Mobil

4.4K 189 1
                                    

Sampailah Bu Tutti ke ruang tunggu, ternyata Andra sedang bermain dengan mobil-mobilan yang disediakan oleh sekolah.

Mengingat kejadian tadi pagi, Bu Tutti menghela nafasnya, dalam hati berujar, sepertinya bakalan panjang, ada apa dengan Andra.

Sambil berjalan menghampiri Andra, Bu Tutti menyapa, "Halo Andra..." sesampainya di sebelah Andra, "Andra, belum mau pulang?" Andra menjawab, "Belum Bu Guru, Ibu belum jemput."

Bu Tutti berpikir sejenak sedikit bimbang dia berkata, "Bu Tutti antar ya?" Tanpa pikir panjang Andra menjawab, "Iya Bu."

Bu Tutti pun kembali berpikir, dengan tatapan kosongnya, antar kemana ya? Ibunya kan lagi enggak ada di rumah.

Dengan sedikit kagok Bu Tutti bertanya, "Kalau ibu Andra tidak ada di rumah, biasa Andra main di rumah siapa ?" dengan agak malu Andra menjawab, "Ke samping rumah Bu, ke Tante Elis."

"Yasudah kita ke sana ya, Andra tunggu di sini dulu." ujar Bu Tutti yang setengah berdiri. Bu Tutti lalu pergi ke perpustakaan yang berada di sebelah ruang tunggu siswa.

Di bukalah komputer perpustakaan, lalu Bu Tutti membuka aplikasi guru, di masukkan lah username dan password, lalu melihat biodata Andra, ternyata lokasi rumah Andra di rumah susun permata, satu jalur dengan arah rumah Bu Tutti. Dilihatnya biodata orang tua, hanya terisi nama Ratna sebagai ibu, lalu di simpan nomor handphone Ratna oleh Bu Tutti.

Lari lah Bu Tutti ke tempat Andra semula. "Hayo Andra," ajak Bu Tutti, selagi Andra bersiap, Bu Tutti mengirim WhatsApp ke Ratna, bertuliskan "maaf Bu Ratna, karena tidak ada yang jemput Andra, saya akan antar Andra."

Datang lah Andra ke Bu Tutti, setelah menunggu sebentar lalu dimasukkan handphone Bu Tutti ke kantongnya sambil berkata, "Hayo Andra," dijulurkan tangan Bu Tutti, "Mana tangan Andra?" ditangkap lah tangan
Andra, wajah Andra langsung merah berseri, sungguh bahagia setelah lama haus akan telapak tangan ibu sendiri, kini datang tangan bidadari yang rela, menghilangkan dahaga.

Mereka bergandengan tangan pergi ke parkiran mobil, namun di tengah perjalanan di lihat pundak dan tangan Andra terdapat luka memar, Bu Tutti semakin memperhatikan luka itu, berwarna ungu dan biru, sepertinya ini luka baru, semakin takutlah Bu Tutti untuk berasumsi, karena asumsi yang pertama ternyata sudah terbukti benarnya, luka yang Andra punya mungkin dari ibunya, luka yang di torehkan untuk kesialan di hari senin, luka marah ibunya kepada dunia.

Dengan adanya luka itu Bu Tutti menjadi lebih takut untuk lebih dekat dengan Andra, semua orang tidak ingin dapat masalah, apalagi harus berurusan dengan aparat kepolisian, itu hal yang merepotkan, namun bagi Bu Tutti Andra adalah amanah karena setengah harinya dari Andra ada di sekolah ini.

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang