Sukma

2.8K 129 2
                                    

Dipagi yang cerah namun tidak bagi Ratna, matahari itu telah dicuri oleh mantan suami, seorang yang pernah bersinar di hari-harinya, kini ia benci untuk bekerja, benci mencinta, benci bangun tiap paginya, benci untuk semuanya.

Uang yang dibawa lari oleh Joni berkisar 70 juta rupiah, ini memang terlihat kecil bagi orang punya, tapi begitu besar bagai berharga nyawa bagi Ratna, belum lagi 20 juta diantaranya adalah hutang dari bank, yang sudah menggunung bunga dan dendanya.

Uang itu ialah uang kemenangan yang didapat dari Sukma, Ibu tirinya setelah 20 tahun Ratna menunggu dengan sabar, dengan getir, menunggu Sukma tua dan lemah, sehingga tabungan Sukma yang selama ini ia simpan, mudah direbut paksa oleh Ratna.

Sebetulnya Ratna tidak pernah terpikir untuk merampas harta Sukma, hanya saja sosok pahlawan bernama Joni, telah memikat Ratna dengan cerita cintanya dan janji bahagia selamanya, hidup mandiri setelah sampai jakarta.

Malangnya wanita lugu ini, tidak salah ia berharap bahwa cinta bisa abadi selamanya karena ia hanya tau untuk bekerja keras di ladang.

Cinta pertama memanglah spesial, semua tentang pengalaman pertama selalu terkenang dihati, selalu melayang di angan-angan.

Sesampainya pasangan ini di Jakarta, Joni bekerja di bengkel motor yang lumayan banyak pengunjungnya.

Sedangkan Ratna yang saat itu hanya bisa pekerjaan rumah dan ijazah SMP, ia menjadi tukang cuci langganan, terkadang menjadi tukang bersih-bersih paruh waktu, semua berjalan baik, bahkan Ratna pun mengambil paket C setara ijazah SMA.

Namun seperti roda, kini nasib mereka sedang diuji, tak lama Ratna bertemu Murni, Murni bagi Ratna sudah bagai sahabat sekaligus Ibu sendiri.

Tak jarang Ratna bermain ke rumah Murni setiap bulan bahkan terkadang setiap minggu, mereka bercerita tentang nostalgia, bagaimana hidup di ibukota dibandingkan dengan di desa.

Hingga akhirnya Ratna mulai cepat merasa capek, pinggangnya yang sering pegal, ternyata Andra disaat itu mulai tumbuh, baru menjadi darah.

Lantas Murni pun tahu hal ini, dan menyarankan untuk tinggal disebelah rumahnya, hitung-hitung jika Ratna sedang sendiri ada Murni yang bisa membantu.

Namun ketika mereka sudah pindah, Murni malah sering absen ketika dimintai tolong, atau mungkin Ratna memang sudah terlalu sering menyusahkan Murni, karena ini adalah kehamilan pertamanya.

Ratna pun sesekali ketemu Elis, walaupun hanya pada malam hari, disaat Ratna mengantarkan lauk ke Murni. Pertama kali Ratna melihat Elis, ia begitu iri dengan Elis, bukan karena kecantikannya ataupun rambut panjang dicat berwarna putih, kulit yang mulus, Ratna iri akan kesempatan yang Elis punya untuk menjadi apa yang ia inginkan, seorang gadis kota yang mandiri, bisa melakukan apa yang ia inginkan, tidak terikat oleh suami apalagi anak, belum lagi umur mereka tidaklah jauh beda.

Setelah kehamilan Ratna sudah mulai besar, Ratna sudah tak lagi bekerja, mengandalkan pendapat dari Joni saja tidaklah cukup.

Namun bagi Joni ini adalah kesempatan bagus untuk merayu Ratna, agar mempercayai dirinya memberikan tabungan Ratna untuk membuka usaha bengkel. Banyak janji yang telah Joni ucapkan agar uang itu ada ditangannya, dari rasa takut nanti akan mengeluarkan uang besar untuk persalinan, sampai janji akan pindah ke rumah yang lebih besar dengan mobil di garasinya.

Karena desakan itu Ratna mulai luluh dan memberikan tabungannya itu untuk Joni memulai usaha bengkelnya sendiri.

Sebulan setelah itu kehidupan mereka menjadi sedikit lebih baik, walaupun terlihat mencurigakan dalam waktu singkat usaha yang Joni jalani bisa sukses begitu saja, tetapi karena Ratna gadis kampung biasa, semua terlihat normal.

Ketika Ratna tanya dimana ruko bengkelnya berada, Joni hanya bicara, "Nanti kita kesana jika kamu sudah lahiran ya," dengan suara manis Joni hanya bisa menjawab dengan janji yang lain.

Ketika perut Ratna sudah membesar, seketika itu pula Joni sering pulang larut malam, pernah suatu malam dengan perutnya yang besar Ratna menghampiri Joni di ruang Tamu dan bertanya, "Memangnya urusan kerjaan apa mas? sampai pulang larut malam terus?"

Joni menjawab sambil mengelak, "Biasa urusan bengkel, aku kasih tau juga kamu enggak ngerti."

Merasa direndahkan dan diacuhkan Ratna menjawab dengan suara agak tinggi, "IYA, memangnya urusan apa mas ?"

Seketika wajah Joni menjadi merah, dengan suara tinggi dan mata merah, ia berkata, "AKU KAN SUDAH BILANG TADI, BEGO AMAT SIH, LAGIAN INIKAN GARA-GARA KAMU, AKU KERJA BEGINI."

Ratna langsung masuk ke kamar dengan menahan air mata agar tidak jatuh kelantai, ia langsung tidur di kasur dan menutup wajahnya dengan bantal, namun begitu suara sedu masih saja terdengar di telinganya.

Iya berjanji, sudah lama sekali ketika masih hidup dengan Sukma agar tidak menangis lagi, agar bisa mandiri, namun sepertinya memiliki cinta, memiliki seseorang yang dijadikan sandaran membuat dirinya lemah tidak sekuat dahulu ketika ia masih bersama Sukma.

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang