Kencing

3.7K 167 0
                                    

Di tengah malam yang sunyi,  jangkrik pun sudah tak bersua lagi, padangan ke depan hanya ada gelapnya ruang, hanya bulan yang bisa menerobos ke sela-sela jendela.

Dengan perasaan yang tak menentu, Andra membuka mata, dengan tatapan yang kosongnya menambah kebingungan pikiran dan ke tak jelasan perasaan, kenapa aku ada di kasur, bukannya aku tadi pulang dari rumah Tante Elis, walau begitu bingung tak karuan, ada satu yang membuat Andra membuka mata, yaitu rasa kebelet kencing yang sudah di ujung tongkol, sudah di ujung jurang.

Andra bangun dari kasurnya masih dengan tatapan kosong dan pikiran bingungnya ia berjalan ke arah kamar mandi dengan sendirinya, semua tanpa cahaya namun langkah kaki seperti paham kemana harus mencari kamar mandi, ketika Andra sudah memegang pintu kamar mandi yang hendak di bukanya, ketika itu dia sadar bahwa TV masih menyala, dia mendengar suara TV yang hanya semut isinya, "Krekkss krekkss." merasa heran timbul rasa penasaran pada diri Andra, kenapa ada TV yang menyala? yang tadinya ingin melepaskan hajatnya Andra, kini ingin membuktikan dengan mata.

Sambil sedikit meraba tembok Andra berjalan perlahan ke sumber suara.
Semakin ia mendekat semakin tinggi rasa penasaran namun semakin cepat detak jantungnya.

Dilihatnya TV yang menyala sendiri di ruangan yang tak ada cahaya itu, kecuali cahaya dari TV, namun ketika ia menggerakan kepalanya untuk melihat ke sofa, terdapat seorang wanita dengan gaun malam yang tersamarkan warnanya karena gelapnya suasana, namun bisa dipastikan ada yang sedang menonton TV dengan siaran kosongnya.

Saking bingungnya Andra siapa yang di sana, dengan suaranya yang pelan dia berkata, "Tante Elis?" seketika Andra menutup mulutnya, kenapa harus ku tanya, siapa dia?, kenapa aku di sini.

Bagai nasi sudah menjadi bubur, waktu tak dapat di ulang mundur, wanita dengan gaun malam itu menengok ke arah Andra, sambil senyum dan suara yang cekikikan berkata, "Andra? ... Hi hi."

Tanpa pikir panjang Andra langsung berlari, ke kamarnya rasa kebeletnya kini sudah tiada tertimpa dengan rasa takutnya.

Sambil menutup badannya dengan seprei dan kakinya yang di tekuk, Andra mengigil saking takutnya, berharap wanita itu segera tiada, Andra memejamkan matanya berharap terlelap tapi ternyata tidak bisa, karena dia baru saja bangun tidur.

Namun kebosanannya akan ketakutan membuatnya sedikit bisa merasakan kantuk, Andra mulai bisa menghilangkan kesadarannya, ketika dia segera terlelap.

"Hush..." terdengar suara di telinga, namun Andra mencoba tak bergerak di kasur nya, "Hush..." seketika Andra dengan sekuat tenaga untuk menutup matanya, jantung Andra berdebar keras hingga ia dapat mendengarkan suaranya, saat ini badan Andra menggigil namun suara aneh itu masih tetap bergema.

Tiba-tiba Andra merasakan kehangatan, yang awalnya berasa hangat kini menjadi sedikit panas, air keluar di antara paha Andra, menghangatkan daerah paha dan menjulur ke punggung melalui kasur yang basah.

Suara aneh itu sudah berhenti, Andra ingin membuka matanya dan melihat apakah makhluk itu sudah tiada? dalam hati Andra dilema, biarkan rasa penasaran ini tenggelam atau membuka mata tanpa tahu penyesalan seperti apa yang akan didapat.

Andra membuka matanya perlahan-lahan, seorang bocah laki-laki tidaklah salah memuaskan penasarannya walau kadang salah, dilihat sebelah kanannya, ternyata tidak ada apa-apa, lalu bola matanya mencoba mencari yang lain, segara dilihatnya semua penjuru arah, seperti candu Andra selalu melihat sekelilingnya setiap saat.

Andra merasa aman, namun ia lupa suatu tempat yang belum diperiksa, dia belum meriksa bagian bawah kasurnya, karena dia hanya melihat dengan kepala tegak ke atas, sesaat di ingin duduk dan melihat bawahnya, tetapi hati berkata tidak, namun pikiran berkata sebaliknya, agar Andra bisa tidur tanpa rasa was-was, dia beranikan untuk mengecek bawah.

Andre memutar badannya dalam keadaan tengkurap, dia lihat tak ada yang istimewa, akhirnya bisa lega, nafasnya sudah normal, dia putar kembali badan agar bisa keadaan terlentang, ketika dia membalikkan badan wanita dengan rambut yang terurai berantakan itu sudah ada di depannya.

Dengan begitu Andra tak sadarkan diri kedua kalinya.

Wewe Gombel [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang