14. Pelarian

44 6 0
                                    

Pagi ini Rahma terbangun dengan badan yang sakit serta kepala nya yang terasa pusing

Untuk kesekian kalinya rahma tidur di lantai. Rasa sakit dibadan nya yang dia dapat kan tak sebanding dengan dihatinya

Entah kesalahan apa lagi yang dia perbuat, bukan kah putra sudah tau kalau persoalan waktu itu hanya kesalah pahaman saja?

Lalu mengapa putra kembali menyiksa batin nya? Bukankah harusnya saat ini Dia dan putra berbagi kehangatan dari tubuh mereka?

"Hiks! "  satu isakan lolos di bibir rahma

Sebenarnya menangis adalah hal yang paling dibenci oleh rahma karena menangis membuat nya terlihat cengeng apalagi jika orang lain melihat, rasanya sangat memalukan

Tapi, bukankah saat ini rahma di kamar sendirian? Dengan tenaga yang tersisa rahma kembali menangis dengan kencang sampai rasanya pita suara nya akan putus setelah ini.

Tok..tok..tok

"Rahma? Kamu udah bangun nak?" Tanya bunda dari luar pintu kamar rahma dan putra

"Nak? Kok pintunya dikunci sayang?" Tanya bunda

"Ahma buka dong bunda mau nganterin sarapan kamu nih" ucap bunda dengan nada merayu

Seolah-olah dia tak mendengar apapun rahma masih diam ditempatnya tak bergeming sedikit pun.

Rahma berusaha menormalkan suara nya agar tak terdengar seperti orang habis menangis..

Setelah menormalkan suara nya, rahma berusaha berbicara dengan Biasanya

"Buka aja bun kata sandinya tanggal lahir putra sama aku" ucap rahma yang setengah teriak

Tak sampai 5 menit bunda sudah ada di dalam kamar rahma dan putra

"Ya Allah Rahmaaaa" pelik nunda yang terkejut dengan kondisi rahma bahkan penampilan nya lebih buruk dari pengamen di angkutan umum

Dengan tergesa-gesa bunda meletakan nampan yang berisi sarapan untuk rahma  yang tadi dibawa nya

"Ya Allah nak, kamu kenapa tidur di lantai, ayo bunda bantu ke kasur kamu" ucap bunda sambil membantu rahma berbaring dikasurnya

"Ya Allah kamu demam, ke dokter aja ya?" Tanya bunda yang sedang mengecek suhu tubuhnya

"Gausah bun aku baik-baik aja" ucap rahma sambil duduk dari tiduran nya

"Baik-baik aja gimana kamu demam tinggi sayang, ya?" ucap bunda yang mendesak rahma agar mau diperiksa dokter

"Bun, aku mau Ke kamar mandi dulu" ucap rahma yang bangkit dari duduk nya meninggalkan bunda yang sedang menahan air matanya

Rahma Prov.

Saat aku tidak melakukan apapun yang sangat dibenci mu, mengapa kamu meninggalkan ku.

Saat kebenaran terungkap apa segitu buruk nya aku sampai kau menghindari ku?

Saat aku bahkan tak mengganggap dirimu disekitar ku, mengapa kamu berlari sangat kencang agar aku melihat mu?

Apa....

Apa sebercanda itu cinta?

Apa sekanak-kanak itu pernikahan? 

Hidden Attack [ON GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang