4. R & S | Bercinta (21+)

1.3M 21.9K 480
                                    

Sella meremas ujung roknya dengan perasaan gugup

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sella meremas ujung roknya dengan perasaan gugup. Suasana tegang menyelimuti setiap sudut ruang yang terbuka. Duduknya pun tampak gelisah saat Romeo memaksanya untuk duduk di sampingnya.

"Aku melakukan apa yang seharusnya aku lakukan." Suara itu terdengar tegas dan santai, padahal yang dihadapinya saat ini terlihat begitu beringas dengan kedua tangan terlipat ke dada.

"Kenapa Sella ada di ruanganmu? Dia seharusnya sekolah kan?"

"Dia tidak cukup fit untuk sekolah, Pa." Romeo tiba-tiba mengusap lembut puncak kepala Sella. Diciumnya dengan kecupan manis yang berhasil membuat Sella terkejut.

"Wajahnya merah padam dan seperti yang bisa Papa lihat, dia baru saja menangis." Romeo berkata lembut untuk pertama kalinya kepada Sella. Bahkan sapuan lembut di pipinya, membuat Sella terpana.

"Kalau dia sakit, seharusnya kamu membiarkannya istirahat di rumah, Romeo." Raka meragukan ucapan putra sulungnya.

"Papa sendiri yang memintaku untuk menjaganya. Kapanpun dan dimanapun Sella harus disisiku." Romeo menjawabnya dengan nada yang masih sama, "Itu yang Papa katakan kepadaku."

"Lalu kenapa kamu memukul Wira?" Tanya Raka dengan topik yang berbeda namun tatapannya masih menaruh curiga kepada Romeo.

"Roni datang ke ruanganku saat aku sedang rapat direksi." Pupil mata Romeo perlahan mulai menggelap, dan Raka melihat perubahan emosi itu di antara ketenangan Romeo yang terkontrol.

"Tua Bangka itu hampir saja memperkosa Sella, dan itu semua karena Wira begitu bodoh dengan mengizinkannya masuk ke dalam ruanganku." Kata Romeo dengan suara sarkas yang disengaja.

"Ma-maaf Tuan!" Wira buru-buru minta maaf di antara wajahnya yang babak belur.

"Memperkosa?!" Raka tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar, "Benar begitu, Sella?"

Sella meremas semakin erat ujung roknya. Matanya berair tanpa disengaja. Sella tiba-tiba kembali merasa takut jika mengingat apa yang baru saja terjadi. Wajah tua penuh nafsu yang hampir saja merenggut kesuciannya memenuhi memorinya yang dipenuhi tekanan buruk, "I-iya..."

"Ya Tuhan!" Raka mengusap wajahnya yang lelah. Baru saja kembali dari dinas yang melelahkan, Raka tiba-tiba harus mendengarkan berita buruk itu.
Raka menarik diri dari kursi dan berjalan mendekati tempat Sella duduk. Ditangkupnya wajah Sella dengan penuh kekhawatiran, "Papa begitu ceroboh. Papa tidak bisa menjagamu dengan baik."

Sella menggenggam tangan Raka, "Papa sangat baik kepada Sella. Papa sudah membawa Sella dari panti asuhan dan mengasuh Sella sampai tumbuh besar... Itu sudah lebih dari cukup..." Sella berkata tulus.

"Jangan takut untuk mengatakan apapun kepada Papa, Sella. Jika kamu mengalami bentuk pelecehan apapun, katakan kepada Papa." Raka memberikan tatapan penuh ibanya kepada Sella, "Papa akan membuat perhitungan kepada mereka! Papa janji!"

Romeo & Sella [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang